47

157 3 0
                                    

"Ya?"

"Kamu... kamu...," Vieria tidak bisa berkata karena malu.

"Aku apa?"

"Itu.. barusan... kamu melakukan itu.. apa karena Ravina?"

Deg! Vieria tahu darimana kejadian Ravina hari ini di kantor? Aryan bertanya-tanya.

Aryan menghela nafas dan menjawab dengan hati-hati, "oke, jujur aku tadi sempat terangsang karena ulah Ravina bertelanjang di kantor. Tapi aku langsung teringat padamu, Vie. Sungguh. Aku menjauhinya dan datang kemari secepat kilat."

Vieria langsung terduduk, "what?? She's what?"

Aryan juga sama terkejut, "kamu mau tanya soal kejadian hari ini kan?"

"Aku mau menanyakan mengenai oral sex barusan, apa Ravina yang mengajarimu?"

"Oh," balas Aryan.

"Jangan oh saja, jelaskan semuanya, Aryan Ibrahim!"

Aryan menghela nafas dan terpaksa menjelaskan semuanya. Vieria cukup kaget Ravina jadi senekad itu, namun tidak marah. Vieria langsung memeluk erat Aryan.

"Thanks for choose to not seducing her... so, selama ini kamu dan dia belum melakukannya kan?"

Aryan menggeleng, "nope, promise."

Vieria merasa lega.

"Terima kasih sudah memberiku kesempatan kedua," ucap Aryan sambil menarik Vieria ke pelukannya.

"Ya, habis mamamu dan Velcro laporan kalau kamu seperti mayat hidup setelah aku pergi," balas Vieria.

"Mama?"

"He eh, waktu itu mamamu menghubungiku sambil menangis. Katanya kangen, dia juga minta maaf karena kelakuan anaknya. Begitu aku tanya kabarmu, mama langsung cerita. Didukung dengan cerita Velcro yang melihatmu langsung."

"You know, Vie. Mereka benar, aku tidak sanggup kehilanganmu lagi. Kamu terlalu berharga," ucap Aryan memeluk erat Vieria.

"Ravina juga sempat menerorku ketika kamu memberhentikannya. Katanya kamu mengabaikannya sama sekali."

"Hah? Dia neror kamu juga?," tanya Aryan kaget dan memandang Vieria. "Are you okay?"

Vieria menggeleng, "sebenarnya aku takut sih, jadi aku blokir dia."

"Nice, Vie. Jangan takut. Aku disini sekarang, oke," ucap Aryan sebelum mencium kening Vieria.

Vieria tersenyum, "jadi.... kamu belum jawab pertanyaanku."

"Yang mana?"

"Soal oral sex. Kapan kamu mempelajarinya?"

Aryan tersenyum, "hanya insting sendiri. Aku ingin melakukannya sejak dulu, tapi aku pikir kamu akan tidak menyukainya."

"Nggak, aku suka banget!" ucap Vieria lantang, akhirnya dia malu sendiri karena keceplosan.

Aryan menyeringai, "kamu menyukainya?"

Vieria pun berteriak ketika Aryan mulai menindihnya lagi, bersiap untuk ronde selanjutnya.

Tanpa mereka sadari, Velcro sudah pulang sejak tadi dan mendengar suara-suara dari kamar Vieria. Melihat mobil Aryan di depan, Velcro sudah bisa menebak apa yang mereka lakukan di kamar. Ia hanya bisa memakai earphone dan menutup kepalanya dengan bantal.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aryan dan VieriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang