"Kamu tak pulang malam ini, suamiku?"
"Ya,"
Shamaira menatap nanar ponselnya yang kembali menampilkan layar beranda sebab Dexter yang tiba-tiba memutuskan panggilan. Dengan menghela napas berat, Shamaira menyimpan ponselnya ke dalam laci nakas. Wanita itu keluar kamar menuju kamar putranya, dia juga tahu jika si kembar memutuskan untuk ikut dengan Ibu mereka.
Itu bagus.
Shamaira tak perlu lagi merasa muak melihat wajah si kembar setiap hari.
Di dalam kamar Leo, bocah laki-laki itu tengah nyenyak tertidur. "Leo, kau harus menjadi anak yang berguna untuk Mama." Shamaira mengusap kepala putranya dengan lembut, wanita itu melihat ke arah pintu saat pintu terbuka. Dia tersenyum melihat siapa yang datang, "Apa kau sudah tak sabar?"
"Kau menungguku kan?"
Shamaira tertawa pelan lalu menutup mulut karena takut mengganggu tidur putranya, wanita dengan gaun tidur tipis itu berbaring di samping putranya yang terlelap. "Aku selalu menunggumu,"
Dan pria di ambang pintu ikut tersenyum mesum, dia menutup pintu, melepaskan handuk yang menutup pinggang ke bawah. Dia naik ke atas ranjang, mengukung tubuh Shamaira yang tak lagi tertutup gaun tidur tipis. "Suamimu tak pulang lagi malam ini?"
"Iya, aku kesepian. Untungnya ada kamu," Shamaira mengedipkan sebelah matanya menggoda, wanita itu menggigit bibir bawah dengan penuh sensual. "Aku butuh sentuhanmu,"
"Aku tak akan melewatkan satu pun sentuhan pada tubuhmu,"
Tanpa bicara lagi, pria itu pun ingin mencium bibir Shamaira namun Shamaira memalingkan wajahnya. "Jangan lupa, aku tak suka kau cium bibirku."
"Ck! Baiklah,"
Permainan panas yang mereka lakukan tepat di samping Leo yang terlelap terus berlanjut sampai berjam-jam, Shamaira tak pernah merasa puas karena dia memang pengidap hiperseks. "Shit! Jalang! Bagaimana jika kau hamil?" Berkali-kali menggauli Shamaira, wanita itu melarang dirinya memakai pengaman, sebagai pria yang waspada, tentu saja dia takut membuat masalah.
"Itu tujuanku! Lakukan saja! Jika hamil, anak ini anak suamiku!"
Pria itu berdecih, "Kau terlalu licik untuk merebut hartanya."
"Harus licik untuk sebuah tujuan,"
Shamaira mendesah keras tanpa memedulikan jika Leo yang tertidur di sampingnya akan terbangun, jika sudah dihadapkan dengan kenikmatan bercinta, Shamaira akan lupa segalanya. Dia berkali-kali berhubungan dengan pria ini, pria yang dijamin subur namun dirinya tak kunjung hamil. Shamaira sangat dongkol, padahal dia ingin cepat-cepat pamer pada Amareia tentang kehamilannya.
Shamaira pikir, Amareia akan cemburu jika dia pamer tengah hamil yang pasti, Amareia berpikir dia hamil anak Dexter.
"Keluarkan di dalam! Aku harus hamil!"
"Wanita gila!"
Shamaira mengabaikan umpatan pria yang selama ini menjadi teman ranjangnya, dia terus menikmati dan menanti bisa hamil lebih cepat.
***
"Mommy,"
"Ya, sayang."
Semalam, Amareia tidur di kamar putrinya. Dia tersenyum melihat Aysele yang baru bangun, "Mandi ya? Mommy akan siapkan sarapan untuk Aysele dan Aillard, nanti Mommy juga yang akan antar kalian ke sekolah."
"Siap, Mom!"
Aysele pergi ke kamar mandi, Amareia juga ikut turun dari ranjang dan langsung ke dapur untuk membuat sarapan. Saat melewati ruang tengah, Amareia melihat kehadiran Dale Chesner yang tengah berbaring di sofa panjang. Melihat wajahnya, kedua tangan Amareia terkepal erat. Dia ingin sekali meninju wajah Chesner jika ingat pengkhianatan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jerat Takdir Dua Masa
Fantasy(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraiannya 6 tahun silam dengan Dexter. Dengan bekal nama-nama mereka yang ikut campur dalam kehancuran ruma...