30 - Dejavu

15.7K 845 306
                                    

Brak!!

"KAU TAHU AKU SUDAH RUGI PULUHAN JUTA KARENA TERUS MENUNDA SYUTING?! KAU MAIN-MAIN DENGANKU SIALAN?!"

Dale Chesner menunduk dengan kedua tangan terkepal, dia mendatangi sutradara yang mengatur jalannya cerita film erotis yang harusnya di perankan Amareia dan Dylan Thomas. Tapi penolakan Amareia, membuat Dale Chesner tidak bisa berkutik selain menerima kemarahan sutradara di depannya saat ini.

"Maaf, saya akan berusaha membujuk artis saya untuk tetap ikut proses syuting."

"Bagus! Saya kasih waktu seminggu! Dalam seminggu syuting belum bisa di mulai, kau harus menerima konsekuensinya!"

Dale Chesner meneguk ludahnya dengan susah payah, seminggu? Apa seminggu dirinya bisa membujuk Amareia untuk ikut syuting? Sedangkan sutradara, dia tahu ketenaran Amareia. Dia rela memberikan waktu tambahan agar Amareia tetap mau syuting. Jika film ini berjalan sesuai harapannya, semua yang berkaitan akan mendapat keuntungan besar!

Kepergian Dale Chesner membuat sutradara itu tersenyum penuh arti, dia menunggu Amareia mau syuting. Keuntungan yang tak main-main, membuatnya menjadi tak sabar mendapat emas jatuh dadakan. Berbeda dengan sutradara yang tak sabar mendapat keuntungan, Dale Chesner malah di buat pusing tujuh keliling memikirkan cara membujuk Amareia.

Amareia yang kemarin, jelas sudah membuat keputusan bulat. Dia tak akan mau syuting!

"Sial! Amareia, kau benar-benar membuatku semakin muak!"

Yang di bicarakan tampak santai memakai masker wajah sembari menonton drama Korea, wanita itu menghabiskan malamnya dengan kesendirian sebab anak-anak sudah masuk kamar masing-masing dan Dexter? Entah, Amareia tak memikirkan pria yang nyatanya masih menjadi suami sahnya. Tidak pernah bercerai pula, Amareia saja yang berpikir dirinya janda padahal istri orang.

"Enak ya jadi Shamaira, di akui dunia sebagai istri Dexter tapi lebih enak jadi aku." Dia terkikik pelan, Amareia ini memang memiliki tingkat percaya diri yang sangat tinggi. Tidak perlu kaget, dia sudah terbiasa.

Tok .... Tok .... Tok ....

"Nyonya?"

"Ada apa?"

"Tuan Dale Chesner menunggu Anda di ruang tengah, Nyonya."

Kening Amareia berkerut, pria sialan itu masih belum berhenti ternyata. Dia masih berusaha membujuk dirinya? Benar-benar pantang menyerah, "Katakan padanya, tunggu sebentar!" Amareia penasaran, bagaimana cara Dale Chesner membujuknya kali ini. Dia pun membasuh wajahnya, berjalan keluar kamar dengan rambut yang di cepol asal.

Di ruang tengah, seperti kata pelayan, Dale Chesner menunggu dirinya. "Ada apa?"

"Amareia, aku ingin membicarakan ulang tentang film dirimu bersama Dylan Thomas."

"Kenapa harus di bicarakan ulang? Sudah aku katakan, aku tak akan pernah syuting!"

Amareia duduk di sofa tunggal, wanita itu duduk dengan anggun, membuat Dale Chesner yang menahan kesal, diam-diam mengagumi dirinya. "Amareia, ini kesempatan bagus untukmu mencoba hal baru. Kau belum pernah melakukan syuting seperti ini kan sebelumnya? Ini akan menjadi sejarah terbaik kariermu,"

"Mempertontonkan tubuhku menjadi sejarah terbaik karierku? Kau bodoh?"

Mata Dale Chesner memelotot, "Kau .... Kau mengatakan aku bodoh?"

"Jelas! Apa lagi? Mempertontonkan tubuh di anggap sejarah, pikiran zaman kapan itu?" Amareia berdecih dengan melipat kedua tangannya di depan dada, "Kau tahu, Chesner. Aku menolak adegan ciuman dalam film dan kau membujukku untuk bermain adegan yang lebih intens dari sekedar ciuman? Kau tidak punya otak?!"

Jerat Takdir Dua MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang