01 - Amareia Yvette

54.7K 1.8K 58
                                    

Disclaimer:

• Khusus konten merujuk hal dewasa.

• Cerita ini mengandung unsur yang membahayakan.

• Terdapat adegan kekerasan fisik yang menyiksa organ tubuh, hubungan seksual, dan bahasa sarkasme.

• Bagi pembaca, di anjurkan untuk bijak dalam memilih.

• Tidak di perkenankan untuk pembaca di bawah umur.

• Selalu bijak dalam membaca!

─ Tertanda, Sa.

Sebelum membaca, awali dengan senyuman!

Katakan, cisss!

***

Akhir musim dingin di tahun ini, dengan mantel membalut tubuh rampingnya, Amareia berjalan menyusuri jalanan bersalju. Wanita cantik usia awal tiga puluhan itu beberapa kali melipat kedua tangannya di depan dada, menahan dingin yang semakin menusuk ke kulitnya. Di mana, pada tahun ini, semua teknologi semakin canggih.

Dia menikmati masa tenang usai bergelut dengan banyaknya kamera dan dialog, bagi seorang Amareia, menikmati waktu sendiri dengan berjalan menyusuri wilayah yang sepi adalah kewajiban. Setidaknya, Amareia bisa melepas penat yang selama ini membelenggu kepalanya. Dia lelah tapi tak ingin berhenti dari apa yang dia lakukan.

Amareia tak suka minum alkohol, Amareia juga tidak suka keramaian tapi pekerjaan menuntutnya menjadi pusat perhatian.

Sejauh apa pun kakinya melangkah, kamera akan selalu curi-curi gambar dirinya.

Mereka akan membuat rumor baru yang terkadang menggulingkan nama Amareia juga kadang menggungguli nama Amareia.

Seperti saat ini, dia menyadari ada sepasang mata yang memerhatikan dari kejauhan. Amareia sudah terbiasa, hanya diam sampai seseorang yang memantaunya mendapatkan gambar yang dia inginkan. Rumor baru mencengangkan akan muncul besok, Amareia sangat menantikannya.

"Rei!"

Dia membalikkan badan, menatap Dale Chesner yang tergesa-gesa turun dari dalam mobil. Wajahnya tampan, memiliki ciri khas yang tak bosan di pandang dengan sepasang mata sipit berwarna hitam legam. Dale Chesner juga memiliki gaya pakaian yang menyesuaikan zaman, dia tak memalukan jika di ajak pergi ke sebuah acara makan-makan. Karena itu, Dale Chesner, sahabat merangkap manager seorang Amareia.

Artis dengan wajah cantik yang di anggap tak manusiawi, bagi kebanyakan pria, memiliki Amareia adalah kesempatan terbaik dalam seumur hidup. Setidaknya, jika tak bisa mendapatkan Amareia, mereka bisa mendapatkan yang kemiripannya 0,1 persen. Amareia terlalu sempurna, mereka cukup sadar diri tak berani mendekat.

"Ada apa?" Satu alisnya terangkat, dia senang memasang wajah datar pada siapa pun termasuk Dale Chesner yang sudah kebal dengan semua sifat artisnya. "Kedua anakmu menunggu di apartemen,"

Amareia terdiam.

Pandangannya berubah dalam waktu sekejap, dia mengalihkan pandangan agar tak bersitatap dengan Dale Chesner yang menatapnya tak enak hati. "Mereka datang hanya berdua?"

"Tidak, bersama Shamaira dan Leo."

Bibirnya tersenyum kecut, "Dexter datang?"

"Tidak, Rei."

"Aku akan menemui mereka,"

Dale Chesner mengangguk kecil, dia tahu masa lalu artis cantiknya ini. Artis papan atas yang mengenyam karier dengan sangat sempurna, dia di pandang sebagai Dewi kecantikan yang maha sempurna. Sebab, pahatan wajah yang tak gagal, membuatnya semakin di puja-puja. Sayangnya, kisah cinta Amareia tak seindah rupa dan pandangannya di mata semua orang.

Jerat Takdir Dua MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang