04 - Mengubah Perceraian

25.3K 1.4K 142
                                    

"Sayang, kamu yakin mau ikut?"

Wajah yang semula redup karena sang istri menolak ikut dengannya dalam perjalanan bisnis, kini berubah bercahaya. Dexter sangat antusias sebab dia akan melakukan perjalanan bisnis sekaligus bulan madu dengan istrinya, itu adalah poin tambahan tiap kali dia melakukan perjalanan bisnis dengan di temani sang istri.

Juga, perubahan keputusan Amareia di kuatkan dengan dirinya yang tiba-tiba kembali ke masa lalu. Amareia tak akan memberi kesempatan untuk Shamaira menjebak suaminya, Amareia tahu dirinya tampak konyol karena berusaha mempertahankan pernikahan setelah di masa depan, mereka berakhir bercerai lalu resmi menjadi orang asing.

Tak apa, lupakan sejenak masa depan yang sudah di lewatinya.

"Apa kamu keberatan, Dex?"

"Tentu saja tidak! Aku selalu berharap, kau bisa ikut denganku kemana pun aku pergi."

Dexter yang budak cinta dan takut pada Amareia memang tampak mustahil berselingkuh jika tidak di goda atau di jebak seperti yang terjadi sebelumnya. Demi kedua anaknya, Amareia akan mempertahankan pernikahan ini. Dia sudah cukup punya banyak bukti tentang anak-anaknya yang telantar sebab perceraian kedua orang tuanya. Si kembar harus berbagi waktu antara Ayah dan Ibu mereka dalam sebulan.

Mengingat itu, hati Amareia kembali tersayat perih. Amareia tak pernah merasakan di posisi si kembar sebab dirinya terlahir dari keluarga yang harmonis dan selalu memanjakannya. Hanya saja, Amareia sejak kecil merasa kesepian, dia anak tunggal, tak memiliki teman main sejak kecil, hanya Dexter yang selalu menemaninya sejak kecil karena kediaman mereka saling berhadapan.

Bisa dibilang, Amareia menikah dengan sahabatnya semasa kecil, Dexter. Pernikahan mereka berjalan dengan manis, penuh keromantisan dan kehangatan. Dexter juga tidak pernah sungkan menunjukkan bukti cintanya pada sang istri, hingga suatu hari, entah letak kesalahan apa yang salah satu dari keduanya perbuat sampai berakhir di sidang perceraian.

Dan kabar perceraian keduanya, membuat banyak orang ikut merasa kecewa. Terutama para pasangan muda yang mengidolakan dan menjadikan kehangatan rumah tangga Amareia juga Dexter sebagai percontohan dalam rumah tangga mereka kelak.

"Aku akan membicarakannya pada anak-anak," Amareia ingat jika dia sangat dekat dengan kedua anaknya. Tiap kali ingin menemani Dexter melakukan perjalanan bisnis, si kembar akan membuat drama untuk mengulur waktu. "Baik, sayang. Kamu mau turun duluan atau menungguku?"

"Aku duluan, Dex."

Amareia keluar kamar dengan pakaian yang sudah rapi, dia menemui kedua anaknya yang tengah menunggu di meja makan. "Selamat pagi sayang-sayangnya Mommy," rasanya sangat membuncah. Dia bisa menyapa si kembar di pagi hari seperti ini, melihat keduanya memakai seragam sekolah dengan wajah yang sama-sama cerah. Amareia merindukan situasi hangat ini.

"Selamat pagi, Mommy!" Keduanya berdiri, mereka mengecup bergantian pipi Amareia yang di balas kecupan lembut di kening si kembar. "Mommy selalu cantik, aku tidak pernah tidak terpana melihat kecantikan Mommy. Kelak, jika aku sudah dewasa, aku akan secantik Mommy!" Aysele memiliki lidah yang sangat manis saat bicara dengan Ibunya.

Tak jauh berbeda dengan Aillard kembarannya, "Aysele benar, Mommy. Mommy adalah mutiara terindah yang pernah kami temui! Aku bersyukur menjadi anak Mommy,"

"Manisnya anak-anak Mommy," Amareia mengusap puncak kepala mereka dengan penuh sayang. Di masa depan, kedua anaknya harus ikut dengan Dexter sebab hak asuh jatuh pada Dexter. Sempat ada perdebatan, karena Amareia yang ingin merawat kedua anaknya tapi putusan tak bisa di ubah, anak-anaknya tinggal bersama Ayah mereka dan istri baru pria itu.

Amareia duduk di sisi kanan Dexter, di hadapan Amareia ada si tampan Aillard yang baru berusia 6 tahun di tahun ini, juga ada kembarannya yang secantik bulan di malam hari, dia selalu bersinar dengan sepasang mata cemerlang. Aysele, kembaran Aillard yang duduk di samping Ibunya. Tak lama, Dexter datang, pria itu mengecup kening istrinya juga mengecup kening kedua anaknya bergantian.

"Selamat pagi kesayangannya Daddy,"

"Selamat pagi, Daddy!"

Kehidupannya begitu harmonis, dua anak yang tampan dan cantik dengan orang tua yang memprioritaskan mereka dengan penuh kasih sayang. Jika begini, mustahil banyak yang menduga mereka akan berakhir bercerai. "Kita mulai sarapan ya, Aysele harus makan wortel dan Aillard harus makan ikan!"

Bukan hal asing, jika si kembar memiliki ketidak tertarikan pada makanan berbeda. Aysele yang benci wortel karena menurutnya, dia itu bukan kelinci, jadi tidak boleh makan wortel. Sedangkan si tampan Aillard, dia benci ikan karena saat kecil, Aillard pernah terpeleset lalu jatuh ke kolam ikan. Semua ikan mendekatinya, rasanya memang geli tapi untuk Aillard, itu trauma terbesarnya!

"No, Dad! Aysele akan makan roti!"

"Aillard juga akan makan sandwich!"

Dexter menggeleng pelan, pria itu menarik piring kedua anaknya yang sudah terisi roti selai cokelat dan sandwich. Mengubahnya dengan piring baru yang diisi olahan wortel untuk Aysele dan ikan untuk Aillard, terus saja si kembar memasang wajah kesal. "Dad! Aku tidak mau makan wortel! Aku bukan kelinci!"

"Aku juga bukan kanibal! Aku tidak ingin makan ikan!"

"Kalian ini harus makan wortel dan ikan! Memangnya siapa yang bilang kalian seperti kelinci dan kanibal?"

Melihat perdebatan yang sudah lama tak dilihatnya, Amareia tersenyum haru. Hatinya menghangat melihat pemandangan langka yang sempat lenyap di masa depan, "Mommy! Mommy pasti membela aku kan? Mommy sangat pengertian padaku, aku tidak ingin menjadi kelinci!" Aysele mencoba peruntungannya pada sang Ibu.

Tapi sayangnya, pagi ini, Amareia satu sekutu dengan Dexter. "Kalian harus memakan makanan yang ada di depan kalian sekarang, tidak apa-apa, wortel dan ikan tidak seburuk bayangan kalian, sayang."

"Mommy!" Si kembar merengek tak terima, mereka ingin kembali membantah tapi tatapan sang Ayah yang sudah jauh lebih tegas, membuat keduanya menutup mulut rapat-rapat dan mulai menatap horor pada piring.

Aillard, pemuda kecil itu baru akan menyuap tapi sudah lebih dulu .... "Huek!"

Amareia tertawa kecil, wanita itu memberikan gelas berisi air putih pada putranya. "Baiklah, jangan dipaksakan. Habiskan sandwichnya, Aysele juga."

"Thank you Mommy! Mommy memang yang paling pengertian!"

Aysele buru-buru mendorong piring berisi wortel sebelum sang Ibu berubah pikiran, Dexter juga hanya bisa menggeleng melihat istrinya dan juga si kembar. Usai menyelesaikan sarapan bersama, sambil menemani si kembar memakai sepatu, Dexter mengangguk ke arah istrinya untuk meminta izin pada si kembar.

"Sayang, Mommy akan ikut Daddy melakukan perjalanan bisnis. Apa tidak apa-apa?" Ucapan Amareia membuat gerakan tangan si kembar terhenti, keduanya dengan kompak mendongak. "Mommy mau ikut Daddy? Mau mau meninggalkan kami?" Aysele memasang wajah cemberut, kembarannya yang terkesan kaku juga menatap tak rela pada sang Ibu.

"Mommy tidak pernah meninggalkan kalian, sayang. Mommy hanya sebentar menemani Daddy,"

"Mommy janji hanya sebentar?"

"Janji, sayang. Aillard dan Aysele tinggal di rumah Granny ya? Selama Mommy ikut Daddy,"

Keduanya mengangguk dengan lesu, sebagai perpisahan sebelum orang tuanya pergi perjalanan bisnis, Amareia dan Dexter memutuskan untuk mengantar si kembar ke sekolahnya. Kebetulan, keduanya meloncati kelas dan sekarang sudah duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Sebenarnya hanya Aillard yang lompat kelas atas kejeniusan otaknya, tapi karena Aysele tak mau kalah, dia pun lewat jalur orang dalam, agar dia bisa ikut loncat kelas.

Jalur orang dalam memang paling kuat, apalagi kalau keuangan yang mumpuni.

***

AKU DOUBLE UP!!

Spam koment yaa buat selanjutnya!!

Jangan lupa vote!!!

BYE GUYS!!

Eh eh eh

Aku bisa up lagi kalau kalian spam koment lagi, HAHAHA

Jerat Takdir Dua MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang