Bab 53

3.2K 298 82
                                    

Sedari tadi mala sudah gelisah menahan sakit di perut yang kian lama kian menjadi. Gadis ini terus mengcengkram perut nya sendiri, peluh dan keringat terus bercucuran membasahi rambut dan kening nya. Rakha yang melihat nya pun merasa tak tega.

" Masih sakit? " Tanya rakha dengan membelai pipi mala.

Gadis itu membalas hanya dengan anggukan kepala saja, ia terus meringis merasakan perutnya yang seakan ada yang mengobrak-abrik. Air mata meluruh membasahi pipi chubby nya, gadis ini menangis terisak namun seolah tak mau menunjukkan nya kepada rakha, karena ia tak mau membuat rakha khawatir dan terus-terusan merepotkan nya. Padahal tanpa mala menunjukkan nya pun rakha sudah mengetahui nya.

" Sakit banget ya sayang perutnya? " Tanya rakha dengan menepi kan mobil nya.

" Iya hiks! " Jawab mala, tangis nya lolos dari bibir ranum tersebut.

" Tahan ya? Kita pulang ke mansion, nanti aku panggil dokter ahyar buat cek keadaan perut kamu." Ucap rakha seraya mengusap bulir keringat yang membasahi rambut mala.

Rakha dengan segera menancapkan gas dan melesat pergi menuju mansion. Pria ini tak mungkin membiarkan mala pulang ke rumah nya, jadi ia berinisiatif membawa pulang ke mansion, sebab jika di mansion rakha jadi lebih bebas dan leluasa untuk menjaga dan mengetahui kondisi mala.

Setengah jam di perjalanan, rakha memasukki halaman mansion dan memarkirkan mobil nya sembarangan. Tak mau membuang waktu, ia menggendong tubuh mala dan berlari masuk menuju kamar. Terdapat banyak tanda tanya di benak para pekerja yang menyaksikan kekhawatiran rakha terhadap mala, namun mereka memilih diam dan tak berani mengungkapkan nya karena takut terhadap rakha.

Di kamar, rakha dengan hati-hati meletakkan tubuh mala ke kasur, diri nya sedari tadi bingung harus melakukan apa agar meredakan sakit yang di rasakan oleh gadis ini.

" Kha ss-sakit hiks! " Ucap mala sesegukan dengan menatap mata rakha.

" Perut kamu sakit gara-gara apa? Kamu jajan sembarangan ya? " Tanya rakha khawatir.

" Aku lagi datang bulan kha." Jawab mala yang membuat rakha semakin di landa rasa bingung.

" Hah? Datang bulan? " Kaget rakha yang di balas anggukan kepala oleh mala.

Sebenarnya rakha kurang paham apa itu datang bulan, tapi pria ini tak tinggal diam, ia mencari tau lewat internet apa itu datang bulan dan bagaimana cara meredakan sakit nya. Setelah beberapa menit mencari akhirnya di internet tersebut memberi rekomendasi untuk menempelkan air hangat di perut guna meredakan rasa sakit nya.

Rakha meminta tolong bi ani membawakan semua keperluan yang di butuh kan. Bi ani pun tak lama datang membawakan semua yang rakha perintahkan.

" Aku bantu kompres perut kamu pakai air hangat ya? " Ucap rakha menawarkan.

" I-iya." Jawab mala dengan sesegukan yang belum berhenti.

Rakha menempelkan handuk hangat ke perut mala guna sedikit membantu meredakan sakit yang gadis ini rasakan. Gurat khawatir sedari tadi sudah tercetak jelas di wajah rakha, tangan nya tak henti mengelus lembut rambut mala.

" Maaf." Ucap rakha seraya menempelkan handuk hangat di perut mala.

" Sakit banget ya perut nya? " Tanya rakha yang di balas anggukan oleh mala.

" Maaf ya? Aku gak bisa ngelakuin hal lain selain ini." Ucap rakha merasa bersalah.

" Gak perlu minta maaf, kamu gak salah kha. Makasih ya udah mau bantu aku? Maaf kalau aku ngerepotin kamu terus." Jawab mala seraya memeluk tubuh rakha.

" Aku gak ngerasa di repotin sama kamu la. Jangan sungkan sayang." Ucap rakha dengan mengelus rambut mala.

" Jangan nangis lagi ya? Mata kamu udah sembab banget." Ucap rakha seraya mengusap sisa luruhan air mata yang berada di pipi mala. Pria tampan ini kembali mendekap dan memeluk tubuh mala erat.

Gadis Kesayangan Bos MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang