63 - Suami dan Ayah Siaga

9.1K 445 4
                                    

Pada pukul 2 dini hari, gerakan di sampingnya membuat Dexter membuka mata perlahan. Pria itu tersenyum, menatap mata murni putra bungsunya yang mengerjap beberapa kali. Beralih dia menatap jam di dinding yang ternyata baru pukul 2 dini hari.

Tak ingin mengganggu tidur istrinya, Dexter dengan hati-hati turun dari atas ranjang, dia juga membawa serta Archer. Hal pertama yang Dexter lakukan memeriksa, apakah popok yang bungsunya pakai penuh sampai mengganggu jam tidurnya yang ternyata memang benar. Dengan telaten, Dexter membersihkan juga memakaikan kembali popok yang baru.

"Anak Daddy pintar sekali, tidak menangis karena takut membangunkan Mommy ya?" Dexter mengajak putranya bicara dengan suara pelan, pria itu menimang bayinya setelah selesai mengganti popok.

Dari arah ranjang, Amareia tersenyum sembari diam-diam memperhatikan apa yang suaminya lakukan. Dia terharu, melihat Dexter yang juga menjadi suami siaga untuknya serta Ayah siaga untuk anak-anaknya. Saat Dexter berbalik ingin membaringkan kembali Archer ke atas ranjang, suami Amareia itu sedikit terkejut melihat istrinya terbangun.

"Sayang?" Dexter bersuara pelan, Amareia mengangguk, Dexter mengubah tujuan yang tadi ingin membaringkan Archer ke ranjang kini ke dalam box bayi si bungsu. Memastikan sekali lagi Archer sudah terlelap, Dexter pun naik ke atas ranjang. Dia membawa kepala Amareia agar menjadikan lengannya bantalan.

"Tidur lagi, sayang. Aku puk-puk ya?" Dexter bertanya dengan lembut, namun Amareia malah menangkup rahang tegasnya. Mendongak, menatap lembut Dexter, bahkan tak segan mengecup rahang tegasnya beberapa kali.

"Suamiku siaga sekali,"

Dexter tersenyum lebar, hatinya berdebar-debar merasa sangat bahagia karena usahanya di apresiasi sang istri. "Sayang, apa tadi aku benar membersihkan popok Archer?"

Amareia mengangguk, "Sudah benar, sangat benar. Terima kasih, sayang."

"Sama-sama, sayang!"

Keduanya berpelukan, menikmati malam yang semakin mendekati pagi dengan berbagi kehangatan dalam dekap erat. Di box bayi, seakan paham situasi orang tuanya, Archer terlelap semakin nyenyak tanpa terganggu apa pun. Bungsu Mason dan Yvette itu sangat anteng, bahkan tidak menangis saat terbangun di tengah malam.

Pagi tiba, Amareia sudah bangun dari tidurnya, sudah membersihkan diri pula tapi Dexter dan si bungsu masih sama-sama terlelap. Amareia berjalan keluar kamar menuju dapur, hari ini hari libur, jadi dia akan membiarkan si kembar bangun lebih siang dari biasanya. Amareia juga berniat membuat menu sarapan sendiri.

Saat di dapur, keningnya berkerut tak menemukan seseorang, "Di mana kepala pelayan?"

Seorang pelayan yang sudah bekerja lama di kediaman ini mau pun Mason sebelumnya langsung mendekat ke arah Amareia, "Selamat pagi, Nyonya. Saya izin menjawab, kepala pelayan sudah tidak bekerja di sini, Nyonya."

"Kok? Kenapa saya tidak tahu?"

"Maaf, Nyonya. Tuan Mason sudah mengetahuinya,"

"Apa yang terjadi pada kepala pelayan?"

"Bibi kepala pelayan masuk rumah sakit karena komplikasi yang di deritanya, Nyonya."

"Komplikasi? Kapan masuk rumah sakitnya?"

"Tepat di hari Anda melahirkan, Nyonya."

Pantas, pantas dirinya tidak tahu. Dexter pasti sengaja tak memberi tahu dirinya karena takut dirinya khawatir, Amareia pun menghela napasnya pelan, dia meminta pelayan di depannya untuk menghubungi Hans karena Amareia memang tak membawa ponsel dan malas baik ke kamarnya kembali.

"Ini, Nyonya, sudah terhubung."

"Iya, terima kasih."

Amareia segera mengambil alih ponsel pelayan itu, "Hans."

"Iya, Nyonya? Ada yang bisa saya bantu?"

"Carikan kepala pelayan baru untuk kediamanku,"

"Sudah saya lakukan, Nyonya. Atas rekomendasi sekretaris Sarah, siang nanti kepala pelayan baru akan datang ke kediaman."

"Baiklah, terima kasih, Hans."

"Sama-sama, Nyonya."

Panggilan terputus, Amareia memasukan ponsel tersebut pada pemiliknya. Dia pun sibuk mengambil bahan-bahan, di bantu pelayan bagian dapur, Amareia menyiapkan sendiri menu sarapan. Tepat Amareia selesai membuat cokelat hangat untuk dirinya dan susu cokelat hangat untuk anak-anak serta suaminya, anak-anak dan suaminya turun dari lantai atas.

"Good morning, Mommy!"

"Pagi, sayang."

Amareia tersenyum menatap mereka semua, "Pagi. Ayo kita sarapan, kalian datang di waktu yang tepat."

Dexter dengan dua buntutnya duduk di kursi meja makan masing-masing, dengan telaten, Amareia menyiapkan makanan mereka. "Mommy, aku tidak ingin ikan."

"Aysele juga tidak ingin wortel!"

"Pagi ini di coba ya, Nak. Enggak akan kenapa-kenapa, Mommy loh yang masak semuanya sendiri, kalian tega tidak mau makan?"

Si kembar langsung luluh, tak tega melihat wajah sedih Ibu mereka. Keduanya pun terpaksa menikmati makanan yang mereka tak suka tapi rasanya tak mengecewakan, masih bisa mereka terima. Melihat bagaimana kedua anaknya mencoba menikmati makanan, Amareia mengulum senyum.

Tatapannya beralih pada sang suami yang juga sangat menikmati makanan yang dirinya buat, "Enak, sayang?" Tanyanya pada Dexter tapi si kembar ikut menjawab.

"Enak, sayang!"

"Enak, Mom!"

Amareia tertawa melihat kekompakan mereka, apalagi tatapan memicing yang Dexter arahkan pada si kembar. "Mommy tanya pada Daddy, bukan kalian. Kenapa kalian ikut-ikutan menjawab?"

"Suka-suka kami! Kok Daddy yang repot?"

"Anak-anak ini! Kalian mau Daddy masukkan lagi ke dalam perut Mommy huh?!"

"Mana bisa? Daddy bergurau!"

"Kata siapa? Bisa! Sini, Daddy masukkan lagi kalian ke perut Mommy, jangan di lahirkan sekalian!"

"DADDY!!"

Amareia tergelak, "Sudah. Tak baik berdebat di depan makanan, habiskan sarapan baru lanjut berdebat di lapangan."

Dexter dan kedua anaknya masih berperang dingin, Amareia pun geleng-geleng kepala. Mereka bertiga, kadang akur seperti lem kadang bertengkar seperti Tom dan Jerry.

***

Sudah tersedia versi pdf!

Total 300+++ halaman dengan 100+++ chapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Total 300+++ halaman dengan 100+++ chapter.

Pembelian hanya bisa melalui nomor, 0858-6330-2854 atas nama Jeongsa.

Pembayaran juga hanya bisa melalui e-wallet:
- Dana
- Ovo
- Gopay
- Shopee Pay
- Pulsa

Sampai jumpa, seng❤️‍🔥

EH TUNGGU! Ada yang mau cerita Drake ga?? Koment yakk!

Bye!

Jerat Takdir Dua MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang