Bab 26

4.5K 341 56
                                    

Deg...

Mala mematung seketika kala melihat orang orang yang berada di hadapan nya, orang yang selama ini mala hindari tapi entah mengapa tuhan selalu memberikan jalan untuk mempertemukan mereka, ada apa ini kenapa mala seakan tidak di perbolehkan jauh dari pria yang sangat ingin sekali ia jauhi, selalu saja ada cara yang benar-benar di luar dugaan tuhan mempertemukan mereka. Apakah mereka memang benar-benar sudah tuhan takdir kan untuk hidup bersama? Ah sayang nya mala tidak tau juga karena jodoh itu rahasia sang pencipta.

" MALAAA? " Teriak rakha dan teman-teman nya serempak.

" Rakha. " Lirih mala pelan dengan menundukkan kepala.

" Loh kalian sudah saling mengenal? " Tanya melitha tak kalah terkejut nya.

" Eum b-bunda mala pamit pulang duluan ya? Mala ada urusan mendadak." Ucap gugup mala yang dengan cepat ingin pergi meninggalkan ruang makan tersebut.

" Eh mau kemana? Makan dulu sayang. " Ucap melitha dengan mencekal pergelangan tangan mala.

" Mala masih kenyang bun, mala pulang aja ya? " Ucap mala menunduk tak berani menatap wajah rakha yang sedari tadi menatap nya dengan tatapan yang sangat sulit di artikan, mata elang nan tajam tersebut terus menusuk mata caramel nya.

" Loh jangan gitu dong kamu kan udah bantuin bunda masak, masa mau pulang langsung gitu aja, lagian di luar juga hujan deras, bunda takut kamu sakit nanti nya. " Ujar melitha.

" T-tapi ---

" Udah sayang ayo ikut makan malam bersama." Ajak melitha dengan menggandeng lembut pergelangan tangan mala dan mendudukkan nya di kursi tepat sebelah rakha.

" Ekhem kita ketemu lagi sayang, sudah saya bilang kamu tidak akan bisa jauh dari saya mala, seperti nya tuhan memang menakdirkan kita untuk bersama bukti nya sekeras apapun kamu menghindari saya tapi tetap saja kita di pertemukan, bahkan semesta pun seolah mendukung. " Ucap rakha tepat di telinga mala yang mampu membuat bulu kuduk nya merinding sempurna.

" Damn! I have to meet this annoying guy again. " Monolog mala dalam hati.

Situasi ini benar-benar membuat mala tak tenang, kecemasan nya bertambah berkali-kali lipat, sekarang keringat juga mulai membasahi dahi nya padahal cuaca sedang hujan tapi entah mengapa tubuh nya malah terasa panas, mungkin karena efek kegelisahan yang amat gadis ini rasakan.

Akhirnya mereka memakan makanan dengan lahap tanpa ada yang berbicara atau mengobrol sampai makanan tersebut habis. Hanya ada suara sendok dan garpu saja yang saling bersahutan.

" Alhamdulillah papa udah selesai. " Ucap bara membuka pembicaraan.

" Masakan nya enak banget bun. " Celetuk afan.

" Bunda the best pokoknya. " Sahut arsya.

" Iya apalagi capcay sama ayam goreng nya bener-bener mantul. Papa suka banget." Sambung bara.

" Capcay nya rakha kasih bintang 1000, enak banget bahkan rasanya lebih enak dari biasa nya." Ujar rakha senang.

" Alhamdulillah kalau kalian suka. Kalian harus tau yang masak capcay dan ayam goreng yang lezat ini mala loh pah. " Ujar melitha.

" Oh yaa? Masakan nya lezat sekali, tak kalah dari resto-resto yang sering papa kunjungi. " Jawab bara.

" Cocok buat di jadiin calon mantu ya pah? " Ucap melitha yang sukses membuat mala malu menahan salting.

" Iya betul sekali. Gimana mas? " Tanya bara tersenyum seraya menyenggol lengan rakha. Hal itu sukses membuat rakha merasa senang bukan main, namun ia berusaha tetap terlihat santai dan biasa saja.

Gadis Kesayangan Bos MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang