115

11K 1.6K 397
                                    

Selamat siang ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat siang ~

baca sambil dengerin lagu tiara andini - usai~

🌨🌨🌨🌨🌨🌨


***

Para Dominic menunggu dengan perasaan tak karuan dan was-was bahkan Grace saat ini sudah berada di salah satu kamar, nyonya utama Dominic itu jatuh pingsan saat melihat kondisi sang cucu bungsu. Tidak ada yang menyangka jika akan ada hari di mana si kecil kesayangan mereka yang selalu cantik dan bersih, berada dalam kondisi mengenaskan, si kecil kesayangan mereka bermandikan darahnya sendiri.

Tidak ada yang bisa mereka lakukan kecuali meminta maaf atas penyesalan yang terlambat. Mereka hanya bisa berharap agar kerja keras dari para dokter akan mendapatkan hasil yang baik.

Mereka tidak tau apakah saat ini mereka sedang menunggu kabar duka atau bersiap untuk berjuang membantu kesembuhan si kecil.

Mereka tidak akan pernah siap untuk kemungkinan paling buruk...

Damian berdiri dan berjalan gontai ke arah Theine, lelaki itu berdiri di depan sang kakak sulung dengan wajah teramat datar dan tangan mengepal. Tatapan Damian sangat kosong seolah empunya sudah tak lagi memiliki semangat hidup.

"Bagaimana? Apa kau puas melihat adikku hancur dan tak berdaya seperti ini? Kenapa kau diam saja? Seharusnya kau tertawa keras karena sudah berhasil membuat adikku menjadi kacau dan berantakan... kenapa adikku harus mendapatkan maafmu? Kenapa adikku bekerja keras agar kau memaafkannya? Apa kesalahan yang sudah adikku lakukan?... adikku tak seharusnya mendambakan maaf dari seseorang yang tak mempunyai hati sepertimu.."

Damian menangis, air mata yang sedari ditahan akhirnya jatuh tak terbendung, Damian ingin berteriak mengutarakan ketidakadilan yang dialami oleh adik bungsunya.

Theine menunduk dan mengepalkan tangan, "Diam..."

"Oh? Baiklah kalau begitu."

Damian menarik kerah kemeja hitam Theine lalu berteriak tepat di depan wajah sang kakak.

"KENAPA HARUS ADIKKU?! PERGI DARI SINI! SEBELUM AKU MEMBUNUHMU!"

"ABANG!"

Peter berdiri dan dengan cepat memeluk Damian dari belakang, mengunci pergerakan sang abang.

"Hentikan, bayi tidak akan suka melihat abang seperti ini..."

Tubuh Damian meluruh jatuh ke lantai, Zelda yang melihat itu langsung menarik keponakannya dalam pelukan erat, mengelus punggung tegap yang selama ini berdiri tegak, melindungi si kecil yang rapuh.

"Bahkan di dalam sedih dan sakitnya, adikku masih membelamu... dalam tidurnya yang tak pernah nyenyak, adikku selalu memanggil namamu... semua harapan yang terus didambakan oleh adikku tak ada satu pun yang kau penuhi.."

Ziel Alexander Dominic [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang