Selamat malam╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・
makin anu dekku ˘ ³˘
VOTE VOTE VOTE!
enjoy~
***
Ziel terbangun karena merasakan ciuman bertubi-tubi di wajahnya, bungsu Dominic yang merasa kesal karena tidurnya diganggu pun menggerutu dengan mata terpejam lalu berbalik, membelakangi oknum yang tadi menciumi brutal wajahnya.
"Wake up, Zainka."
"Ugh... nanti...."
Cup
"Masih mengantuk, hm?"
Nod nod
"Baik, tidurlah sebentar lagi."
Theine membawa Ziel ke atas pangkuan dan menyandarkan kepala sang adik pada dada bidangnya lalu satu tangan memeluk posesif pinggang Zainka-nya. Enigma itu sendiri sedang membawa sebuah buku yang membahas tentang bisnis membiarkan sang adik untuk tidur sedikit lebih lama, 15 menit mungkin cukup.
"Wake up."
"Uhh iya-iya, cerewet banget!"
Theine mengernyitkan dahi, tidak mungkin Zainka-nya yang baru bangun akan langsung menggerutu seperti ini.
"Sudah bangun?"
Ziel sudah bangun sekitar 5 menit yang lalu namun karena pelukan sang kakak terlalu nyaman membuat si kecil memilih untuk diam saja.
"Heum, kakak sih fokus banget bacanya."
"Morning kiss."
Ziel menggeleng, "Nanti aja."
"Sekarang."
"Nanti!"
"Zainka."
"Kakak."
Theine mendatarkan wajah membuat Ziel tertawa, kakak sulungnya itu terlihat seperti bocah lima tahun yang merajuk karena tidak diberi permen. Ziel menyandarkan punggungnya pada dada bidang Theine lalu mendongak dan tersenyum tengil.
"Mau kiss adek?"
"Hm."
"Ayo kiss~"
Theine langsung memegang leher Ziel dan naik mencengkeram dagu sang adik, menahan agar si kecil tetap mendongak.
Cup
Bibir keduanya sudah menyatu, Theine menggeram bibir cherry milik Zainka-nya selalu sukses membuatnya menggila. Ziel diam-diam tersenyum, sifat pemaksa dan dominan sang kakak yang satu ini selalu Ziel sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ziel Alexander Dominic [END]✔️
FanfictionZiel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka." - Theine "Diam atau Daddy hukum." - Hendrick "Adek mau cokelat?" - Zergan "Nakal." -Damian "Tua...