65 - Sad

18.3K 2.1K 478
                                    

selamat pagi╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

selamat pagi╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

kemarin ada yang req up pagi, siapa ya? noh selamat sarapan~

enjoy~

***

"D-daddy kenapa?"

Teriakan Hendrick membuat Ziel terlonjak kaget dan mengambil langkah mundur, tubuh kecil itu bergetar hebat dengan kepala menunduk membuat Hendrick dan Damian seketika menjadi panik.

"Adek!"

"Ini daddy sayang, maaf daddy tidak bermaksud membentak baby."

Ziel menggeleng dan menutup kuat telinganya, "H-hiks j-jangan bentak-bentak.."

"Sstt maaf, maaf sayang."

Hendrick merengkuh tubuh si kecil, mengelus lembut punggung sang bungsu sambil membisikkan kata-kata penenang.

"Hendrick, apa yang terjadi?"

Teriakan Hendrick tadi nyatanya sangat besar dan menggema membuat semua orang yang ada di lantai bawah dapat mendengarnya. Stevanya yang masih berada di ruang makan langsung berlari menuju ruang keluarga.

"Ya Tuhan, sayang!"

Melihat bayi kesayangannya menangis keras membuat Stevanya dengan cepat mendekat, wanita itu membawa si kecil dalam pelukan hangat yang menenangkan.

"H-hiks mami m-mami..."

"Mami di sini sayang."

Stevanya tak meminta si kecil untuk berhenti menangis dan membiarkan bayi manis itu menumpahkan tangisannya hingga merasa lega.

"H-hiks...."

Ziel sudah mulai tenang namun masih sesenggukan, mata belo yang berlinang air mata itu melirik takut pada sang daddy.

Hendrick tersenyum maklum dan tidak tersinggung, bungsunya sangat sensitif dengan suara keras dan bentakan seharusnya tadi ia lebih bisa mengendalikan emosinya.

Pria dewasa itu berjalan mendekati bayi manisnya namun Ziel yang masih takut langsung memegang erat tangan sang mami dengan kepala menggeleng kuat.

Tangan Stevanya terangkat, wanita itu tersenyum dan menyeka cairan bening yang kembali keluar dari mata si kecil.

"Tidak apa-apa sayang."

Hendrick membawa Ziel dalam gendongan koala, menimang dan mencium mata belo si kecil dengan mulut yang tak berhenti mengucapkan kata maaf.

"Maaf, maaf, maafkan daddy."

"I-iya tapi jangan diulangi.. adek takut, dada adek tiba-tiba sakit.."

"Baik sayang, daddy janji."

"Beneran ya daddy?"

"Iya baby." Untuk meyakinkan bungsunya, Hendrick mengulurkan jari kelingking melakukan sebuah janji seperti yang biasanya dilakukan oleh bayi manisnya.

Ziel Alexander Dominic [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang