26 🔞

267 2 0
                                    

Waktu demi waktu berjalan, Vieria mulai merasakan perubahan dari Krisan, yang dulunya penuh perhatian. Semakin hari semakin cuek. Vieria pun mencoba mencari tahu melalui ponsel Krisan dan kaget luar biasa melihat pesan-pesan dan foto-foto vulgarnya dengan wanita lain.

"Apa ini, Kris?," tanya Vieria.

Krisan hanya mengangkat bahu dan terkesan tidak peduli, "she's just my sleeping partner."

"What? Begitu gampangnya kamu bicara hanya teman tidur? Kamu anggap aku apa?"

"Kamu pacarku, Vieria. Tapi jujur aja, dia bisa kasih kebutuhan aku yang kamu nggak bisa."

"You mean sex? Kan sudah kubilang setelah nikah, Krisan. Bukannya kamu juga udah setuju?"

"Well, sorry I can't, Vie. Aku ini laki-laki dan itu kebutuhan dasarku seperti makan."

Wah, egois banget kata-katanya! "Kita berbeda dengan orang luar, Kris. Kita orang Indonesia dan memegang konsep ketimuran, yaitu sex after marriage."

"Kalau begitu kita putus saja. I don't want to marry you now, aku belum siap."

Deg. Hati Vieria tidak karuan mendengar kata putus dari bibir Krisan. Jujur ia belum siap kehilangan Krisan.

"Come on, Kris. Jangan seperti ini, we can find another solution."

"Well... this is the solution, Vie. You are my girlfriend, she is my sleeping partner. Kecuali kalau kamu bisa memberi yang kubutuhkan. Kalau nggak bisa, just accept it or leave it."

"It's not fair!," teriak Vieria. "Kamu selingkuh, dasar brengsek!"

Krisan terdiam, terserah Vieria saja.

Vieria mencoba tenang, menarik nafas panjang dan mengeluarkannya. "Okay, Krisan. Kalau aku melakukan yang kau mau, kamu janji ninggalin dia?"

"Iya."

...

Sejak itulah, Vieria berusaha melayani dan memuaskan Krisan seperti yang pria itu inginkan. Kecuali keperawanannya. Itu harga mati Vieria.

"Oh, oh, Vieria," desah Krisan ketika Vieria mengoral penisnya.

Vieria berusaha menyingkirkan rasa jijiknya demi Krisan, lama-lama ia pun terbiasa setiap Krisan memintanya.

"Oooooooh," desah Krisan menyemprotkan spermanya ke dalam mulut Vieria.

"Telan, Vie." Vieria pun menurut. Saking seringnya menelan sperma Krisan, ia sampai hafal rasa penis dan spermanya.

"Good girl," puji Krisan setiap selesai orgasme di mulut Vieria.

...

Di lain waktu.

"Ah, ah, ah, Krisan, sakiit hiks," desah Vieria ketika Krisan menyetubuhinya lewat anal.

Tidak ada rasa nikmat, hanya sakit yang dirasa Vieria hingga Vieria tidak mau melakukannya lagi. Lebih baik mengoral saja.

Krisan pun mulai semena-mena padanya, setiap bertemu ia meminta dibayarkan ini itu pada Vieria dengan dalih meminjam. Semakin lama Vieria merasa diperbudak Krisan dalam urusan seks dan uang.

Aku seperti wanita tanpa harga diri, pikir Vieria. Tapi ia masih ragu untuk meninggalkan Krisan, karena kadang Krisan masih bersikap protektif, manis dan lembut padanya. Vieria berusaha berpikir positif bahwa ini adalah ujian dalam berpacaran.

...

Hingga suatu hari, Vieria mengetahui bahwa Krisan masih berhubungan dengan wanita yang dulu.

"Krisan, kenapa kamu selingkuh lagi? Aku melakukan segalanya untukmu, but why?"

"Pertama, aku nggak selingkuh. Sudah kubilang, she's just my sleeping partner. Kedua, kamu terlalu kaku dalam urusan seks. Apa kata kamu? Tetap perawan sampai menikah. Tell me what kind of sex without penetration? Jangan membuatku tertawa, Vie! Ketiga, dia jauh lebih baik darimu di ranjang. Sorry."

Betapa sakitnya hati Vieria, ia merasa sudah cukup sabar selama ini.

Vieria menghela nafas sebelum berkata, "kurasa ini akhir dari kita, Krisan. Aku mau putus."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aryan dan VieriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang