11 - Rencana Pembalasan

19.9K 1.2K 236
                                    

"Dad, masakanmu tak pernah salah!"

Aysele tak pernah sungkan memuji Ayahnya, membuat pria tampan dengan jambang tipis itu terkekeh pelan. "Terima kasih, sayang. Habiskan sarapannya ya,"

"Siap!"

Diam-diam, Amareia memperhatikan Dexter. Dia tahu, Dexter sangat mencintainya dan sulit rasanya untuk percaya jika Dexter berkhianat. Sekarang, kesulitannya untuk percaya telah memiliki alasan. Dexter menikahi Shamaira setelah di jebak wanita licik itu, Amareia tak tahu bagaimana kehidupan pernikahan mereka tapi yang pasti, mereka bukan keluarga yang harmonis.

"Pasti menyenangkan kalau aku dan Aillard bisa terus menikmati sarapan dengan di temani Mommy dan Daddy,"

"Itu akan terjadi, Aysele. Jangan khawatir,"

Semua pasang mata menatap ke arah kedatangan Aillard dengan kaca mata hitam pemuda kecil itu. Selain terkejut mendengar jawaban tak terduga Aillard, Dexter juga terkejut melihat penampilan anaknya. "Kenapa kau memakai kaca mata hitam pagi-pagi begini, Aillard?"

"Tidak apa-apa, aku hanya tidak ingin ketinggalan zaman."

Amareia menggeleng pelan, dia tahu alasan Aillard memakai kaca mata hitam karena pasti, untuk menutupi mata sembabnya. Amareia juga tak ingin mengungkit tentang jawaban Aillard, "Aillard duduk. Kita harus sarapan,"

Pemuda kecil yang memiliki wajah sangat mirip dengan Ayahnya itu mengangguk, dia duduk di kursinya dan memakan makannya dengan kaca mata hitam. "Aku serasa sarapan dengan si buta dari gua hantu," Aysele kembali berceletuk dengan tampang tak berdosa.

Membuat Aillard mendengus ke arahnya, "Diam bocah!"

"Kita seumuran!"

"Kau tetap bocah!"

"Kau juga bocah!"

Dexter mau pun Amareia memijat pelipisnya mereka yang berdenyut pusing, si kembar kapan bisa akurnya. "Sudah, hentikan, Aillard, Aysele. Tidak baik bertengkar di depan makanan," mereka berdua akhirnya diam dan memilih memakan makanan.

Sedangkan tanpa semua orang sadari, Leo menatap perdebatan Aillard dan Aysele dengan penuh rasa iri. Dia juga ingin bisa bercanda dengan saudara seperti itu, sayangnya, Aillard dan Aysele membenci Leo. Leo jadi tidak punya teman untuk berdebat atau bercanda, dengan wajah menunduk, Leo mencoba memakan sarapannya. Pemuda kecil yang di dewasakan keadaan itu makan dalam diam.

Selesai sarapan, seperti rencana semalam, si kembar menginginkan pesta. Tentu saja Amareia tak sungkan mewujudkan, tapi ada perubahan konsep. Aillard tiba-tiba ingin piknik di sebuah taman alih-alih membuat pesta, Aysele juga setuju dengan antusias. Di sinilah mereka berada, di sebuah taman yang secara khusus di siapkan oleh Dexter untuk menjadi tempat piknik.

Sebuah alas putih sudah di gelar di atas rerumputan, banyak makanan ringan dan makanan olahan yang Amareia buat. Dexter juga mengerahkan banyak anak buahnya untuk memastikan, tidak ada wartawan yang bisa mengambil gambar Amareia. Karena Amareia ini seorang publik figur, semua orang tahu dia sudah bercerai dengan Dexter dan Dexter juga sudah menikah lagi.

Akan timbul rumor tak berdasar jika foto piknik ini sampai muncul di media, sayangnya, Amareia sengaja menyuruh seseorang untuk mengambil gambar dirinya yang tengah piknik, mempublikasikannya ke media sosial agar Shamaira merasa kepanasan. Amareia akan menerima konsekuensinya, dia menahan senyum saat membayangkan wajah dongkol Shamaira.

***

"Mereka sangat serasi, sangat disayangkan mereka bercerai."

"Kau benar, lihat, tatapan Tuan Mason pada Amareia saja terlihat masih penuh cinta. Mereka pasti saling mencintai,"

"Jika saling mencintai, kenapa bercerai? Tuan Mason juga sudah punya istri baru,"

Jerat Takdir Dua MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang