Bab 36

4K 303 50
                                    

Jari jemari mala perlahan-lahan bergerak menandakan kesadaran nya sedikit demi sedikit akan kembali, tak lama mata indah itu mulai terbuka, gadis ini terus mengerjapkan mata nya guna mengembalikan fokus setelah itu ia mengedarkan pandangan dilihat nya sosok pria tampan tengah tertidur lelap di samping hospital bed nya, seperti nya pria ini kelelahan kala menunggu mala tersadar dari pingsan nya. Perlahan tangan nya mulai terangkat mengelus lembut rambut rakha, pergerakan yang dilakukan mala membuat rakha terjaga dari tidur nya, mata nya berbinar kala melihat mala sudah tersadar dari pingsan nya.

" Kamu udah sadar la? Apa ada yang sakit? " Tanya rakha dengan mimik wajah penuh kekhawatiran seraya memegang lembut tangan mala.

Mala hanya membalas dengan gelengan kepala, pandangan mala tak lepas dari wajah tampan pria di hadapan nya.

" Maaf? Maaf gara-gara aku kamu jadi kayak gini." Ucap rakha dengan menghambur kepelukan mala yang masih tertegun dengan perilaku rakha yang tiba-tiba memeluk nya seperti ini.

" Kamu boleh pukul aku sepuas nya, tapi tolong maafin aku, dan jangan putusin aku la, aku gak mau hubungan kita berakhir gitu aja, aku sayang sama kamu jangan tinggalin aku, aku minta maaf." Ucap rakha bertubi-tubi dengan pelukan yang semakin mengerat.

Mala hanya bisa diam, kali ini dia juga bingung harus bersikap bagaimana kepada rakha, di satu sisi ia merasa kasian pada rakha yang terus memohon seperti ini kepada nya di sisi lain mala tak mau kalau harus membahayakan keselamatan rakha dan keluarga nya jikalau mala masih terus berada di sisi rakha. Mala masih teringat akan ancaman dari seseorang yang beberapa hari ini terus mengancam dan meneror nya.

" La aku mohon jangan putusin aku." Lirih rakha pelan dengan air mata yang sudah mengalir di pipi nya membuat baju mala kini sedikit basah. Ada apa dengan pria ini? Segitu besarkah cinta nya pada mala hingga membuat diri nya menangis seperti ini padahal ia di kenal sebagai sosok yang kejam dan tak punya perasaan namun mengapa jika di hadapan mala dia menunjukkan sisi lemah nya.

" Maafin aku kha, tapi kita gak bisa lanjutin hubungan ini." Jawab mala pelan.

" Kenapa? Aku ada salah sama kamu? Atau sikap aku gak bikin kamu nyaman? Coba ngomong sikap dan perilaku mana yang bikin kamu gak nyaman nya la biar aku bisa perbaiki." Tanya rakha terus menerus dengan pandangan mata tak lepas dari mata mala.

Mala diam tak berani membalas tatapan mata rakha.

" Tatap mata aku la." Ucap rakha dengan mengangkat dagu mala menggunakan telunjuk nya.

" Apa gara-gara aku yang gak bisa tahan emosi maka nya kamu mau putus dari aku? Kalau itu emang alasan kamu, aku akan coba untuk memperbaiki nya la, tapi tolong bantu aku, jangan putusin aku." Mohon rakha dengan wajah yang sudah memelas nya.

" Pokonya hubungan kita cukup sampai disini aja, kamu jangan deket-deket sama aku lagi." Ucap mala pelan.

" Gak mau! Sampai kapan pun aku gak mau putus dari kamu. Mau berulang kali pun kamu minta aku untuk jauhin kamu, aku gak bakal mau." Tolak rakha dengan tatapan nya yang semakin tajam.

" Tolong kha jauhin aku, aku gak pantes buat kamu. Kamu berhak dapat perempuan yang lebih baik dari pada aku dan pasti nya setara sama kamu." Mohon mala dengan tatapan yang sulit diartikan.

" Siapa yang berani bilang begitu ke kamu? Apa itu alasan kamu mutusin aku? La dengerin aku baik-baik, aku cinta banget sama kamu, mau seberapa banyak wanita yang lebih baik dari kamu, aku gak akan mau karena cuman kamu yang aku cinta, hati gak bisa memilih pada siapa dia berlabuh la. Kamu adalah gadis satu-satu nya yang bisa buat aku jatuh cinta sedalam-dalamnya sama kamu, tolong jangan ngomong kayak gitu, kamu layak untuk aku cintai dan kamu bahkan lebih setara dari apapun. Hatiku sudah memilih pemilik nya lantas mengapa aku harus mencari ke lain hati? Sedang kan pemilik nya sudah berada di hadapan ku? " Ucap rakha dengan memegang bahu mala.

Gadis Kesayangan Bos MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang