Bab 37

4.1K 319 42
                                    

Matahari telah terbenam sempurna, hari pun kini sudah mulai memasuki malam kedua insan ini akhirnya sampai juga di pekarangan rumah milik gadis pemilik mata karamel itu. Rakha kembali menggendong tubuh mala memasuki rumah nya ia tak membiarkan gadis ini untuk berjalan di karenakan lantai yang basah dan kotor akibat guyuran hujan yang baru saja reda.

" Kha aku bisa jalan sendiri, gak usah di gendong nanti kamu capek, dari kemarin kamu nemenin aku di rumah sakit, aku takut kamu sakit karena kecapean jagain aku." Ucap mala yang kini tangan nya di kalung kan di leher rakha.

" Aku gak pernah merasa capek untuk selalu jagain kamu mala, jangan merasa gak enak karena hal ini. Aku rela ngelakuin hal apapun demi kamu, kalau semisal nyawa taruhan nya pun pasti akan aku berikan." Balas rakha dengan tersenyum manis.

" Jangan ngomong gitu kha, aku cuman gak mau ngerepotin kamu terus, aku takut kamu sakit karena kurang istirahat." Ucap mala.

" Aku gak ngerasa di repotin sama kamu sayang, malahan aku seneng banget bisa jagain kamu, ini semua juga terjadi gara-gara aku, kamu jadi harus masuk rumah sakit gara-gara aku gak bisa kontrol emosi kemarin, sekali lagi maaf ya? " Ucap rakha dengan menatap mata mala dalam-dalam, ia meletakkan tubuh ramping itu di sofa ruang tamu.

" Lupain aja kejadian kemarin, itu bukan salah kamu kha, aku nya aja yang lemah, dikit-dikit masuk rumah sakit." Ucap mala dengan sedikit terkekeh.

" Aku gak suka liat kamu ngerendahin diri sendiri kayak gitu, tolong jangan ngomong gitu lagi ya la? Kamu gak lemah sayang, emang aku aja kemarin yang buat kondisi kamu makin buruk." Pinta rakha dengan tatapan mata yang sudah serius.

" Kamu gak perlu merasa bersalah gitu kha, lagian apa yang aku omongin emang fakta kan? " Ujar mala dengan membalas tatapan tersebut.

" Sutt pokonya aku gak mau denger ucapan kamu yang ngerendahin diri sendiri kayak gitu, aku gak suka." Ucap rakha dengan mengelus bahu mala.

Mala menghela nafas panjang seraya menganggukkan kepala pertanda mengiyakan.

" Kamu pasti capek karena seharian harus jagain aku, mau minum apa? Biar aku buatin itung-itung tanda terimakasih." Tanya mala.

" Aku gak haus la, tapi kamu mau tau gak apa cara ampuh buat ngilangin rasa capek aku? " Ucap rakha kembali bertanya.

" Apa? Biar aku buatin nanti, atau kamu mau aku bikinin makanan? Capcay? Spagetti?" Jawab mala yang kini kembali melempar pertanyaan.

" Bukan itu yang aku mau la." Balas rakha.

" Yaudah kamu mau nya apa sekarang? " Tanya mala.

Grepp

Tanpa aba-aba rakha menarik tubuh mala kedalam dekapan nya, mala sedikit terkejut tapi ia tak menolak nya, pria ini kini menyembunyikan wajah nya di ceruk leher gadis ini, mata nya terpejam menghirup aroma khas bunga mawar yang entah mengapa menjadi ciri khas yang mala miliki, tangan nya tak tinggal diam terus mengelus lembut punggung mala, pelukan tersebut semakin lama semakin erat karena dengan pelukan tersebut rasa lelah yang di miliki rakha seketika menghilang dan di gantikan rasa nyaman yang semakin lama semakin terasa.

" Kha jangan gini, geli." Cicit mala terus menggeliat berusaha meregangkan dekapan tersebut.

" Jangan di lepasin dulu la, aku masih nyaman. Entah kenapa kalau aku meluk kamu rasa capek aku hilang seketika." Ucap rakha yang masih saja memper erat pelukan nya.

" Iya aku ngerti, tapi jangan kenceng banget gini dong meluk nya. Aku engap, lama-lama sesek nafas kalau kamu makin eratin terus pelukan nya." Jawab mala.

Gadis Kesayangan Bos MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang