22 - Sick II

40.5K 2.6K 84
                                    

aloo selamat malam minggu anak maniezz╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

aloo selamat malam minggu anak maniezz╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

up malam ini aja ye, ku males up besok subuh WKWK

enjoy~



***

Ziel terbangun karena merasa lapar, perutnya meronta-ronta minta diisi makanan. Remaja manis itu memilih untuk duduk dan mengumpulkan nyawanya, saat melihat kehadiran sang daddy yang tertidur di sampingnya, membuat mata Ziel kembali memanas ingin mengeluarkan cairan beningnya. Ia dengan cepat turun dari kasur dan masuk ke dalam kamar mandi, kembali menangis, menumpahkan rasa kesalnya yang masih tersisa akibat kejadian semalam.

"h-hiks uhukk u-hukk mau pulang...." Ucap Ziel sambil meringkuk di sebelah bathtup.

Hendrick sebenarnya sudah lebih dulu bangun, sengaja pura-pura tidur untuk melihat apa yang sekiranya akan dilakukan oleh bungsunya.

Menunggu sekitar 10 menit tapi belum ada tanda-tanda Ziel akan keluar, ia dengan cepat membuka pintu kamar mandi dan terlihat Ziel yang tertidur dalam posisi duduk. Hendrick dengan cepat menggendong Ziel, saat bersentuhan kulit dapat ia rasakan suhu tubuh bungsunya itu terasa panas. Seketika rasa panik yang luar biasa menyerang Hendrick, ia merasa seperti ada pada situasi yang sama saat Monica terluka dulu. Hendrick meletakkan tubuh Ziel di kasur dan menelepon dokter kepercayaan keluarga mereka yaitu Luke.

"Mansion." Ucapnya.

Sambungan itu terputus, Hendrick menarik kursi dan duduk di sebelah kasur, tangan besarnya menggenggam erat tangan si kecil, mulutnya berulang kali mengucapkan kata maaf.

Waktu menunjukkan pukul 06.00 pagi, waktunya semua anggota keluarga berkumpul di meja makan dan melakukan kegiatan wajib yakni sarapan pagi. William mengernyitkan dahinya saat melihat meja itu hanya diisi oleh Zergan seorang. Ia melihat sekeliling mencari keberadaan yang lain terutama sang daddy, pria dengan status sebagai ayahnya itu adalah orang yang sangat disiplin mengenai jam makan, makanya sangat aneh karena tidak melihat kehadiran empunya bahkan tadi malam daddynya itu melewatkan jadwal makannya.

William yang baru saja akan bertanya kepada Zergan, tiba-tiba terhenti karena kedatangan seseorang yang berlari dengan tergesa-gesa.

"Paman Luke?" Ucap William sambil menautkan alis, menatap bingung dokter kepercayaan keluarganya itu, pagi-pagi sekali sudah datang ke sini. Memangnya siapa yang sakit? Pikirnya.

"Di mana daddymu?" Tanya Luke pada William.

"Lantai 2, kamar dengan pintu warna putih tepat di sebelah kamar daddy."

"Baik, terima kasih." Pria berusia 47 tahun itu dengan cepat melangkahkan kakinya ke atas.

William menatap kepergian Luke dan berpikir, sangat tidak mungkin jika daddynya sakit. Lalu mengingat kejadian semalam, jangan bilang jika adik bungsunya yang sakit?!

Ziel Alexander Dominic [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang