Selamat siang ~
🌨🌨🌨🌨🌨🌨
***
Hari sudah berganti pagi, kabar mengenai Ziel sudah berhembus hingga ke Panti dan teman-teman sekolahnya.
Sinta datang bersama Karina dan Fariz yang sudah menangis histeris, saat pertama kali diberitahu remaja itu hampir pingsan karena tak pernah terbayang jika kakak favoritnya harus mengalami kejadian mengerikan ini. Begitu pula dengan teman-teman Ziel, satu minggu tak mendapat kabar mengenai si kecil sekarang mereka justru mendapati informasi yang sukses membuat jantung mereka seperti di remas kuat.
Keadaan benar-benar kacau dan tak terkendali, semua yang datang kini berkumpul bersama para Dominic di ruangan khusus, tak ada percakapan hanya sunyi yang menemani, semua orang diam merenungi kejadian naas yang tak pernah diinginkan oleh siapa pun untuk terjadi.
Sinta menatap lurus ke depan, putra kecil yang selama ini ia jaga dengan baik dan ia kira akan mendapatkan hidup yang lebih baik justru berakhir mengenaskan di atas ranjang pesakitan.
Sinta menghapus air mata yang membasahi kedua pipi lalu berdiri dan berjalan mendekati Grace, tanpa di duga Sinta terduduk lemas di hadapan Grace dan ingin bersujud. Stevanya yang duduk di sebelah Grace langsung menarik Sinta dan memeluk erat wanita paruh baya itu, begitu pula dengan Grace yang langsung memegang kedua bahu Sinta.
"Nyonya tolong kembalikan putra saya.. saya akan menjaganya dengan baik dan tidak akan membiarkannya merasakan sakit.. " Sinta memegang erat kedua tangan Grace, berharap jika sang nyonya akan mengangguk dan menerima permintaannya, Karina mendekat dan memeluk Sinta, mencoba menguatkan wanita yang sudah melahirkannya, sang ibunda.
"Bunda.."
"Nyonya saya mohon, jika kalian tidak bisa menjaga dan memberikan kebahagiaan seperti yang sudah kalian janjikan maka kembalikan putra saya, kembalikan anak saya..." Sinta menangis histeris, rasa sakit, kecewa dan bersalah menghantam kuat hati wanita itu, begitu sakit sampai Sinta rela untuk menukar dirinya dengan sang anak yang sedang terbaring tak berdaya.
Tidur nyenyak... berjuang antara hidup dan mati dalam ruang hampa yang tak pasti.
"Maaf, maafkan saya." Grace yang tak pernah menunduk kini menunduk sedalam-dalamnya, meminta maaf atas semua yang terjadi, meminta maaf karena tak becus menjaga dan gagal melindungi sang permata.
"Apakah maaf anda bisa mengembalikan keadaan seperti semula? Saya tidak menginginkan kata maaf, maaf tidak akan mengubah apa pun yang telah terjadi.. Saya ingin anda mengiyakan permintaan saya untuk mengembalikan putra saya, hanya itu.."
Suara parau yang berisikan permintaan Sinta memenuhi ruangan membuat semua yang berada di sana bisa merasakan betapa hancurnya hati sang ketua Panti. Hendrick berjalan mendekat lalu bersujud tepat di kaki Sinta, pria itu memohon maaf dan kembali meminta kesempatan, berjanji akan memperbaiki semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ziel Alexander Dominic [END]✔️
FanfictionZiel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka." - Theine "Diam atau Daddy hukum." - Hendrick "Adek mau cokelat?" - Zergan "Nakal." -Damian "Tua...