alo selamat pagi ╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・
enjoy~
***
"Daddy."
"Hm?"
"Daddy?"
"Ya, baby?"
"Daddy~"
Hendrick diam menunggu Ziel untuk mengatakan keinginannya. Saat ini keduanya menunggu Aletta yang sedang mengisi bathtup dan Dira yang menyiapkan piyama. Setelah selesai, Hendrick meminta kedua babysitter itu untuk keluar, ia ingin mengurus bungsunya sendiri.
"Semuanya sudah siap tuan." Ucap Aletta.
"Terima kasih. Kalian boleh keluar."
"Makasih ya kakak, babai~" Ujar Ziel sambil melambaikan tangan dan memperlihatkan senyuman kelincinya.
Keduanya tersenyum gemas dan menunduk hormat, kemudian berlalu meninggalkan kamar Ziel.
Hendrick memperhatikan Ziel yang sedari tadi tampak ceria, sepertinya suasana hati si kecil sedang baik. Hendrick menyatukan hidung miliknya dengan hidung mungil milik Ziel, membuat empunya tertawa karena merasa geli.
"Daddy!"
"Tidak ingin berbagi kebahagiaan dengan daddy, hm?"
"Keluarga daddy banyak sekali, adek suka!"
"Keluarga kita." Ralat Hendrick.
Ziel tidak membalas perkataan Hendrick, remaja manis itu hanya tersenyum hingga kedua matanya menyipit, Hendrick tau senyuman itu mengandung arti lain.
"Dengar, baby adalah bagian dari keluarga ini. Bungsunya daddy dan anggota bungsu keluarga Dominic. Jangan pernah ragu untuk mengatakannya. Daddy tidak suka melihat baby meragukan diri sendiri."
"Maaf daddy..."
cup
Hendrick mencium surai Ziel, memeluk bungsunya itu seraya berujar, "Jangan diulangi."
"Heum, siap daddy!"
Ziel tiba-tiba melirik ke kanan dan kiri, memastikan jika di kamar ini hanya ada dirinya dan daddy. Perlahan ia mulai mendekati telinga sang daddy dan berbisik.
"Tapi kak Andreas kok serem ya dad, kaya kak Theine, ih bikin adek merinding!"
Hendrick tersenyum tipis dan mengikuti apa yang dilakukan si kecil, pria dewasa itu ikut membisikkan sesuatu yang membuat Ziel melotot dan meringis ngeri.
"Itu belum seberapa, cobalah lakukan sesuatu yang tidak mereka sukai, maka baby akan melihat mereka yang sebenarnya. Baby harus ingat, jangan pernah melakukan sesuatu yang memancing amarah keluargamu. Jadilah anak baik dan penurut, hm?" Suara dengan Intonasi yang tenang namun terdengar berat dan penuh tuntutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ziel Alexander Dominic [END]✔️
Fiksi PenggemarZiel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka." - Theine "Diam atau Daddy hukum." - Hendrick "Adek mau cokelat?" - Zergan "Nakal." -Damian "Tua...