Bab 32

3.7K 323 45
                                    

Tok tok tok

Mala mengetuk pintu kamar yang berisi teman-teman nya itu dengan sedikit keras karena sedari tadi pintu di ketuk tak kunjung mendapat jawaban dari dalam seperti nya mereka masih bergelut di alam mimpi masing-masing.

" Guys bangun. " Teriak mala dari luar.

" Ish kayak nya masih pada tidur deh, kebiasaan emang pada kebo semua. " Cicit mala dengan mengerucutkan bibir nya.

" Kenapa cemberut terus? " Tanya rakha seraya berjalan menghampiri mala.

" Mereka belum pada bangun, udah ketuk-ketuk pintu gak ada yang nyaut. Temen-temen lu udah di bangunin? " Jawab mala seraya melemparkan pertanyaan kembali.

" Udah mereka lagi pada siap-siap. " Jawab rakha.

" Trus gimana? Temen-temen gua belum pada bangun. " Tanya mala dengan wajah memelas.

Tanpa menjawab pertanyaan mala rakha mengambil kunci di saku celana nya serta dengan cepat membuka pintu kamar tersebut. Ketika pintu terbuka benar saja teman-teman mala masih tertidur pulas bahkan sampai terdengar bunyi dengkuran halus yang saling bersahutan.

" Udah gua duga pasti masih pada tepar. " Gerutu mala.

" Woy bangun. " Teriak mala dengan sedikit mengguncang tubuh teman-teman nya.

" Apaansi la, pagi-pagi udah berisik banget. " Ucap dara dengan nada parau.

" Ganggu mulu lu mah, gua lagi mimpi dinner bareng sama yesaya abraham tau gak. " Timpal lea dengan mata yang masih terpejam.

" Gua masih ngantuk la. " Sambung aletta.

" Bangun woy, jangan kebanyakan mimpi lu semua. " Teriak mala sekali lagi.

" 5 menit lagi la. " Sahut rara.

" Gak ada! ayo bangun sekarang." Tolak mala seraya terus mengguncang tubuh teman-teman nya.

" Iiii mala mata gua gak bisa kebuka, masih ngantuk berat ini mah." Lirih kia.

" Kalau kalian gak bangun gua tinggalin nih, gua mau ke mall sama The Black Vagos." Ancam mala yang sudah geram karena teman-teman nya tak kunjung bangun.

Mendengar mala mengucapkan itu teman-teman mala sontak membuka mata nya. Mereka dengan cepat merubah posisi menjadi duduk sembari terus mengucek-ngucek mata.

" Eh jangan tinggalin kita dong la. " Cegah nara.

" Makanya cepet bangun trus mandi dan siap-siap. " Titah mala.

" Tapi kita kan gak bawa baju ganti la, masa ke mall pake baju ini lagi. " Ucap rara.

" Tenang kalau soal itu gak usah khawatir, rakha udah nyiapin banyak baju baru iya kan? " Tanya mala sembari melirik ke arah rakha. Pria ini hanya menggangguk pertanda mengiyakan.

" Widih niat banget lu rak beliin kita baju. " Ucap nara antusias.

" Bukan buat kalian tapi buat mala. " Jawab rakha ketus.

" Gak boleh gitu kha. " Ucap mala dengan sedikit menyenggol lengan rakha.

" Terserah. Cepetan siap-siap, kalau lama gua tinggal. " Ucap rakha seraya melenggang pergi dari kamar tersebut.

" Biasa aja dong, galak amat jadi orang, pengen banget deh geplak pala nya biar gak terlalu sinis kalau lagi ngeliat orang, tatapan nya kayak mau nerkam mangsa, fucek kata gua teh. " Cibir kia.

" Ngeselin banget si kulkas. " Sahut dara.

" Pengen pukul kepala nya pake vas bunga deh, biar ada sedikit benjol-benjol manja nya." Cicit lea.

Gadis Kesayangan Bos MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang