Bab 67

3.9K 370 105
                                    

Di lorong kampus yang lumayan sepi. Mala berjalan melangkah kan kaki nya menuju kelas. Gadis itu sengaja berangkat ke kampus lebih awal sekali karena tak mau jika harus bertemu dan bersitatap dengan rakha. Jujur ia masih sangat takut, kejadian kelam yang menimpa nya beberapa waktu lalu, menyisakan trauma besar yang entah kapan bisa hilang. Selama berada di mansion saja dirinya sangat was-was, takut-takut rakha datang dan menyakiti nya lagi.

Gadis itu seberusaha mungkin untuk menghindari rakha, terhitung sudah sebulan berlalu dia menjauhi rakha. Ia bahkan tidak memberikan sedikit celah untuk pria itu menemui diri nya. Sudah berbagai cara dilakukan rakha agar bisa menjelaskan kejadian sesungguhnya pada mala. Tapi gadis itu seolah menutup mata dan telinga nya, ia benar-benar tidak ingin mendengar kan penjelasan rakha sama sekali. Tak terhitung berapa banyak usaha dan ucapan permohonan rakha untuk meminta maaf pada nya. Pria itu setiap hari selalu membujuk dan memohon dengan segala macam cara. Mulai dari mengirimi nya bunga setiap pagi yang sengaja di letakan tepat di pintu masuk kamar nya, mengirim beribu chat yang berisi permohonan maaf dan masih banyak lagi.

Nyatanya semua usaha rakha sampai hari ini belum membuahkan hasil. Mala masih bersikukuh pada pendirian nya. Ia tak ingin mendengar penjelasan apapun tentang semua kejadian yang menimpa nya. Bahkan semua anggota The Black Vagos dan Black Angel sudah berusaha untuk membantu rakha, tapi gadis tetap tak mau mendengar kan nya. Lebih tepat nya, belum siap membuka luka pedih itu lagi.

" Gua salah gak ya? Jika terus menjauh dan menghindari rakha? Sudah hampir sebulan gua terus menghindar dari rakha. Bahkan gua gak ngasih kesempatan dia buat jelasin semua nya. Jujur gua masih takut ketemu dia. Rasa nya setiap kali liat wajah nya, kejadian buruk itu terus berputar-putar seperti kaset rusak di otak gua. Apa gua coba buat dengerin dulu penjelasan dia ya? Tau ah pusing." Ucap mala pelan di sela-sela langkah nya. Gadis itu berjalan sembari melamun dan memikirkan hal tersebut.

" Mala! " Panggil seseorang dari belakang yang membuat lamunan mala seketika buyar. Gadis itu menoleh ke arah sumber suara.

" Pak firman? " Pekik mala kaget.

" Sedang apa kamu disini? " Tanya pak firman seraya berlari menghampiri tubuh mala.

" Saya lagi jalan mau ke kelas pak." Jawab mala dengan sedikit tersenyum.

" Tugas yang saya beri minggu lalu sudah di kerjakan? " Tanya pak firman dengan memberi tatapan yang sulit di artikan.

" Sudah pak. Kira-kira pengumpulan nya kapan? " Jawab mala sembari melemparkan pertanyaan.

" Setelah selesai kelas, saya tunggu di ruang dosen. Jangan lupa beri tau teman-teman kelas mu yang lain." Balas pak firman dengan tersenyum manis.

" Baik pak. Kalau gitu saya permisi mau ke kelas ya? " Pamit mala seraya ingin melenggang pergi dari sana.

" Tunggu." Cegah pak firman seraya mencekal pergelangan tangan mala.

" Ada apa ya pak? " Tanya mala dengan melepaskan cekalan tangan pak firman dari pergelangan tangan nya. Mala mulai merasa risih melihat tatapan dan gerak gerik yang di tunjukkan pak firman pada nya.

" Saya boleh bertanya sesuatu sama kamu? " Tanya pak firman.

" Mau tanya apa pak? " Ucap mala dengan kembali melemparkan pertanyaan.

" Maaf jika pertanyaan saya mengganggu privasi mu. Kamu sudah punya pacar? " Tanya pak firman.

" Sudah pak." Jawab mala spontan karena merasa sudah sangat risih.

Jawaban dari mala membuat raut wajah pak firman berubah masam. Sorot mata nya pun kian menajam, membuat mala agak sedikit ngeri karena posisi lorong tersebut sepi.

Gadis Kesayangan Bos MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang