24 - Picnic

34.3K 2.3K 46
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・eaaaak

enjoy~


***



Waktu menunjukkan pukul 16.00, semuanya sudah berkumpul di bawah tinggal menunggu bintang utama aka Ziel untuk turun.

"Tidak ada yang mengajak kalian." Protes Damian sambil bersedekap dada. Menatap Tristan, Aletta, Dira dan beberapa bodyguard yang diperintahkan Hendrick untuk ikut dan mengurus bungsunya.

"Ikut." Ucap Zergan yang tiba-tiba muncul dari lift.

"Kau?!"

Damian merasa geram padahal ia ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan sang adik, kenapa para manusia pengganggu ini malah ikut.

"Kalian pergi bersama, biarkan aku dan bayi kelinciku pergi berdua."

"Tidak." Kali ini Theine lah yang keluar dari lift dengan pakaian kasual serba hitam.

"Kakak juga?!"

"Hm."

Damian hanya bisa menghela napas, jika sudah begini apa boleh buat.

"Terserah."

Tak lama lift itu kembali terbuka, memperlihatkan Hendrick yang menggendong Ziel. Bungsu Dominic itu mengenakan kaos putih yang dipadukan dengan cardigan rajut warna coklat, bawahannya menggunakan jeans hitam, untuk kaki remaja manis itu memakai sepasang kaos kaki dan sneakers warna putih. Santai namun terlihat manis. Hendrick yang memilihnya.

"Sudah siap semua?" Tanya Hendrick.

Ziel melihat satu per satu orang yang ada di sana, saat melihat Aletta dan Dira, remaja manis itu berujar, "Daddy mau turun!"

"Kenapa?"

"Mau liat kak Aletta sama kak Dira." Tunjuk Ziel pada kedua babysitternya.

Hendrick menurunkan bungsunya itu, sepertinya keputusannya membiarkan Ziel diurus oleh dua babysitter pagi kemarin adalah pilihan yang tepat, lihatlah mereka bertiga sudah lebih akrab.

Ziel menghampiri keduanya atau lebih tepatnya keranjang rotan berisi makanan yang sedang dipegang oleh Dira.

"Apaan tuh?" Ujar Ziel sambil mencondongkan tubuhnya.

"Apa ya tuan kecil?" Jawab Dira, mencoba mengajak si kecil bercanda.

"Heum apa ya?" Ucap Ziel menggoyangkan badannya ke kanan dan kiri, dengan kedua tangannya berada di pinggang.

"Hayo tebak tuan kecil~"

"Aku tebak... eh nanti deh, kalau benar dapat apaaa?"

"Dapat hikmahnya saja tuan kecil."

Ziel Alexander Dominic [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang