36 - Membuatnya Cemburu

15.5K 931 342
                                    

"Pak Bian langsung pulang saja, nanti saya pulangnya sama Dexter."

"Baik, Nyonya."

Amareia turun dari dalam mobil, wanita itu berjalan dengan anggun juga tak segan membalas sapaan beberapa karyawan suaminya dengan senyuman. Para karyawan tidak ada yang berani membahas tentang yang mereka tahu perihal Amareia─ Mantan Nyonya Mason datang ke perusahaan kembali setelah sekian tahun tak pernah berkunjung, tepatnya, setelah mereka di kabarkan bercerai, Nyonya Mason yang ini tidak pernah lagi datang.

Mereka tahunya, Amareia dan Dexter sudah bercerai tapi tak berani membahas kedatangan Amareia ke perusahaan. Bisa saja Amareia datang menemui Dexter untuk membahas tentang anak mereka, meski sudah bercerai, mereka tetap harus akur karena ada si kembar di tengah mereka. Begitu pemikiran para karyawan, tanpa tahu jika Amareia dan Dexter tak pernah bercerai.

Memasuki lift dan keluar lift khusus petinggi tepat di lantai ruangan suaminya berada, Amareia mendekati ruangan sekretaris Dexter yang langsung berdiri dari duduknya, Sarah membungkuk. "Selamat siang, Nyonya."

"Selamat siang, Sarah. Dexter ada di dalam?"

"Tuan baru masuk ruangannya, Nyonya."

"Baru masuk?"

"Benar, Tuan baru selesai rapat."

Amareia mengangguk, "Aku tidak masalah jika masukkan?"

"Tidak masalah, Nyonya. Hanya saja,"

"Hanya saja?"

"Di dalam, ada Nyonya Shamaira."

Amareia terdiam dengan menahan senyum, kesempatan yang bagus untuk membuat Shamaira kebakaran jenggot. "Oh baiklah, aku masuk dulu ya, Sarah. Semangat bekerja!"

"Terima kasih, Nyonya."

Amareia dengan tak sabar menekan knop pintu ruangan suaminya.

Ceklek.

"Dex!"

Amareia memainkan peran, saat Dexter berbalik badan, Amareia bergaya memudarkan senyum melihat Shamaira. "Apa aku mengganggu?" Dexter langsung mendekat, meraih pinggangnya dan mengecup bibirnya. "Siapa yang mengganggu siapa, sayang?"

"Ada Shamaira, kalian pasti sedang membicarakan sesuatu."

"Kak Amareia tahu itu, Kak Amareia bisa pergi sekarang karena aku dan Dexter masih ada urusan penting."

Mata Dexter berkilat tajam ke arah Shamaira, "Jangan dengarkan jalang itu, sayang."

Amareia memiringkan kepala, dia berjinjit, mengecup bibir Dexter di depan Shamaira yang kini mengepalkan tangan. "Suamiku sudah makan siang?" Amareia sengaja menegaskan kata suamiku, dia ingin membalas perbuatan Shamaira yang juga pernah menegaskan dirinya sebagai istri Dexter padahal tidak pernah dinikahi, hanya mengaku-ngaku sedangkan dirinya, tak perlu mengaku-ngaku, toh memang benar istri sah Dexter.

Dexter mengusap lembut pipi kemerahan istrinya, "Sudah, sayang. Kamu sudah makan siang, hm?"

"Sudah! Aku sengaja datang di jam setelah makan siang, di jalan macet, jadi aku tahu kalau aku tidak akan sempat makan siang dengan suamiku yang tampan ini!" Amareia sengaja, memancing kecemburuan di hati Shamaira. Biarkan, siapa suruh cemburu pada istri sah.

Dexter tersenyum gemas melihat sisi antusias istrinya, "Baiklah. Jadi istriku yang cantik ini datang untuk menemaniku bekerja?"

"Tentu saja!"

Dexter mengacak gemas rambutnya, mereka berdua benar-benar mengabaikan kehadiran Shamaira yang semakin terbakar api cemburu. Wanita itu tak rela! Melihat pujaan hatinya dekat-dekat dengan wanita lain apalagi wanita lainnya itu, Amareia! Musuh bebuyutannya yang ingin dia kalahkan, "Dexter, aku ingin bicara penting denganmu."

Jerat Takdir Dua MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang