27 - Sebuah Fakta

18K 1K 318
                                    

Amareia mengunci pintu kamarnya, dia duduk di atas ranjang dengan memangku laptop yang menayangkan banyak sekali rekaman CCTV hotel enam tahun lalu di sekitar wilayah kota Size. Amareia tak main-main dalam mencari tahu atas segala kebingungannya, Leo yang anak kandung Drake dan Shamaira namun malah Dexter yang diakui Leo sebagai Ayahnya. Ini bagaimana konsepnya?

"Gotcha! Ini yang aku cari," Amareia memperhatikan apa yang terjadi di dalam video. Ada Drake dan Shamaira di sana, tampak Shamaira yang mulai menggoda Drake lalu berakhir permainan panas di atas ranjang. "Aku yakin, harusnya, pria di rekaman CCTV ini Dexter tapi karena aku kembali ke masa lalu, posisi Dexter di gantikan oleh Drake."

Dia mengetuk dagunya, "Leo anak kandung Drake dan Shamaira yang harusnya menjadi anak kandung Dexter dan Shamaira. Lalu, Dexter bertanggung jawab atas Leo apa karena aku kembali ke masa depan lagi sebelum waktunya tiba di mana Shamaira datang ke kediaman kami?"

"Tidak, tidak, aku bingung. Aku tidak mengerti dengan ucapanku sendiri,"

Wanita itu memijat pelipisnya yang terasa berdenyut pusing, dia menatap jam di dinding. Katanya, Dexter masih suaminya tapi kenapa pria itu tidak juga pulang? Apa dia hanya bermain-main dengan dirinya? Amareia menaruh laptopnya ke atas nakas, dia berbaring miring dengan pikiran yang kembali berkelana.

"Kalau tahu kembali ke masa lalu akan membuatku pusing seperti ini, lebih baik tidak usah kembali ke masa lalu. Toh, aku juga menikmati hidupku yang sekarang tanpa ada peran suami." Tapi Amareia juga memikirkan kedua anaknya yang membutuhkan peran dirinya juga Dexter, "Tapi aku tidak bisa egois. Ada anak-anak yang harus aku pikirkan,"

Di rumah sakit, Shamaira duduk di kursi roda dengan bibir pucatnya yang di poles lipstik merah menyala. Dia menatap ke cermin, melihat wajahnya sendiri. Berurusan dengan Drake menjadi penyesalan terbesar dalam hidupnya, lebih besar dari penyesalan yang pernah dia lakukan sebelumnya. Andaikan bisa mengubah masa lalu, Shamaira tak akan pernah mau berurusan dengan Drake.

Pria iblis yang kekejamannya tak pernah bisa ditolerir, Shamaira menjadi salah satu target kekejaman Drake selama ini. Hanya saja, Dexter bisa melindungi Shamaira. "Dex, jangan pernah tinggalkan aku, jika kau meninggalkan aku, Drake akan semakin menyakitiku." Shamaira tak ingin pisah dari Dexter atau Drake akan semakin mencecar dirinya.

Wanita itu keluar dari kamar mandi, dia kembali ke ranjangnya karena luka tembak di pahanya masih perlu waktu untuk sembuh.

***

"Dex, aku tahu, kau tidak akan pernah mengabaikan aku kan?"

Shamaira sungguh bahagia melihat Dexter yang masuk ke ruangannya, dia datang sendiri. "Terlalu percaya diri,"

Senyum Shamaira memudar mendengarnya, "Lalu? Untuk apa kau ke sini kalau bukan melindungi diriku dari Drake?"

"Shamaira, sadar diri. Kau bisa ada di sisiku untuk menjadi batu loncatan, jangan terlalu percaya diri."

Sakit? Tentu saja!

Alasan itu juga yang membuat Shamaira membenci Amareia, karena Amareia, dia harus hadir sebagai tameng. Ya, Shamaira juga tahu. Dexter membiarkannya bergerak seperti ulat bulu di sisi pria itu agar Amareia aman dari serangan musuh. Shamaira sangat tahu, tapi rasanya tetap menyakitkan. "Dex, apa kau lupa tentang dia?"

"Cih! Tentang siapa yang kau maksud?"

Dexter hanya datang untuk memastikan jika Shamaira belum mati, setelah merasa kelewat cukup, Dexter pun pergi meninggalkan Shamaira yang menatap nanar kepergiannya. Dengan hati terluka, Shamaira mengambil ponselnya di atas nakas. "Bagaimana kondisinya?"

"Baik-baik saja, Nyonya. Apa Anda akan datang menjenguk? Nona terus mencari Anda,"

"Aku akan datang, setelah kondisi lebih baik."

Jerat Takdir Dua MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang