89 - Maniac

21.7K 1.7K 712
                                    

Selamat malam╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat malam╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

book ini udah dilabelin sebagai book dewasa, di sini sebagai author aku cuma mau ngingetin adegan penyiksaan & part dewasa yang ada di book ini boleh dibaca kalau kalian udah legal yaaa yang dibawah umur silakan minggat.

aku udah ingetin, selebihnya tergantung kesadaran diri aja, bijak dalam membaca!♡

🔞🔞 WARNING!

VOTE VOTE VOTE

enjoy~

***

Hari ini adalah hari terakhir liburan dan Ziel berniat melakukan sesuatu yang menyenangkan, si kecil sudah berpikir matang bahkan membuang jauh-jauh rasa malunya tanpa mengetahui jika sang kakak juga memiliki rencana untuk bersenang-senang.

Waktu menunjukkan pukul 05.30, salah satu penghuni kamar dengan nuansa gelap di Vila Dominic terlihat bergerak acak, merenggangkan tubuh lalu mengambil posisi duduk, Ziel terbangun dari tidurnya.

"Hoaaammmm! Selamat pagi dunia tipu-tipu!"

Ziel menoleh ke samping ke arah sang kakak yang sepertinya masih tertidur, si kecil memicingkan mata tak yakin dengan pemikirannya lalu merasa ada yang aneh Ziel melihat dirinya sendiri dan bungsu Dominic itu seketika melototkan mata.

"Kakak, bangun."

Ziel bergerak dan duduk di atas perut Theine, mencoba membangunkan kekasihnya yang masih pura-pura tertidur ini.

"Kakak!"

"Adek tau ya kalau kakak udah bangun!"

"Kakak ih!"

"Kak- huh? Ponsel adek ya?"

Perkataan Ziel terpotong dan perhatiannya teralih karena ponselnya yang berdering, bungsu Dominic itu akan bergerak turun namun terhenti karena sebuah tangan yang tiba-tiba mencengkeram erat pinggang rampingnya.

"Tetap di sini Zainka."

"Tuh kan udah bangun! Lepas bentar aja, ponsel adek bunyi loh itu."

Theine melirik ke samping melihat ponsel kekasih kecilnya yang berada di atas nakas, tangan enigma itu terulur meraih dan mematikan dering alarm yang menyala.

"Sudah selesai."

Ziel mendengus lalu menunjuk ke arah kakinya, "Bisa jelasin ke adek?"

"Hm?"

Ziel memajukan posisi duduknya lalu menangkup wajah sang kakak yang berada di bawah.

"Pertama, kenapa celana adek jadi sependek ini? Kedua, bekas gigitan kakak kok makin banyak?!"

Melihat raut marah sekaligus malu-malu dari wajah sang adik membuat Theine tersenyum tipis.

"Ish adek minta penjelasan kok malah senyum sih!"

Ziel Alexander Dominic [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang