42 - Mendapat Yang Di Mau

13.4K 695 328
                                    

"Aku tak mau tahu! Kariernya harus hancur!"

Shamaira kembali tantrum di depan Vivian dan Dale Chesner, dia tak bisa diam saja saat kehidupan Amareia semakin bahagia sedangkan dirinya semakin menderita. Tatapan Shamaira bergulir, "Vivian, Chesner, kalian orang-orang kepercayaanku. Bantu aku menghancurkan kariernya! Jika karier yang dia banggakan hancur, dia akan gila!"

Obsesi Shamaira yang ingin menghancurkan karier Amareia membuat Dale Chesner berdecak pelan, "Shamaira. Coba berpikir dengan lebih benar lagi, jika pun karier Amareia hancur, dia tidak akan gila. Harta Dexter mampu menghidupi gaya sehari-harinya yang glamor, harta orang tuanya pun tidak akan pernah habis apalagi dia anak tunggal."

"Sial! Hidupnya terlalu sempurna!"

Vivian dan Dale Chesner kali ini setuju dengan ucapan Shamaira, hidup Amareia terlalu sempurna dan rasanya tak bisa dianggap nyata. Dia anak tunggal kaya raya, menikah dengan pria berpengaruh yang kaya raya pula. "Tapi aku bisa memfitnahnya,"

"Memfitnah bagaimana maksudmu?" Tanya Vivian.

Senyum penuh arti muncul di wajah Shamaira, "Chesner! Carikan dua ratus orang, mereka harus menjadi sumbu yang membakar perlahan. Karena nanti, aku akan mengirimkan sebuah foto tak senonoh ke sosial media dengan menggunakan wajah Amareia. Kariernya harus hancur meski aku menggunakan cara rendahan sekali pun!"

"Kau yakin akan berhasil? Kehidupan Amareia selalu di pantau orang tuanya, dua detik unggahan yang kau katakan di publikasikan, satu detik kemudian akan lenyap. Kau juga akan dalam masalah, Shamaira."

"Aku punya koneksi! Aku akan menggunakan koneksi orang tuaku dengan baik,"

"Terserah dirimu,"

Shamaira menyeringai, di tak sabar menyuruh seseorang untuk menjadi Amareia lalu mengunggah video tak senonoh itu ke sosial media. Amareia akan kembali menjadi pusat pencarian nomor satu, namun bukan untuk di banggakan melainkan untuk di jatuhkan dan di hina.

Sementara itu, di perusahaan Mason. Amareia kembali datang di jam makan siang, banyak karyawan yang membungkuk segan saat dia lewat. Amareia hanya tersenyum, masuk ke lift khusus petinggi yang akan membawanya ke lantai teratas gedung ini, ruangan tempat suaminya berada. Anehnya, di lantai 10, lift berhenti dan pintu mulai terbuka.

Seorang pria dengan kaca mata tebal tampak menunduk dan masuk ke dalam lift khusus petinggi, kening Amareia berkerut. Apa di salah satu petinggi perusahaan makanya ikut pakai lift khusus petinggi? Tapi di lihat dari perawakannya, dia tidak mirip petinggi perusahaan. Mirip karyawan biasa yang cenderung menutup diri.

"Maaf, Tuan. Kau salah satu petinggi di perusahaan ini?"

Mendengar pertanyaan Amareia, pria itu mendongak. Dia tiba-tiba melepas kaca matanya, membuat kening Amareia semakin berkerut. "Wajahmu tampak tak asing,"

"Halo, aku Dylan Thomas."

Dia menyugar rambut, rambut yang semula rapi dengan gel kini berantakan, dia bahkan melepas 3 kancing teratas kemeja yang tadinya terpasang sampai kerah. Dia melonggarkan dasi, merenggangkan otot lehernya yang kaku karena terus menunduk. "Dylan Thomas? Untuk apa kau di sini?!"

"Tentu untuk menemuimu," Dylan Thomas tersenyum manis. "Amareia, kau sudah membatalkan kontrak film erotis itu. Maka aku juga ikut membatalkan, bukankah aku sangat setia dan pengertian? Amareia, bagaimana jika kita jalan berdua? Kita bisa saling mendekatkan diri,"

Jerat Takdir Dua MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang