92 - Feel

17.5K 1.5K 346
                                    

Selamat malam╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat malam╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

VOTE VOTE VOTE

enjoy~


***

"Kakak."

"Hm?"

"Pulang jam berapa?"

"Sebentar lagi."

"Oki doki! Nanti ke toko mami ya, adek mau beli kue~"

"Baik."

Ziel duduk di atas pangkuan Theine yang sedang sibuk memeriksa berkas perusahaan, si kecil pun ikut sibuk scrolling website toko kue sang mami sambil bersandar pada dada bidang sang kakak.

"Mau beli ini, ini, ini jugaaa! Kakak nanti adek mau beli banyak-banyak, boleh?"

Theine mencium surai Ziel, "Hm."

"Hm teroosssssss!"

"Hm?"

"Ish! Pacar siapa sih? Ngeselin banget!"

"Zainka."

"Zainka? Di sini ga ada tuh yang namanya Zainka." Ziel meletakkan ponsel ke atas meja dan bersedekap dada, si kecil ingin mendengar nama lahirnya di sebut oleh sang kakak.

Theine tersenyum dan memegang dagu Ziel, memaksa yang lebih kecil untuk mendongak lalu memberikan ciuman pada bibir cherry sang adik.

"любимая моя, жизнь моя, Ziel Alexander Dominic."

Kalimat yang diucapkan oleh Theine sangat romantis namun si kecil hanya melongo karena tidak mengetahui artinya.

"Jangan pake bahasa alien, adek ga paham tau!"

Sang enigma tertawa lalu berbisik lembut, "Kekasihku, hidupku, Ziel Alexander Dominic."

"O-oh gitu yaa..." Si kecil menunduk dan menutupi wajahnya yang sudah memerah malu, kalimat yang diucapkan sang kakak terlalu manis, Ziel kan jadi salting.

"Ziel, Ziel-ku." Bisikan lembut Theine membuat Ziel semakin malu bahkan si kecil sudah mengambil ancang-ancang untuk kabur.

"Ziel-ku ingin ke mana, hm?"

"K-kakak lepasin adek.."

"Tidak."

"EH?!"

Theine membalik tubuh Ziel membuat sang adik kini berhadapan dengannya, si kecil yang masih malu langsung menyembunyikan wajah di dada bidang sang kakak, tolong bawa Ziel pergi dari sini!

"Ziel-ku."

"Heum?.."

"Lihat kekasihmu sayang."

Sambil menahan malu Ziel perlahan mulai mendongak hingga mata belonya bersitatap dengan mata obsidian sang kakak, keduanya hanya diam saling menyelami keindahan masing-masing.

Ziel Alexander Dominic [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang