66 - Menyampaikan Fakta

6K 502 5
                                    

"Sayang?"

Amareia mengucek matanya, mencoba memperjelas pandangan yang mengabur, dan Dexter tahu istrinya bangun, pria itu tersenyum manis. "Iya, sayang? Sebentar, aku selesai bentar lagi."

"Kamu ngapain? Archer kenapa?"

"Pup, sayang. Ini sudah selesai, aku gendong Archer dulu ya sampai Archer tidur, kamu lanjut tidur aja."

Amareia menggeleng, wanita itu duduk bersandar di kepala ranjang sembari mencepol asal rambut panjangnya. "Sini, Archer biar aku kasih asi. Kamu lanjut tidur aja, sayang."

"Jangan, aku gendong juga nanti tidur. Kamu yang harusnya tidur, kamu butuh banyak istirahat, aku tidak mau kamu sakit karena kelelahan. Pokoknya, selagi aku bisa bantu kamu urus anak-anak kita, akan aku lakukan."

Amareia menatap penuh haru pada suaminya, "Suamiku pengertian sekali tapi sini, biar Archer aku kasih asi. Kamu tiduran sini di samping aku,"

Akhirnya, Dexter membawa Archer kepangkuan Amareia. Wanita itu menyusui anaknya sembari duduk dan Dexter ikut duduk di sebelah istrinya, "Sayang."

"Kenapa, sayang?" Amareia menatap ke arah Dexter di sampingnya.

"Kamu capek tidak mengurus aku dan anak-anak kita?"

Mendapat pertanyaan tak terduga dari suaminya, Amareia terenyuh sejenak. "Tidak capek sama sekali, aku menikmati segalanya, sayang. Kamu dan anak-anak itu duniaku, tidak ada kalian maka aku tidak memiliki dunia."

Dexter meraih satu tangan istrinya, mengecup punggung tangannya dengan lembut. "Terima kasih sudah mencintai kami setulus itu, sayang."

"Tidak perlu berterima kasih,"

Pagi harinya, Dexter membawa sang istri dan bungsunya pergi ke kediaman keluarga Dante yang tidak lain keluarga besar Shamaira. Nyonya Dante yang tahu jika Dexter pernah memiliki hubungan dengan putrinya tapi kini datang bersama wanita lain, mengukir senyum dengan berusaha menepis pertanyaan-pertanyaan di kepalanya.

"Dexter, silakan duduk."

"Terima kasih, Bibi."

Nyonya Dante mengangguk, meminta pelayan membuatkan beberapa gelas minuman lengkap dengan kudapan ringan. Melihat keduanya yang begitu harmonis dengan Dexter yang menggendong Archer, Nyonya Dante tahu jika hubungan putrinya dengan Dexter pasti sudah lama selesai. "Nak Dexter, boleh Bibi bertanya sesuatu?"

"Silakan, Bi."

"Apa kamu pernah bertemu dengan Shamaira? Sungguh, Bibi tidak bisa menghubunginya sama sekali. Bibi khawatir,"

Sekilas Dexter menatap istrinya yang mengangguk, "Bi. Ada yang ingin kami jelaskan tentang Shamaira,"

"Silakan, Nak. Bibi memang sangat mengkhawatirkan Shamaira,"

Menaik napas berat, Dexter menatap Nyonya Dante. "Bi, dengan penuh hormat dan ucapan bela sungkawa. Saya harap Bibi sabar terkait kabar kematian Shamaira atas penyakit yang di deritanya,"

Deg.

"Penyakit?!" Mata Nyonya Dante membulat dengan sempurna, ditatapnya Dexter dengan tatapan tak percaya. "Jangan bercanda, Nak. Sungguh, kabar kematian adalah kabar yang tidak pernah Bibi tunggu!"

Dexter memahami perasaan Nyonya Dante sebagai Ibu kandung Shamaira yang selama ini menunggu kabar kepulangan Shamaira, sekalinya dapat kabar, bukan kepulangan Shamaira ke kediaman melainkan ke alam lain. Betapa sakit hati Nyonya Dante saat ini, "Apa yang kamu katakan benar, Nak Dexter?"

Dexter mengangguk, "Benar, Bi. Shamaira mengidap HIV yang pada akhirnya, merenggut nyawanya beberapa saat silam."

Deg.

"Ya Tuhan anakku!"

Nyonya Dante menangis tersedu-sedu, membuat Amareia berinisiatif duduk di sampingnya, memeluk Nyonya Dante seperti memeluk Ibu kandungnya sendiri. "Bi, Rei paham perasaan Bibi, menangis saja, Bi, jangan di tahan."

"Nenek?"

Semua pasang mata menoleh, seorang gadis kecil dengan wajah duplikat Shamaira mengerjap beberapa kali melihat sang Nenek menangis dalam pelukan wanita cantik. "Lea kesayangannya Nenek, sini, Nak." Lea mendekat, di peluk langsung oleh Nyonya Dante.

"Nenek kenapa menangis?"

"Nenek mau peluk Lea puas-puas dulu ya, sayang, nanti tanyanya."

Amareia tahu situasi, dia pun kembali duduk di samping Dexter yang langsung menggenggam telapak tangannya lembut. Amareia menatap suaminya, "Lea sangat mirip Shamaira, hatiku ikut hancur melihatnya yang akan tumbuh tanpa peran orang tua sama sekali." Bisik Amareia yang ikut menahan tangisnya.

Genggaman tangan Dexter pada tangan sang istri menguat, "Tuhan punya takdir rahasia yang sangat indah untuk kedua anak mendiang Shamaira dan Drake, sayang. Percayalah," balas Dexter juga dengan bisikan.

"Mereka siapa, Nek?"

Nenek mengecup kening cucu perempuannya, "Teman dekat Mamanya Lea, keluarga Lea juga." Nyonya Dante menatap meminta izin telah mengatakan itu pada cucu perempuannya, tentu saja Dexter mau pun Amareia tak keberatan sama sekali.

"Keluarga Lea? Lea punya banyak keluarga?" Ya Tuhan, tatapan penuh binar dari mata bening itu semakin meluluhlantakkan hati Amareia sebagai seorang Ibu. Tak kuasa dirinya melihat keceriaan terpancar dari tatapan polos yang tak tahu jika orang tuanya telah tiada.

"Tentu, Lea mau peluk Mommy?" Amareia merentangkan kedua tangannya, dalam hati dia membatin penuh kesedihan. Aku mungkin tak bisa menumpahkan semua kasih sayangku untuk Lea, tapi aku akan berusaha mengisi peran seorang Ibu dalam hidup Lea. Shamaira, jangan pernah lupa untuk melihat anak-anakmu dari kejauhan sana.

"Mommy? Mommy Lea?"

Lea menatap Neneknya dengan binar ceria, tentu saja Nyonya Dante tak kuasa menolak, mengangguk, membiarkan Lea berlari memeluk Amareia dengan erat. "Mommy! Lea punya Mommy! Yeay!"

Mata Amareia berkaca-kaca, memeluk Lea dengan begitu erat sembari mengecup puncak kepalanya beberapa kali. "Sayangnya Mommy, sehat ya, Nak. Jangan sakit-sakit, nanti Mommy dan Mama sedih." Air mata Amareia akhirnya tak tertahankan, memeluk Lea sembari menangis terisak.

Tuhan, berikan takdir rahasiamu, takdir terbaik penuh kebahagiaan untuk anak-anakku. Mereka harus bahagia kelak ya Tuhan.

***

Sudah tersedia versi pdf dengan halaman 300+++ dan bab 100+++

Mumpung masih harga promo, belum kembali ke harga asli, cepat beliii!!

Versi pdf sudah tamat dengan alur yang jauh lebih jelas!!

Di Wattpad sengaja, banyak yang aku skip tapi di pdf jelas lengkap semuanya tanpa skip!!

Aku tunggu kalian berpartisipasi!!

Oh ya! Pembelian hanya bisa melalui nomor, 0858-6330-2854 atas nama Jeongsa14

Dan pembayaran hanya bisa melalui e-wallet:
- Dana
- Gopay
- Ovo
- Shopee pay
- Pulsa

Sekian, terima kasih banyak!!

Bye sengku❤️‍🔥

Jerat Takdir Dua MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang