37 - Sengaja Membuat Rumor

18.7K 1.1K 310
                                    

"Suamiku!! Apa yang kau lakukan dengan jalang itu di belakangku?!"

Kedua mata tajam Dexter berkilat semakin tajam mendengar Shamaira mengatakan bahwa istrinya seorang jalang, "Tutup mulutmu! Istriku jauh lebih terhormat!"

Deg.

Shamaira mendadak gagu, mendengar Dexter terang-terangan menyebut Amareia sebagai istrinya, hal serupa juga Amareia rasakan. Dia kaget mendengar Dexter menyebut dirinya sebagai istri pria itu, tapi di sisi lain, dia merasa bahagia atas pengakuan Dexter. "I-iya, kamu benar, istrimu jauh lebih terhormat, aku kan istrimu?" Shamaira mencoba percaya diri dengan tersenyum ke arah Dexter.

Dexter? Pria itu berdecih, dia merangkul pinggang Amareia dan mengecup bibirnya di hadapan semua karyawan yang saat ini ada di hadapannya. "Hanya Amareia istriku, tidak ada yang lain."

Para karyawan membekap mulut mereka terkejut, Shamaira juga semakin terkejut mendengar penegasan Dexter. Berbeda dengan Sarah yang mengangguk puas, di perusahaan ini, yang tahu jika Dexter belum bercerai dengan Amareia hanya Sarah. Sejak awal, hanya Sarah yang tahu karena wanita ini yang turun mengantarkan berkas perceraian dan juga tahu jika Tuannya tidak pernah menandatangani surat perceraian itu.

"Suamiku─"

"Berhenti menyebut suamiku sebagai suamimu! Sadar diri dan posisi, Shamaira, kau sudah diceraikan oleh pria yang kau sebut suami!" Amareia jadi berani memberi penegasan ulang, dia bahkan mendongak ke arah sang suami yang menunduk, kembali mengecup keningnya.

"AKU TIDAK PERNAH BERCERAI DENGAN DEXTER!! KAU! Kau Amareia! Kau yang menggoda suamiku!!"

"Siapa suamimu?" Amareia menatapnya sinis, "Jika aku ingin menggoda Dexter, sah-sah saja, dia suamiku. Lalu, siapa suamimu yang aku goda?"

Kedua tangan Shamaira terkepal dengan kuat, dia ingin sekali menjambak rambut Amareia seperti tadi menjambak rambut Sarah. Tapi keberadaan Dexter di sisi Amareia, membuatnya tak berani bertindak gegabah. "KAU YANG SUDAH BERCERAI DENGAN DEXTER!! DEXTER SUAMIKU! HANYA SUAMIKU!!"

"Wanita gila," Mendengar ucapan Dexter, semua karyawan terkejut, Shamaira yang semakin emosi, dan Amareia yang tidak sengaja mencengkeram kemeja Dexter di bagian pinggang. Dexter menunduk, dia tentu saja merasakan remasan kuat di kemeja bagian pinggangnya dari sang istri. "Ada apa, sayang?"

Amareia menggeleng, "Tidak."

"Wajah kamu pucat,"

Amareia memang merasa pusing secara tiba-tiba, "Dex,"

"Iya, sayang, kenapa?"

"Kepalaku sakit,"

"Sakit? Kita ke rumah sakit sekarang!"

Dexter langsung menggendong istrinya, dia berjalan cepat meninggalkan kekacauan di perusahaan juga Shamaira yang semakin mencak-mencak.

"ARGH! SIAL! APA YANG KALIAN LIHAT?! PERGI! PERGI KALIAN SEMUA!!"

Para karyawan langsung membubarkan diri sembari berbisik-bisik membicarakan tentang fakta yang baru mereka temukan tadi sedangkan Sarah, wanita itu duduk di kursinya sembari bercermin, melihat rambutnya yang berantakan. "Wanita itu, bisa-bisanya dia menjambak rambutku. Menyebalkan sekali,"

***

"Masih pusing, sayang?"

Amareia yang menyandarkan kepala di sandaran kursi mobil menggelengkan kepala, "Sudah tidak. Tidak usah ke rumah sakit, langsung pulang saja, Dex. Aku lelah,"

Dexter meraih jemarinya, mengecup punggung tangannya. "Kita ke rumah sakit dulu ya sebentar. Kamu harus di periksa, aku takut kamu masih sakit."

"Serius, aku sudah baik-baik saja. Aku hanya kelelahan,"

Jerat Takdir Dua MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang