40 - Fariz

26.5K 2.2K 234
                                    

Selamat malam ╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat malam ╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

enjoy~


***


Saat ini Ziel sedang bersiap untuk pergi ke Panti, berkat bantuan sang oma akhirnya ia mendapatkan izin untuk berkunjung ke sana. Hal ini hanya di ketahui oleh para tetua karena Ziel sengaja meminta izin saat semua saudaranya sudah angkat kaki alias pergi dari Mansion.

Bungsu Dominic itu terlihat begitu bersemangat, setelah mendapat lampu hijau tadi, senyuman tak luntur dari wajahnya, hanya kunjungan ke Panti tapi rasanya sebahagia ini.

"DADDY!"

Ziel mengedor brutal pintu kamar sang daddy, meminta daddynya agar segera keluar dan mengantarnya ke Panti.

"Daddy, adek udah siap, ayo kita pergi sekarang!"

ceklek

Pintu terbuka memperlihatkan Hendrick yang sedang memasang dasi, "Sabar, baby."

Ziel menggeleng sambil menyilangkan kedua tangannya.

"No! Ga bisa daddy, ayo perginya s-e-k-a-r-a-n-g jugaaaa."

Ziel menarik tangan sang daddy sementara Hendrick masih diam di tempat tak bergeser sedikit pun.

"Daddy ih buruan."

Hendrick menggeleng dan menunduk, lalu membawa bungsunya dalam gendongan koala. Ziel diam, memilih untuk melingkarkan tangannya pada leher sang daddy, takut terjatuh.

"Sudah izin dengan kakak dan abang, hm?"

Si kecil menggeleng ribut jika meminta izin pada saudaranya yang ada dirinya tak akan pergi, mereka pasti melarang dengan alasan ini dan itu. Menyebalkan sekali.

"Kan adek udah di izinin sama oma."

"Tetap minta izin pada kakakmu terutama kak Thei."

Ziel mencebikkan bibir lalu tersenyum semanis mungkin agar sang daddy luluh, "Iya tapi nanti aja kalau udah di Panti ya daddynya adek yang tampan~"

Hendrick menghela napas lagi-lagi ia merasa dibuatkan kalah dan tak berdaya oleh si bungsu, entah kenapa seperti ada sesuatu yang mengharuskan ia mengiyakan keinginan bayinya ini kecuali untuk permintaan tertentu.

"Baiklah."

Keduanya berjalan ke lantai satu dengan Ziel yang digendong oleh Hendrick.

"Kenapa ingin ke Panti." Tanya Hendrick memecah kesunyian.

"Mau main, adek udah kangeeeeeeen banget sama semuanya terutama Bunta, kak Karina sama Fariz." Ucap Ziel sambil tersenyum lebar, hari ini banyak hal yang akan ia lakukan mumpung lepas dari pengawasan para titan posesif akut.

Ziel Alexander Dominic [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang