Di tempat yang penuh konflik.
Terlihat seorang anak yang bajunya lusuh, berjalan gontai di tengah gempuran serangan antar dua kubu yang saling menyerang. Anak itu tubuhnya penuh luka dengan setengah sadar berjalan tanpa tahu arah yang akan dituju.
"Ayah... Ibu..." Tatapannya hampir setengah sadar, bahkan tubuhnya serasa mati rasa, ia hanya memandangi tempat sekitar dimana semua yang ada di sekitarnya luluh lantak, bangunan hancur, asap dan api mengepul dimana-mana. Ia terus memanggil-manggil orangtuanya cukup pelan karena tenaganya sendiri sudah cukup terkuras untuk mempertahankan kesadarannya.
Sampai kemudian di depannya ada sebuah robot cukup besar yang menghadangnya. Anak itu mulai memperlihatkan wajah ketakutan begitu menyadari robot itu mulai mengarahkan senjata besarnya ke arah tubuhnya.
"Warga lokal Primurie ditemukan, persiapan menembak, tidak boleh ada saksi." Begitu robot itu mulai mengisi energi di senapannya, anak itu hanya mampu mematung sembari mata terbelalak, membuatnya ketakutan karena ia sendiri sadar bahwa itu akan menjadi akhir baginya jika terkena.
Namun kemudian,
Dar!
Sesosok pria dengan pakaian ketat dan elegan dengan baju yang cukup mencolok melakukan tendangan pada robot tersebut hingga terpental dan hancur.
"Kau tidak apa-apa gadis muda?" Pria itu mendekat dengan memakaikan jubahnya kepada anak tersebut, pria itu tersenyum dengan gagahnya, "Kau aman sekarang, karena pahlawan keadilan ini telah datang."
"Siapa?"
"Panggil saja, Sevensteps!"
Namun robot lain mulai menyadari keberadaan mereka berdua, robot-robot itu dengan gerakan yang cepat mulai mengepung gadis yang dilindungi oleh pria yang menjuluki dirinya Sevensteps.
"Jangan khawatir gadis muda, aku akan menyelesaikannya kurang dari 30 detik, siapa namamu?"
"Nakhwa."
"Oke." Sevensteps mulai berdiri sembari menggendong gadis muda tersebut. Ia membusungkan dadanya dengan penuh percaya diri, "Dengar kalian para penjajah yang tidak tahu diri! Kalian pikir bisa menang dengan dukungan negara adidaya lainnya dan peralatan tempur yang mumpuni? Kalian salah besar! Karena aku sudah disini, maka riwayat kalian sebagai penjajah akan berakhir!"
Dengan mengambil kerikil kecil di sekitar, jarinya langsung menghempaskan kerikil itu ke bagian vital robot-robot tersebut hingga robot itu pun tumbang.
Tak cukup sampai disitu ia kemudian berlari menghancurkan robot-robot lainnya ia kemudian menyelamatkan warga lain yang terjebak reruntuhan, menghancurkan tiap peralatan tempur di kedua kubu yang saling menyerang.
Kubu yang menggunakan robot dan peralatan perang canggih benar-benar tak berkutik di hadapan kekuatan super yang dimiliki oleh Sevenstep. Hanya butuh waktu beberapa menit, puluhan peralatan canggih hancur, dalam waktu beberapa jam menjadi ratusan.
Hingga tak sampai sehari, seluruh peralatan tempur berhasil ditaklukkan oleh Sevensteps, ia menuju puncak gedung dan mulai berbicara keras.
"Kalian para penjajah, jika berani menginjakkan kaki di tempat ini lagi! Aku tidak akan segan-segan meratakan teknologi perang kalian, jika kalian masih punya akal pergilah darisini!" teriaknya keras kepada pasukan manusia yang masih tersisa, mereka pun mulai kabur setelah seluruh senjata mereka diratakan.
***
Di sebuah gedung tinggi yang besar dan sebagiannya rapuh, nampak seorang perempuan sedang memperbaiki senapannya, ia mencoba memasang perangkat lain untuk memperkuat senapannya dengan beberapa peredam dan cabang peluru, sesekali mencoba mengarahkannya ke berbagai tempat untuk mencoba memastikan kemampuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Travel in a Different Sky
FantasíaHidupku terasa hampa dan melelahkan. Meskipun sudah melakukan segala sesuatu sebaik mungkin, aku masih terjebak dalam dunia korporasi, ekonomi, dan politik yang monoton. Tidak ada lagi orang yang percaya padaku, terutama setelah aku dipecat karena f...