Enjoy~ ╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・゚***
Sesampainya di Panti, mereka semua kecuali Sinta dan Karina, berkumpul di ruang depan untuk menginterogasi Ziel.
"Mencoba untuk kabur hm?" Hendrick menatap lurus ke arah Ziel yang saat ini duduk di pangkuan Theine.
"Siapa yang mau kabur om? Lagian kalau gue beneran kabur, urusannya sama om apa ya?"
Ziel menatap Hendrick dengan pandangan jengah, kenapa orang-orang ini selalu mengikut campuri semua kegiatannya?! Ia merasa tak sebebas dulu.
"Kenapa pergi tanpa pamit?" Tanya William.
Ziel diam tak menjawab, sekarang ia merasa sangat lapar, kenapa malah diwawancarai dadakan seperti ini.
"Mulai saat ini, ke mana pun dirimu pergi, harus minta izin kepada Sinta atau Tristan. Jangan pergi diam-diam seperti tadi, membuat semua orang jadi khawatir."
"Gue sering pergi main tanpa bilang ke Bunta kok, Bunta dan kak Karina juga ga keberatan, yang penting inget jam pulang. Kenapa om larang-larang El?
"Tidak ada yang melarangmu untuk pergi kemanapun itu, Daddy hanya memintamu untuk izin, setidaknya kami tau ke mana dirimu pergi."
Daddy lagi?
Ziel merenung, jika Hendrick menjadi ayahnya maka keempat lelaki tampan namun menyebalkan yang ada di sini akan menjadi saudaranya. Saat ini ia bahkan belum menjadi bagian dari mereka tapi hidupnya sudah merasa terkekang, apalagi nanti, Ziel menghela napas berat.
Apakah ia bisa menolak?
"El, dirimu dengar Daddy nak?
Remaja manis itu masih asik dengan dunianya sendiri, melamun. Berulang kali mereka memanggil, tapi Ziel tak kunjung menyaut, membuat mereka khawatir, apa jangan-jangan Ziel kerasukan sesuatu?!
"Adek! Ziel Kanagara!"
Teriakan Zergan membuat Ziel tersentak, tersadar dari lamunan panjangnya.
"Lo bisa santai ga? Kenapa harus teriak si, jantung gue jadi disko nih gara-gara kaget!"
Zergan membeo, niatnya baik untuk membawa adiknya itu kembali ke dunia nyata, kenapa malah mendapat omelan pedas.
Damian dan William tertawa, ekspresi wajah Zergan benar-benar lucu, ini pertama kalinya mereka melihat wajah Zergan dengan raut sekonyol itu.
"Apa yang kalian tertawakan?" Mantan bungsu itu sedikit tersinggung, abang kembarnya memang menyebalkan.
"Tidak ada." Sahut keduanya.
William tiba-tiba teringat dengan perkataan Fariz, ".....kalau lagi sedih kak El biasanya pergi kesana."
"Boleh abang tau kenapa adek pergi ke sana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ziel Alexander Dominic [END]✔️
FanfictionZiel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka." - Theine "Diam atau Daddy hukum." - Hendrick "Adek mau cokelat?" - Zergan "Nakal." -Damian "Tua...