112

10.7K 1.4K 362
                                    

Selamat malam☆*:・

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat malam☆*:・

ayoo emosi yang meriah~

enjoy~


***

Sudah tiga hari berlalu sejak Ziel kembali masuk sekolah, selama tiga hari ini pula hidup Ziel berjalan tenang tanpa hambatan besar. Bungsu Dominic itu menjalani kegiatan seperti biasa, sarapan, pergi pulang sekolah, bermain di halaman belakang Mansion, makan malam, berkumpul di ruang keluarga dan tidur.

Sebenarnya ada satu hal yang sedikit sulit untuk diabaikan oleh Ziel, masuk sekolah itu berarti setiap hari ia akan bertatap muka dengan sang kakak, Zergan. Sekeras apa pun Ziel menghindar pasti dalam satu hari ia akan tetap bertemu dengan sang kakak, awalnya si kecil merasa itu adalah sebuah ketidaksengajaan namun jika lebih dari satu itu bukan lagi sebuah kebetulan kan?

Tak hanya itu Ziel sering kali menangkap basah sang kakak yang menatap ke arahnya, saat Ziel membalas dengan sebuah senyuman, Zergan justru berpaling dan pergi begitu saja. Ziel hanya tersenyum dan sama sekali tak merasa tersinggung, bukankah ini justru pertanda baik? Sang kakak yang selalu mengabaikan dirinya sekarang telah sudi untuk sekedar melihat ke arahnya.

Ziel harap apa yang selama ini ia nantikan akan segera terkabul karena akhir-akhir ini ia memiliki perasaan tak bagus dan was-was, mimpi buruk yang sangat ingin ia lupakan malah semakin sering datang menghantui.

Ziel takut bahkan teramat takut tapi daripada takut akan mimpi itu, ia lebih takut jika tak bisa lagi untuk berinteraksi bersama sang daddy dan ketiga saudaranya.

Jika mimpi itu memang akan menjadi kenyataan, Ziel siap untuk menerimanya... tapi biarkan ia memperbaiki segalanya, jangan biarkan ia pergi dengan membawa rasa sakit serta bersalah yang akan membuat kepergiannya menjadi tidak tenang.

.

.

.

Waktu menunjukkan pukul 21.00 setelah makan malam dan berkumpul di ruang keluarga kini Ziel sudah berada di dalam kamar, duduk di meja belajar dan menulis sesuatu, senyuman getir dan keruh tercetak jelas pada wajah si bungsu Dominic.

15 menit berlalu akhirnya selembar kertas kosong sudah penuh dengan kalimat panjang hasil tulisan tangan Ziel, si kecil melipat dan memasukkan kertas itu ke dalam sebuah amplop berwarna putih tak lupa Ziel juga menyelipkan sebuah foto yang menampakkan dirinya bersama sang daddy yang di ambil saat keduanya berkunjung ke taman bermain. Kenangan manis yang entah kapan bisa diulang kembali.

Ceklek

Suara pintu membuat Ziel dengan cepat menyembunyikan amplop di bawah tumpukan buku-buku, si kecil menoleh dan mendapati sang abang yang berjalan mendekat.

Ziel Alexander Dominic [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang