Bab 24

3.3K 271 60
                                    

Nio yang geram karena rakha dan aksa belum berhenti berkelahi, akhir nya memberanikan diri datang menghampiri dengan menyiram keduanya mengunakan air minum yang tersedia di tas nya.

Byurr....

" Berenti anjing! Liat keadaan mala gara-gara kalian berdua dia luka! " Bentak nio membuat kesadaran keduanya kembali. Mereka terduduk dengan nafas memburu.

" Kalau mau berantem jangan sampai nyakitin orang! " Sentak zaki.

Rakha dan aksa terkejut melihat keadaan lutut mala yang mengeluarkan banyak darah serta sedang menangis tersedu-sedu di pelukan arsya. Dengan segera mereka berlari menghampiri mala.

" Maafin gua la, gua benar-benar gak sengaja. " Ucap aksa berusaha memegang tangan mala.

" Jangan berani pegang dia! " Bentak rara. 

" Kalian kayak bocah tau gak, berantem gak jelas! " Timpal ebi.

" Sorry gua beneran kesulut emosi. " Ucap rakha merasa bersalah.

" La maafin saya. " Lirih rakha ingin memegang rambut mala namun gadis ini malah menghindar dan semakin mengerat kan pelukan nya kepada arsya.

" Jangan pegang-pegang! " Ucap mala menjauhi sentuhan tangan rakha.

" Sya biarin gua tenangin mala. " Ucap rakha kepada arsya. Ketika arsya ingin melepaskan pelukan nya, mala malah mencegah dan terus memeluk tubuh arsya. " Jangan lepasin. " Lirih mala.

" Sayang saya bener-bener gak sengaja tadi. " Bujuk rakha.

" Kerjaan nya emosi terus sih, nyakitin orang kan jadinya. " Cibir aletta.

" Mala gua minta maaf, gua nyesel. " Lirih aksa.

" Lu sih nurutin terus emosi jadi kepancing kan. " Sahut farel.

Aksa dan rakha hanya menunduk diam merasa benar-benar bersalah terhadap mala.

" Lu mancing emosi gua. " Sentak rakha pada Aksa.

" Kok jadi gua, lu yang mulai duluan. " Balas Aksa tak terima.

Kedua nya sudah seperti bensin bertemu api mereka malah ribut dan melanjutkan pertengkaran tadi.

Bugh.. Bugh..

Pukul memukul kembali mereka lakukan sudah seperti orang kesetanan tak kenal lelah meski tubuh keduanya agak sempoyongan.

" Haduhh tuh bocah benar-benar ya. " Teriak zaki.

" Cepet pisahin woy. " Teriak kia.

" Tuhan tu orang gak cape apa ribut terus." Gerutu dara.

" Ini mah harus manggil gus syamsudin buat ngeruqiah dua-duanya. " Cibir lea.

" Astaghfirullah kamu ini berdosa sekali solimi! " Sahut nara.

" Gua mau pulang sya. " Lirih mala menatap kepada arsya.

Arsya membalas tatapan tersebut, jantung nya kini benar-benar sudah berdetak kencang, arsya akui kecantikan gadis ini bertambah berkali-kali lipat jika melihat dengan posisi sangat dekat seperti ini. " Cantik memang sangat cantik! Mata lu indah banget la. " Monolog arsya dalam hati tak sadar ia malah melamun.

" Sya mau pulang. " Ucap mala dengan sedikit mengguncang lengan arsya sehingga membuat lamunan nya buyar seketika.

" Eh iya mau gua anter? " Tanya arsya.

Mala menggeleng menolak ajakan arsya.

" Ayo kita anter la. " Ucap teman-teman mala serempak.

" Gausah gua sendiri aja. " Tolak mala dengan cepat berdiri dengan kaki sedikit tertatih berjalan menghampiri aksa dan rakha.

Gadis Kesayangan Bos MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang