117. Belajar Tak Harus Dengan Ahlinya_

5 0 0
                                    

Hari berikutnya, lapangan istana, di sore hari.

Mikka mulai mengajarkan sihir terbang kepada Bella, Neil, Lina, dan juga Silya. Pada awalnya Mikka hanya ingin mengajarkan kepada Bella, namun kemudian mereka bertiga malah tertarik untuk belajar, jadinya Mikka mau tidak mau mengajar mereka berempat sekaligus.

Dengan wajah yang agak terbebani namun tetap mencoba untuk berpostur tegap, Mikka mulai menjelaskan apa yang baru saja diajarkan Pinova kemarin. "Dengar ya, aku hanya akan menjelaskannya beberapa kali, kalian hanya perlu mengucapkan mantera dengan menggambarkan pola sederhana di tangan kalian dengan tinta ajaib ini." Mikka membawa sebuah bolpen, sebetulnya bolpen itu dibeli dari skill milik Sonra, lalu dimasukkan energi sihir oleh Pinova sehingga bolpen itu memiliki daya magis sebagai katalis mantra. Ia lalu menyerahkan bolpen itu kepada Lina untuk mulai menggambarnya dengan kertas berpola yang ditunjukkan oleh Mikka.

Sebenarnya, Mikka sendiri cukup ragu mengajari mereka terlebih karena ia baru kemarin mendapat informasinya, namun Pinova sendiri memaksa Mikka agar mengajari mereka dengan metode yang ia berikan sebab Pinova berkata pada Mikka bahwa diri Mikka sendiri yang lebih paham, karena lebih lama mengenal mereka.

"Kenapa kesannya malah cukup menyulitkan begini? Apa tidak bisa langsung terbang saja?" tanya Bella.

"Oh iya... Apa simbol ini seperti pengisian daya, apa dayanya bisa habis?" Belum sempat Mikka menjawab, langsung muncul pertanyaan baru dari Neil.

Sesaat kemudian Lina pun juga bertanya. "Apakah ini mudah dihapus atau bisa menimbulkan iritasi?"

"Bisakah kalian bertanya satu-satu?" Mikka yang merasa diberondong pertanyaan agak kuwalahan harus berkata seperti apa, sebab apa yang ia harapkan sebenarnya mereka langsung melakukannya tanpa banyak tanya. Karena fokus yang ingin ia capai dalam pengajaran kali ini adalah agar mereka dapat merasakannya.

Namun karena saat ini ia adalah seorang guru, ia tidak bisa protes. Apalagi ini juga untuk kemajuan dari teman-temannya yang memintanya untuk diajari.

Ia pun kembali berkata. "Tapi baiklah, pertama anggap saja dirimu adalah cangkang yang kosong, jadi kamu butuh pembiasaan dahulu dengan mengaliri energi sihir melalui media, lalu pertanyaan kedua itu takkan habis, karena seperti yang kujelaskan sebelumnnya, itu hanya semacam media penghantar, lalu yang ketiga, itu hanya tinta biasa, dan paling hanya akan digunakan tiga sampai empat hari, jadi setelahnya kita tidak akan menggunakan itu, kalian paham?"

"Oh, jadi sihir adalah sesuatu yang ada di sekitar sehingga ini seperti memanfaatkan energi sekitar?" tanya Neil.

"Kurang lebih sederhananya seperti itu walaupun tidak seperti itu."

"Kalau begitu praktekan kau dulu yang mulai!" seru Bella dengan nada yang cukup heboh. "Bisa saja ini tidak bekerja kan? Dan sebelumnya kau bilang baru mempelajarinya kemarin, bagaimana kalau ada efek sampingnya."

"Aku memang berniat begitu..." Mikka nampak menghembuskan napas beberapa kali, bukan karena persiapan melainkan cukup merasa lelah meski belum sampai setengah jam ia mengajari mereka, lalu kemudian ia kembali berkata, "Aku akan memperlihatkannya pada kalian, begini-begini aku tidak mungkin membahayakan temanku sendiri demi pembelajaran yang belum tentu keberhasilannya. Tadi malam aku sudah mencobanya, tapi akan kupraktekan kembali."

Mikka kemudian memakai sarung tangan, lalu menggambar diagram sederhana yang sama dengan mereka berempat. Namun itu membuat Bella terpancing untuk bertanya, "Kenapa kau memakai sarung tangan?"

"Berbeda dengan kalian berempat yang tidak memiliki energi, aku sudah memiliki dua jenis, jika aku memakai yang ketiga, itu akan membuatku mengalami semacam overheat."

Travel in a Different SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang