Bab 20

4.9K 343 40
                                    

Di taman belakang kampus gadis cantik ini menangis tersedu-sedu. Emosi nya benar-benar tak bisa ia kontrol bahkan mood nya sudah rusak sedari tadi, pikiran nya kacau, otak nya pun berisik.

Hiks...

" Kenapa jadi gini si. " Lirih nya seraya terus menumpahkan bulir air mata.

" Kenapa gua gak bisa nahan emosi? Kasian aulia yang jadi sasaran nya, meskipun ini karena ulah dia sendiri." Ujar mala pelan sedikit merasa bersalah karena ia tak bisa menahan emosi yang tentu bisa membahayakan orang." Kalau aja gua gak inget sama papa mama, aulia bakal habis mati konyol tadi. " Ucap nya dengan nada parau.

" Arghttttt Anjing! Mala bodoh, lu hampir bunuh orang." Teriak mala sejadi-jadinya tak henti, tubuh nya bergetar seraya memukul-mukul kepala nya sendiri.

Rakha yang melihat mala berbuat seperti itu sontak terkejut dan berlari menghampiri gadis itu untuk menghentikan aksi nya ini.

" Hei stop! Jangan kayak gini. " Ujar rakha dengan merengkuh tubuh gadis ini ke dalam dekapan nya dan memindahkan tubuh langsing mala ke pangkuan nya.

" Apasih lepas! Gua lagi pengen sendiri! Tinggalin gua sendiri. " Sentak mala meraung-raung dalam pelukan rakha. Pria ini terus mengeratkan pelukan nya berusaha menenangkan amarah gadis nya.

" Gua pengen hidup tenang sekali aja bisa gak sih? Masalah datang bertubi-tubi seakan gak ngebiarin gua buat istirahat dulu, kepala gua berisik banget. Gua capek hidup gini terus, gua pengen mati aja. " Cecar mala dengan memukul-mukul dada rakha. Rakha hanya diam hatinya sesak ikut merasa sakit melihat mala menangis seperti ini.

" Suttt please do not talk like that! " Ucap rakha seraya terus mengusap lembut punggung mala.

" Kenapa tuhan gak sekalian aja ngambil gua? capek banget hidup penuh tekanan dari sana-sini. Kenapa tuhan gak ngebiarin gua buat bernafas lega dulu sih? Setelah dia ngambil kedua orang tua gua, gua disiksa keluarga angkat, sekarang muncul lagi orang-orang iri yang kerjaan nya nyari ribut terus. Capek kha capek. " Ucap mala dengan tubuh yang sudah bergetar hebat.

" La tuhan tahu kamu bisa ngadepin nya. Ucap rakha lembut berusaha menenangkan. 

" Gua gak kuat kha! " Ucap mala lirih.

" Pasti kuat! Kamu orang terkuat yang pernah saya kenal." Ujar rakha memberi semangat.

" Gua sendiri. Bahkan orang tua gua juga pergi ninggalin gua, mereka pergi tanpa pamit dan permisi, katanya mereka mau nemenin gua terus sampe jadi orang hebat tapi mana? Semua cuma angan belaka." Lirih mala.

" Kamu gak sendiri. Kamu masih punya saya yang selalu ada dan siap mendengar kan semua curhatan-curhatan kamu. Jangan pernah ngerasa sendiri sayang. Perihal kepergian kedua orang tua kamu itu sudah kehendak dan takdir tuhan, manusia hanya bisa berencana tapi tuhan yang punya kuasa untuk merealisasikan nya. Ucap rakha dengan mengecup lembut rambut mala.

" Kapan kebahagiaan gua datang? " Tanya mala pelan.

" Secepat nya! Tuhan sudah siap kan lebih banyak kebahagiaan! Berkali-kali lipat jumlah nya, jangan khawatir janji tuhan pasti akan tepat sasaran, hanya saja terkadang manusia salah mengartikan pemberian nya sehingga mereka kecewa saat keinginan tersebut tak di kabulkan, padahal tuhan lebih tau apa yang hamba nya butuhkan, ia hanya perlu waktu dan keadaan yang tepat untuk mengabulkan, di samping itu tuhan juga ingin melihat kerja keras serta siapa yang bersungguh-sungguh ingin mendapatkan sesuatu hal yang diinginkan itu. Selalu berfikir hal positif dan berperilaku baik karena afirmasi yang baik akan mewujudkan hal-hal yang baik juga. " Jawab rakha.

" Capek, boleh nyerah aja gak? " Tanya mala lagi.

" Capek boleh, lelah boleh, bosan boleh, terpuruk boleh, tapi kalau nyerah jangan! " Jawab rakha.

Gadis Kesayangan Bos MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang