02 - Kedatangan Dexter

25.6K 1.4K 41
                                    

"Shamaira, di mana si kembar dan Leo?"

Masih dalam balutan jas formalnya, Dexter memasuki ruang utama, pria itu mengerutkan kening saat tak mendapati sambutan ceria dari putra bungsunya. Shamaira yang pengertian, membantu sang suami melepas jasnya, dia juga membawakan tas kerja Dexter, tak lupa tersenyum manis.

"Si kembar dan Leo berada di apartemen Kak Amareia, suamiku."

Satu alis Dexter terangkat, dia melirik kalender di atas nakas. "Sekarang bukan waktunya si kembar bersama dengan Amareia,"

"Si kembar yang memintanya dan Leo yang keras kepala ingin ikut menginap semalam, biarkan saja, suamiku. Bukankah kita jadi memiliki banyak waktu untuk berdua? Aku rasa, kita sudah terlalu lama merenggang. Aku merindukan keharmonisan rumah tangga kita seperti dulu,"

Dexter memandang Shamaira dengan dingin, "Aku tak suka sikap lancang dirimu, Shamaira."

Dan wanita berwajah selembut sutra itu memudarkan senyum, kekecewaan menyelimuti hatinya melihat penolakan kentara dari sang suami. "Aku hanya ingin menuruti permintaan si kembar, suamiku. Aku tidak bermaksud lain,"

"Kau tahu? Amareia bukan pengangguran seperti dirimu, dia memiliki kesibukannya sendiri, jangan mengacau!"

Jantungnya berdebar keras, Shamaira menunduk dengan kedua tangan terkepal erat. Dia hanya bisa diam saat Dexter kembali keluar kediaman, pria tampan itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, menuju bangunan menjulang yang tidak lain, tempat tinggal man dan di sana, ada ketiga anaknya.

Tak butuh waktu lama, mobil berkecepatan tinggi yang Dexter kendarai akhirnya tiba di basement. Pria itu turun, melangkah lebar menuju lift yang membawanya langsung ke lantai teratas. Dia menempelkan jam tangannya di depan mesin pendeteksi, tak lama, pintu terbuka, membuat empat orang di ruang tengah menoleh ke arah pintu.

"Daddy!"

Ketiga anak itu berseru senang, terutama Leo yang langsung loncat ke gendongan Ayahnya. Aillard dan Aysele hanya bisa mendengus, Leo selalu mencuri garis awal. Yang tentu saja, Amareia paham perasaan si kembar. Wanita cantik itu tersenyum lembut, dia mengusap kepala si kembar secara bergantian, beruntung, Dexter juga peka.

Dia menurunkan Leo untuk mengecup puncak kepala si kembar bergantian, "Amareia, maafkan aku. Aku pasti merepotkanmu karena kehadiran anak-anak,"

Amareia tak menatap Dexter tapi dia mengangguk, "Tidak masalah. Aku tahu kesibukanmu dengan istrimu, luangkan saja waktumu lebih banyak dengan istrimu dengan begitu, aku juga memiliki banyak waktu dengan anak-anakku."

"Amareia, semua tidak seperti yang kamu pikirkan."

"Memangnya apa yang aku pikirkan?"

Keterdiaman Dexter membuat Amareia tersenyum kecil, dia sama sekali tak menatap ke arah Dexter yang ketampanannya tak bisa di sia-siakan. Andaikan tak berakhir di sidang perceraian, Amareia dan Dexter pasti akan menjadi pasangan paling terkenal. Keduanya memiliki wajah yang memesona dengan karier cemerlang, akan banyak yang iri pada mereka berdua.

Suasana canggung antara Ibu dan Ayahnya membuat Aillard tak nyaman, "Mom, apa kita jadi membuat pesta?" Dia berniat memecahkan situasi, beruntung Amareia peka. "Tentu saja, sayang. Kita akan membuat pesta besok tapi malam ini, kalian harus istirahat. Supaya energi kalian terisi penuh besok!"

Jerat Takdir Dua MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang