63 - Misunderstanding

19.7K 2K 643
                                    

Selamat siang╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat siang╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

enjoy~

***

Tidak seperti biasanya, Ziel yang berlalu begitu saja tanpa menyapa para maid dan bodyguard membuat semua orang menjadi bingung sekaligus was-was.

Apa yang sudah terjadi pada tuan kecil mereka?

Kenapa si kecil yang manis itu pulang dalam keadaan bersedih dan berderai air mata?

"Tuan kecil!"

Ziel mengabaikan panggilan Tristan dan dengan cepat menekan tombol lift, naik ke atas menuju kamarnya lalu mengunci pintu dari dalam.

BRAK!

Tristan yang baru keluar dari lift dan Arkan yang berlari dari tangga dikejutkan oleh suara pintu yang dihempaskan, keduanya sengaja menggunakan jalan yang berbeda dengan harapan bisa mencegat sang tuan kecil namun ternyata keduanya tetap kalah cepat.

Di dalam kamar Ziel langsung melemparkan diri ke atas kasur dan menggulung tubuh kecilnya menggunakan selimut, entah lah perasaannya tiba-tiba memburuk, bungsu Dominic itu tak suka rasa mengganjal yang ada di hatinya.

Si kecil tak suka saat perhatian sang kakak tertuju pada yang lain. Apa yang ia lihat tadi ternyata membuat perasaannya menjadi tak karuan.

Melihat ke belakang, ia sendiri adalah seorang anak yang di adopsi belum lagi ingatan dulu saat sang daddy mengatakan akan mencari anak lain sukses membuat Ziel overthinking.

Apa posisinya sebagai bungsu akan segera tersingkirkan?

Apakah ia akan kembali di buang?

Bungsu Dominic itu menangis sejadi-jadinya mengabaikan ketiga bodyguard pribadinya yang tak berhenti mengedor pintu, hingga si kecil merasa lelah dan tanpa sadar tertidur pulas dengan mata bengkak dan sisa air mata di kedua pipinya.

Sementara di toko kue milik Stevanya, Theine sedang memilih beberapa roti dan kue ditemani oleh remaja laki-laki yang sedari tadi terus mengikuti dan menempeli dirinya.

"Yang itu kayanya enak!"

Tunjuk remaja itu pada salah satu kue strawberry, strawberry? Lelaki itu tersenyum tipis, buah merah dengan rasa sedikit asam itu mengingatkannya pada si kecil yang selalu memenuhi pikirannya.

Theine tanpa berkata langsung mengambil kue itu dan kembali berjalan, interaksi keduanya cukup menarik perhatian. Kedua anak adam itu terus memilih hingga yang lebih muda berkata cukup, Theine langsung menuju ke kasir dan membayar setelahnya mereka kembali ke mobil dan pergi.

Kembali ke Mansion, niat si kecil yang ingin tidur hingga malam nyatanya tak terkabul karena Ziel saat ini sudah terbangun, bungsu Dominic itu melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 14.30, ia berdecak kenapa tidurnya sebentar sekali.

Ziel Alexander Dominic [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang