Barang di dalam tas jadi berserakan, itu benar-benar gila, seperti melihat hantaman rudal dari dekat. Untungnya tempat ini tidak terpengaruh dengan segala sesuatu yang terjadi di balik penghalang.
Aku juga hanya mengalami luka gores sebab jatuh di rerumputan, andai saja di belakang sini adalah batu-batuan, sudah pasti akan mengalami luka yang agak berat.
"Tadi itu hampir saja," ucapnya sembari memasuki penghalang tanpa menoleh ke arahku.
"Kau sudah mengalahkannya?"
"Iya."
"Bukannya kau babak belur sebelumnya?"
"Bukan hanya dia yang kulawan, serigala itu adalah sisa yang belum kumusnahkan."
Aku melihat ke luar penghalang. Terlihat lubang besar seperti kawah layaknya habis terhantam oleh meteor.
Aku hampir tak percaya serangan itu dilakukan oleh gadis sepertinya, sangat menakjubkan. Setelah melihat sesaat aku kemudian kembali memasuki penghalang. Tubuh dari monster serigala itu kurasa sudah tak bersisa akibat serangan besar yang menimpanya.
Gadis itu bernapas panjang kemudian menyuruhku mengikutinya lagi. Kelihatannya ia tak menyalahkanku.
Setelah itu, ia lalu menunjukkan beberapa tempat yang dapat aku gunakan termasuk dapur, tempat untuk mandi, tidur, dan sebagainya.
**
"Cukup bersih juga tempatnya, apa ada orang lain selain kita?" Aku melontarkan pertanyaan padanya, mengingat Istana seluas ini cukup terawat, hanya ada sedikit debu di berbagai sudut tempat yang kutemui.
"Tidak, hanya aku."
"Kau merawat tempat ini sendirian?"
"Iya, kenapa?"
Sejujurnya aku tak tahu harus bilang apa, aku takjub padanya dapat hidup sendirian di tempat ini, meski dia seorang putri kerajaan.
Aku pikir putri kerajaan hanya selalu mendapatkan pelayanan yang serba instan dari pelayannya.
"Aku hanya merasa kagum padamu."
"Jika tidak ada yang kamu tanyakan lagi, aku akan istirahat lagi."
"Baiklah."
Ia pergi kembali beristirahat, aku menaruh barangku di kamar yang sudah ia sediakan.
Dunia lain, tapi sangat berbeda dari pandanganku, hanya ada dia seorang disini. Rencanaku untuk pulang ke kampung halaman sekarang jadi gagal. Lagipula di kampung halaman juga mungkin akan membebani mereka lagi, mungkin ini merupakan takdir.
***
Langit sore terlihat sangat bergairah, mega kuningnya seolah memandikan segala penjuru tempat ini, penghalangnya seperti sebuah proyeksi besar layaknya sebuah film sci-fi yang menggunakan teknologi canggih untuk membuat rekayasa pada kejadian siang malam dan cuacanya. Tapi mungkin juga ini terhubung di sebuah tempat yang memang sama dengan dunia pada umumnya, tidak di luar seperti neraka sebelumnya.
Saat aku berjalan-jalan menikmati pemandangan sore, tak sengaja aku melihat gadis itu sedang duduk di sebuah kursi memandangi langit senja, aku segera mendekat ke arahnya.
"Maaf soal tadi pagi," ucapku padanya untuk membuka percakapan, ketika aku memandangnya ia seolah memikirkan sesuatu yang cukup rumit.
Kemudian ia meresponku tanpa melihat penuh ke arahku, "Tak apa. Aku juga minta maaf telah membuatmu terlibat."
Meski baru saja bertemu, tadi pagi kami saling berdebat soal pemanggilan itu. Mungkin juga karena pertarungan sebelumnya dan hal yang kami alami membuat mental kami sedikit lelah, sehingga kurang berpikir jernih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Travel in a Different Sky
FantasiaHidupku terasa hampa dan melelahkan. Meskipun sudah melakukan segala sesuatu sebaik mungkin, aku masih terjebak dalam dunia korporasi, ekonomi, dan politik yang monoton. Tidak ada lagi orang yang percaya padaku, terutama setelah aku dipecat karena f...