64 - Kecewa Pada Pilihan Sarah

6.9K 670 14
                                    

"Perkenalkan, Nyonya. Nama saya, Shopia."

Amareia mengangguk, dia menunduk karena tengah membaca rangkaian data diri kepala pelayan baru kediaman. Dia juga baru tahu, tumben Sarah merekomendasikan pelayan yang masih muda alih-alih yang sudah lanjut usia seperti biasanya. Karena pekerjaan sebagai kepala pelayan tidak keras, tidak perlu beres-beres atau masak hanya memantau kerja pelayan yang lainnya.

"Benar kau baru berusia dua puluh dua tahun?"

Calon kepala pelayan bernama Shopia itu mengangguk, "Benar, Nyonya. Usia saya dua puluh dua tahun, saya fresh graduate."

Satu alisnya terangkat, "Jurusan?"

"Pendidikan, Nyonya."

"Kenapa tidak jadi guru saja? Kenapa harus jadi kepala pelayan?"

"Jujur, saya membutuhkan pekerjaan yang gajinya lebih tinggi dan bekerja sebagai kepala pelayan, saya mendapat gaji yang jauh lebih tinggi dari pada menjadi seorang guru."

Amareia kembali mengangguk, "Tunggu suami saya, dia yang akan menentukan apa kau akan di terima bekerja atau tidak."

"Baik, Nyonya."

Tak lama kemudian, Dexter turun dari lantai atas melalui tangga dengan menggendong Archer. Pria tampan itu menunduk, mengecup kening istrinya sebelum duduk di samping sang istri dengan pandangan tak sedikit pun melirik ke arah Shopia, calon kepala pelayan. "Sayang, bagaimana menurutmu? Apa dia bisa di terima bekerja?" Tanya Amareia langsung pada suaminya.

Dexter juga ikut membaca data diri wanita itu, "Keputusan ada di tangan kamu, sayang. Apa pun keputusan kamu, akan aku terima." Dexter menjawab dengan tatapan lembut pada istrinya tapi tak sedikit pun melirik ke arah Shopia.

"Baik, Shopia. Kamu, saya terima bekerja di kediaman."

"Terima kasih, Nyonya!"

"Ya,"

Amareia berdiri, dia meminta pelayan lain untuk menjelaskan apa pekerjaan Shopia di kediaman ini sedangkan Amareia dan Dexter yang menggendong Archer berjalan kembali naik ke lantai atas untuk tidur siang. Karena hari libur, si kembar memilih main di kediaman utama Yvette. Sesekali mereka main ke sana, bosan main ke kediaman utama Mason terus.

Setelah menidurkan Archer, Dexter menyusul istrinya naik ke atas ranjang. "Sayang,"

"Kenapa, sayang?" Dexter memberikan lengannya sebagai bantalan kepala sang istri, dia juga memeluk pinggang istrinya dengan lembut.

"Kamu pernah bertemu Lea?"

Dexter mengangguk, "Pernah. Kamu mau bertemu Lea?"

"Boleh, sayang?"

"Tentu saja, setelah Archer sedikit lebih besar dan bisa di ajak naik pesawat, kita temui Lea ya."

"Terima kasih, sayang."

"Apa pun untukmu, duniaku."

Amareia mendusel di depan dada bidang suaminya, rasanya begitu bersyukur karena akhirnya bisa kembali menjadi wanita satu-satunya dalam hidup sang suami. Andaikan tak kembali ke masa lalu, Amareia sangat yakin jika dirinya tak akan memiliki anak lagi apalagi sampai melahirkan si tampan Archer.

***

"Tapi, Mrs Shopia, kepala pelayan sebelumnya tidak pernah mengisi kepiting ke dalam kulkas karena Nyonya alergi kepiting."

Menolak di panggil Bibi kepala pelayan, Shopia meminta semua pelayan memanggil dirinya dengan sebutan Mrs atau Miss. "Atas perintah saya, isi kulkas dengan kepiting. Saya sendiri yang akan memantau pelayan dapur saat memasak."

"Miss, kepala bagian dapur sudah ada, Anda tidak perlu turun langsung memantau."

"Saya kepala pelayan di sini! Semua atas perintah saya! Jangan banyak memberi alasan!"

"Bukan memberi alasan, Miss. Tapi Nyonya yang memberi perintah melalui kepala pelayan sebelumnya,"

"Tapi sekarang, saya kepala pelayannya! Semua di lakukan atas perintah saya!"

"Bibi!"

"Saya, Tuan!"

Buru-buru pelayan itu pergi namun urung saat Shopia menahan tangannya, "Biar saya yang menemui Tuan!"

"Tapi, Miss."

"Jangan banyak bicara!"

Shopia berjalan menuju majikannya, wanita itu tersenyum lembut ke arah Dexter yang bahkan enggan melihat wajahnya. "Tuan memanggil saya?"

"Aku tidak memanggilmu,"

"Tapi Anda bisa meminta tolong pada saya, Tuan."

Dexter berdecak, "Siapa yang mengutusmu sebelumnya?"

"Sekretaris Sarah, Tuan."

"Baru kali ini aku kecewa dengan pilihan Sarah,"

Shopia mengerjap, "Y-ya, Tuan?"

"Wanita pelacur kenapa bisa jadi kepala pelayan kediamanku?"

Menusuk? Tentu saja!

Ucapan tajam tanpa filter dari seorang Dexter yang langsung menusuk tepat ke ulu hati, Shopia tersenyum kaku. "Saya hanya mencoba bersikap sopan pada Anda, Tuan."

"Semua jalang tak sopan, mereka murahan. Enyah dari hadapanku!"

"T-tapi,"

"Enyah!"

"Tuan,"

"Pergi dari hadapanku sekarang atau pergi dari kediamanku!"

Cepat-cepat Shopia pergi, meninggalkan Dexter yang kini menyugar rambutnya. Pria tampan itu mengembuskan napas dengan kasar, dia menekan earphone yang selalu terpasang di satu telinganya. "Sarah,"

"Saya, Tuan."

"Kali ini, aku kecewa pada pilihanmu."

"Maksud Anda, Tuan?"

"Cari kepala pelayan baru, yang seperti kepala pelayan sebelumnya. Aku tidak pernah menerima jalang masuk kediamanku sekali pun sebagai pelayan!"

Menyadari kesalahan dirinya, Sarah tersentak kaget. "B-Baik, Tuan. Akan saya cari pelayan baru,"

"Bagus!"

***

Seng, maaf aku baru up setelah sekian abad.

Ada masalah keluarga yang tidak bisa aku ceritakan, sekali lagi maaf yaa!

Jangan lupa untuk,
Follow + vote + koment!

Untuk melihat visualisasi tokoh bisa lihat dan ikuti instagram:
@_jeongsa14
@aicathleen_

Sampai jumpa, seng❤️‍🔥

Jerat Takdir Dua MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang