"Gila? Tampan sekali Om itu!"
"Benar! Dia sangat tampan!!"
"Aku suka yang matang-matang seperti itu!"
"Astaga! Rahimku hangat!"
Berisik memenuhi sekitar lobi gedung Stale National University saat seorang pria baya yang tak tampak tua turun dari dalam mobil Bugatti hitam miliknya, dia berjalan dengan gagah, membawa pesona menguar yang melelehkan semua pasang hati juga mata memandang.
Yang di bicarakan tampak tak acuh, dia datang untuk menemui putri bungsunya yang lagi-lagi membuat ulah di kampus. Pria baya berusia 60 tahun ini─ Dexter, rasa-rasanya ingin bergegas memasukkan kembali sang anak ke dalam perut istrinya jika tahu, dia lahir akan menjadi biang masalah yang terus menerus datang.
Berbeda dengan Dexter yang berjalan tegap, 3 orang mahasiswi di dekat pilar menatap Dexter dengan penuh memuja. "Tampan sekal! Aaa gila! Aku mau banget jadi simpanannya, tidak apa-apa tidak di bayar pun, aku rela!"
"Mar, kamu tidak mau coba dekati? Om itu tampan sekali,"
Mahasiswi yang di ajak bicara ikut menatap penuh puja pada ketampanan Dexter, "Gampang. Lihat aku,"
Kedua temannya bersorak, mereka memperhatikan bagaimana Maura berjalan mendekati Dexter yang tak acuh pada sekelilingnya. Dengan sengaja, Maura menabrakkan diri pada sosok Dexter. "Ups, maaf, Om. Aku tidak sengaja,"
Dexter hanya meliriknya sekilas tanpa minat, pria itu melanjutkan jalan tapi lagi-lagi terhenti saat lengannya di tahan. "Om sebentar, nama aku Maura!"
Menepis kasar tangan mahasiswi itu dari lengannya, Dexter pun melanjutkan langkah. Tapi Maura tak kehabisan cara, dia berusaha menyamakan langkah lebar Dexter dengan langkah terbatasnya. Tak lupa terus bicara, "Om, aku free loh nanti malam. Om mau ketemu sama aku tidak?"
Dexter mengabaikan mahasiswi genit yang terus mengikutinya, "Om aku─"
"Sugar Daddy!"
Dari kejauhan beberapa menit sebelumnya, Drasteia berjalan seorang diri dengan bibir menggerutu sebal. Padahal dia cuma tidak sengaja menginjak kepala seorang lelaki yang mencoba mendekatinya, eh orang tuanya malah di panggil ke kampus. Dia sebal, "Memangnya ini era menengah atas apa? Masa main panggil-panggil orang tua kayak begitu!"
Dia yang asyik mengomel tidak sengaja melihat sang Ayah di dekati seorang, "Ih ulet bulu! Kenapa dia dekat-dekat Daddy aku? Awas ya!"
Dengan tangan berkacak pinggang, Drasteia melangkah cepat mendekat lalu berseru, "Sugar Daddy!"
Yang sontak saja, semua pasang mata menatap tepat ke arah Drasteia bergantian ke arah Dexter yang berdiri tegap. Dia membiarkan Drasteia mendekatinya, bergelayut manja di lengannya. "Kenapa sugar Daddy aku ini sampai repot-repot menemui aku di sini? Kita kan bisa janjian di rumah,"
Maura bersama mahasiswi lainnya memelotot ke arah Drasteia yang begitu genit, "Sugar Daddy, ayo kasih aku uang. Tiga miliar sudah sangat cukup kok, aman."
Dexter geleng-geleng kepala mendengar ucapan sang putri, dia hanya bisa mengikuti ke mana sang anak menarik tangannya pergi.
"Daddy kenapa tidak mengelak sih? Kenapa pasrah gitu sama dia?!"
"Pasrah gimana, sayang?"
"Pasrah di pegang-pegang!"
Dexter terkekeh, "Jelas-jelas Daddy sudah menolak, mana ada pasrah?"
"Ada! Aku lihat!"
"Terserah cantiknya Daddy kalau begitu,"
"Aku lapor nih ya ke Mommy!"
"Lapor apa, sayang?"
Drasteia kaget, dia melihat ke arah kaca mobil yang kini sudah di turunkan, tak lama, di susul Amareia yang keluar dari dalam mobil. "Mommy! Mommy ikut?!"
Amareia mengecup lembut kening putrinya, "Ikut, sayang. Kenapa?"
"Mommy! Mommy! Tadi ada yang dekat-dekat Daddy terus Daddy sangat welcome!"
Dexter memelotot mendengar ucapan putrinya yang jauh dari kenyataan yang ada, "Deis bohong, sayang!"
"Deis tidak bohong!"
Drasteia menahan tawa, melihat wajah panik sang Ayah sedangkan Amareia yang tahu betul bagaimana sikap suami juga anaknya, hanya bisa geleng-geleng kepala. "Jangan di biasakan bohong, sayang."
Drasteia menyengir lucu, gadis itu mengecup pipi sang Ayah, "Daddy Deis tampan sekali, hehe."
"Ada maunya pasti,"
Drasteia menyengir, "Boleh Deis yang menyetir mobil? Secara khusus untuk Mommy dan Daddy,"
Kan benar, gadis cantik keturunan Mason ini akan bersikap manis jika ada maunya saja. "Hati-hati tapi,"
"Siap, Dad!"
Dengan semangat membara, Drasteia memutari mobil, dia duduk di kursi pengemudi dengan senyum lebar. Melihat itu, Amareia juga Dexter ikut geleng-geleng kepala. Mereka melangkah mendekat menuju mobil yang terparkir di depan lobi utama, hendak melangkah lagi sebelum kaki mereka terhenti di udara saat ....
Brakk!
"DEIS!"
Amareia berteriak histeris, melihat mobil yang di dalamnya ada sang anak, di tabrak dari belakang, terdorong ke depan hingga menabrak dinding pembatas dengan begitu kuat. Semua yang melihat, berlarian mendekat, terutama Dexter yang berlari menuju kursi pengemudi, tangannya gemetar, melihat kepala sang anak yang penuh akan darah.
"D-Deis ...."
****
Kelanjutan ada di pdf, hanya Rp 25.000
Halo Halo!
Versi pdf sudah tersedia yaaa!! Hanya 25.000 saja sudah dapat cerita keseluruhan dengan ratusan bab dan banyaknya plot twist.
Pembelian hanya bisa melalui nomor, 0858-6330-2854 atas nama Jeongsa14
Dan pembayaran hanya bisa melalui e-wallet:
- Dana
- Gopay
- Ovo
- Shopee Pay
- PulsaBye seng!
Eh tunggu!
Buat kalian yang kepo cerita Aillard dan Aysele, mau aku buatin di karya karsa ga??
Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Jerat Takdir Dua Masa
Fantasy(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraiannya 6 tahun silam dengan Dexter. Dengan bekal nama-nama mereka yang ikut campur dalam kehancuran ruma...