Selamat siang☆*:・
ayoo emosi dan menangis~
enjoy~
***
Setelah kejadian tadi malam akhirnya Ziel mengiyakan permintaan sang mama yang memintanya untuk pindah ke Mansion milik sang papa, keputusan si kecil disambut baik dan semua orang yang tadinya merasa sangat khawatir serta was-was dengan kondisi kesehatan si bungsu sekarang sudah bisa merasa tenang, ini adalah keputusan yang baik karena berlama-lama berada di sini hanya akan membuat mental si kecil semakin terguncang.
Waktu menunjukkan pukul 05.30 jika biasanya para anggota keluarga masih terlelap, pagi ini aktivitas yang terjadi sedikit berbeda, sebagian sudah bangun dan bersiap-siap untuk pergi meninggalkan Mansion Hendrick, mengikuti si kecil yang akan berpindah ke Mansion Henry.
Mereka ada Henry, Zelda, Graham, Grace, Mattheo, Stevanya, Harvey, Peter, Jargas lalu terakhir Damian yang juga ikut angkat kaki dari Mansion sang daddy, lelaki itu ingin tinggal satu atap bersama sang adik bungsu, Mansion ini sudah terlalu menyesakkan untuk ditinggali.
Saat ini Ziel sedang duduk di sofa sambil melihat ke luar jendela, entah apa yang si kecil pikirkan namun wajah lelah dan pucat itu menggambarkan jika empunya sedang jauh dari kata baik-baik saja bahkan saking asiknya melamun, Ziel sampai tidak menyadari jika sang mama sudah masuk dan berjalan ke arahnya.
Zelda melihat Ziel dengan pandangan sendu, tak pernah ia bayangkan jika kondisi sulit seperti ini akan terjadi dan menimpa si bungsu.
"Sayang."
Ziel tersentak dan menoleh lalu tersenyum teduh, "Mama."
Zelda mendudukkan diri di sebelah Ziel, tangan lembutnya mengelus sayang pipi si kecil membuat bungsu manisnya itu memejamkan mata, merasa nyaman.
"Sudah siap sayang?"
Ziel hanya mengangguk dan tersenyum tipis, Zelda yang melihat itu ikut tersenyum, "Baik, saatnya kita pergi."
Ziel berdiri dan berjalan menuju tempat tidur untuk mengambil tas, ponsel serta boneka beruang lalu menyusul sang mama yang sudah berdiri di ambang pintu kamar.
"Adek siap, ayo kita pergi ma."
Ziel melangkah menuju pintu, bungsu Dominic itu menoleh sebentar ke belakang melihat kamar yang sudah ia tempati sejak kedatangannya ke sini lalu berbalik dan meraih tangan sang mama yang terulur ke arahnya.
Selamat tinggal kamar penuh kenangan indah.. tunggu El kembali...
Mobil mewah dengan lambang burung phoenix berjalan beriringan meninggalkan Mansion Hendrick, semuanya pergi begitu saja tanpa mengucapkan salam perpisahan pada anggota keluarga yang tersisa, mereka takut jika berpamitan hal itu bisa membuat keputusan si kecil menjadi goyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ziel Alexander Dominic [END]✔️
FanficZiel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka." - Theine "Diam atau Daddy hukum." - Hendrick "Adek mau cokelat?" - Zergan "Nakal." -Damian "Tua...