70 - Daddy's Company

21.4K 2.1K 343
                                    

Selamat siang╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat siang╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

enjoy~

***

"Selamat pagi~" Ziel masuk ke dalam kelas dengan raut wajah yang begitu cerah dan menyapa teman-temannya dengan nada ceria.

"Waduh cil bahagia banget, pasti udah baikan nih." Ujar Dion yang langsung berdiri, berjalan menghampiri Ziel yang berada di dekat dan diikuti oleh yang lain.

"Heum! Mwehehehe~"

"Imut banget sih!" Kimberly mencubit gemas pipi mochi Ziel, benar-benar lembut, boleh di makan tidak?

"El tampan ya bukan imut!"

"Bukan tampan tapi cantik, El."

"Ga!" Sanggah Ziel, walau dalam hati ia diam-diam merasa setuju dengan orang yang menyebutnya cantik, manis dan imut tapi jika dikatakan secara langsung membuat bungsu Dominic itu sedikit malu karena bagaimana pun dia adalah seorang remaja laki-laki yang seharusnya disebut tampan bukan cantik.

Ziel mencebikkan bibir berjalan ke tempat duduknya sambil menggerutu kesal membuat teman kelasnya menjadi semakin gemas.

"Utututu bayi jangan ngambek dong~" Ujar Dion, remaja satu ini sangat suka dan menjadi bersemangat sekali saat menggoda Ziel.

"Nyenyenyenye!"

Ruby dan Ravas mendekat, berdiri tepat di depan Ziel sambil tersenyum membuat bungsu Dominic itu membuat raut wajah bertanya.

"Apa?"

"Taraaaaa!"

Keduanya menunjukkan sebuah gelang tali berwarna baby blue dengan bandul bertuliskan "Ziel", hal itu sukses membuat si kecil terkejut dan langsung tersenyum lebar.

"Waaaaaah bagus banget!"

"Iya kan! kita pesen khusus buat El jadi ayo dipake!"

Ruby meraih tangan Ziel dan membiarkan Ravas memasangkan gelang itu sementara Ziel memerhatikan dengan wajah berbinar-binar.

"Ukurannya pas dan warnanya cocok buat Ziel." Ujar Ravas.

"Bener! Gelangnya jadi makin cantik." Ucap Ruby, tangan Ziel yang kecil dan putih dipadukan dengan warna baby blue, sangat cocok sekali.

"Ini beneran buat El?" Tanya Ziel lagi, bungsu Dominic itu masih menatap gelang dengan berbinar-binar dan membolak-balikkan tangannya.

"Bener bayi!"

Ziel langsung menutup wajah dan tak lama tubuh kecil itu bergetar diiringi dengan suara isak tangis yang mulai terdengar, bungsu Dominic itu merasa sangat terharu dan tersentuh karena dipertemukan dengan keluarga yang sempurna dan teman-teman yang begitu menyayanginya, semua yang ia terima saat ini melebihi apa yang dulu ia harapkan.

Ziel Alexander Dominic [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang