Bab 17

4.5K 306 41
                                    

Rakha dengan perlahan meletakkan tubuh ramping mala di kasur milik nya. Ia mengambil minyak kayu putih dilaci dan segera mendekat kan nya ke hidung mala.

" Ngapain kalian masih disini? " Tanya rakha pada teman-teman nya yang sedari tadi berada di kamar ikut mengantar mala.

" Kita kan cuma pengen liat keadaan mala rak. " Jawab zayyan.

" Sekarang udah kan? Sana keluar! Biar gua yang jaga. " Titah rakha.

" Hilih posesif amat lu. " Sahut farel.

" Yaudah kita keluar dulu, ngeri gua liat tatapan tajam nya. " Ajak afan bergidik ngeri melihat tatapan tajam rakha.

" Awas lu jangan macam-macam sama mala. " Ancam arsya.

" Jangan jadi cowok mesum rak inget kalian belum halal. " Timpal ebi.

" Iya tenang aja, udah sana keluar! " Titah rakha.

" Iyee bentar buset sewot amat lu. " Balas nio.

" Kita keluar kalo ada apa-apa kabarin kita." Ucap zaki seraya melenggang pergi meninggalkan rakha dan mala berdua.

" Duluan rak. " Pamit ebi.

" Hmm. " Jawab rakha singkat.

Setelah teman-teman nya melenggang keluar, rakha terus berusaha menyadarkan mala, ia tak henti mengelus pucuk kepala gadis ini seraya mendekatkan minyak kayu putih ke hidung nya.

" La bangun sayang. " Panggil rakha lembut dengan menepuk pelan pipi mala.

" eunghhh. " Lenguh mala seraya terus mengerjapkan mata guna mengembalikan netra mata nya.

" Uhuk.. Uhuk.. " Gadis itu tiba-tiba terbatuk, lalu dengan sigap rakha mengambil minum dan memberikan nya kepada mala.

" Minum dulu. " Titah rakha.

Mala meminum air yang di berikan oleh rakha dengan hati-hati sampai air tersebut sisa setengah. " Makasih. " Ucap nya.

Rakha menghela nafas lega melihat mala sudah sadar dan baik-baik saja. " Maaf? Apa ada yang sakit? " Tanya rakha dengan menatap lekat mata gadis di hadapan nya.

Mala menggeleng pelan dengan wajah menunduk tak ada niatan untuk menjawab pertanyaan rakha. " Sudah saya bilang, kalo sedang berbicara dengan saya jangan menunduk mala. " Ucap rakha dengan mengangkat dagu mala menggunakan telunjuk nya.

Pandangan mereka saling bertemu dan menatap lama, lalu beberapa detik kemudian rakha menarik tubuh ramping gadis itu ke dalam dekapan nya memeluk dengan sangat erat. " Maaf kalo saya membuat kamu takut tadi. " Ucap rakha dengan terus mengerat kan pelukan nya, ia kini merasa bersalah karena telah membuat gadis ini ketakutan sampai ia tak sadar kan diri tadi.

Mendapatkan perlakuan seperti itu mala diam dan tertegun ia tak ada niatan untuk melawan karena diri nya sendiri pun merasa nyaman berada dalam pelukan hangat pria di hadapan nya ini.

" Sekali lagi maaf mala. " Lirih rakha setelah itu ia melepaskan pelukan nya menatap lekat-lekat wajah gadis di hadapan nya dengan wajah merasa bersalah. Ketika rakha ingin memegang bahu mala tiba-tiba..

" Sshhh sakit. " Lirih mala mengusap pelan bahu nya.

Rakha menyerngit kan dahi keheranan sebab ia merasa diri nya tidak terlalu kuat memegang bahu mala lantas mengapa gadis itu meringis kesakitan.

" Kenapa? " Tanya rakha pelan dengan terus menatap wajah mala.

" Sakit. " Jawab mala lirih.

Rakha menaik kan satu alis nya, ia di buat bingung oleh sikap mala dan ia tidak tau apa yang terjadi sampai gadis ini kesakitan. Atensi rakha tak lama teralihkan kala melihat bagian leher mala kulit nya kemerahan seperti sudah terkena sesuatu yang panas.

Gadis Kesayangan Bos MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang