Bab 64

4K 356 225
                                    

Mereka melayangkan berbagai macam pukulan pada pria ini, hingga tubuh nya tersungkur dengan hidung dan sudut bibir mengeluarkan darah segar. Papa bara dan bunda melitha terkejut seraya terus berusaha melerai pertikaian tersebut.

" Stop! Ngapain jadi pada berantem kayak gitu? " Tanya bunda melitha keheranan.

" Apa yang terjadi? " Tanya papa bara terkejut.

" Kalian pada kenapa sih anjing? Gua baru datang bukan nya di sambut dengan baik malah di pukulin kayak gini? " Sentak nya dengan mengelap sedikit darah dari sudut bibir nya.

" Setelah semua yang sudah lu lakukan ke mala, masih bisa lu nanya kayak gitu? " Jawab arsya dengan mencengkram kemeja pria itu dengan sangat erat.

" Dimana rasa malu lu sebagai laki-laki? Perbuatan lu beberapa waktu lalu tuh emang udah kelewatan! " Ujar nio dengan tangan mengepal kuat.

" Maksud kalian apasih? Gua bener-bener gak ngerti." Tanya nya dengan mimik wajah penuh tanda tanya.

" Gak usah pura-pura lupa! Gua tau lu gak pikun!" Jawab afan dengan menatap penuh amarah.

" Kurang puas lu siksa mala sampe masuk rumah sakit seminggu hah? Gara-gara perbuatan biadab lu, mala harus mempertaruhkan antara hidup dan mati! " Ketus farel dengan amarah yang menggebu-gebu.

" Apa?! Mala masuk rumah sakit? " Kaget nya dengan mulut ternganga.

" Cih! Sok pura-pura kaget! Padahal mala masuk rumah sakit gara-gara lu sialan! " Cibir ebi dengan memutar bola mata nya malas.

" Maksud kalian apa sih?! Gua beneran gak paham! " Jawab nya dengan kebingungan yang menyeruak di kepala.

" Apa dengan buat mala masuk rumah sakit gak bikin lu puas? Sekarang lu bawa mala kemana? " Tanya zayyan dengan kembali melayang pukulan ke wajah pria itu.

Bughh!

" Apasih?! Gua gak bawa mala kemana-mana. Gua aja baru pulang hari ini." Jawab nya.

" Jangan bohong lu bangsat! " Sentak mereka serempak.

Anggota inti The Black Vagos sebenarnya ingin kembali menghujani pria itu dengan pukulan sebagai bentuk rasa kecewa dan pembalasan. Tapi bunda melitha dan papa bara dengan sekuat tenaga menghalangi nya.

" Berenti! Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Sampai-sampai kalian ribut seperti ini? " Tanya bara membentak yang membuat semua nya terdiam sejenak.

" Kita ngelakuin ini bukan tanpa alasan pah! Papa tanya deh sama anak kesayangan papa. Apa yang udah dia lakukan kepada istrinya." Jawab zaki geram.

" Kamu ngelakuin apa son? Sampai buat mereka semarah ini sama kamu?" Tanya bara pada putra nya.

" Rakha juga gak tau pah. Rakha ngerasa gak berbuat kesalahan apa-apa sama mereka." Jawab nya. Iya benar, pria itu adalah rakha yang baru saja pulang dari luar kota setelah menyelesaikan perjalanan bisnis nya.

" Gua bilang gak usah pura-pura gak tau bangsat! Lu bawa mala kemana? " Sentak arsya dengan kembali mencengkram kerah kemeja rakha dan ingin melayang kan pukulan, tapi di tahan papa bara.

" Eh udah stop! Mending kita diskusikan masalah nya bersama-sama." Lerai bara dengan menahan pergelangan tangan arsya.

" Banci lu! " Cibir arsya dengan melepaskan cengkraman nya secara kasar.

" Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Sampai kalian sebegitu marah nya sama rakha? " Tanya bunda melitha penasaran.

" Bunda harus tau. Rakha udah siksa mala sampai masuk rumah sakit seminggu. Kondisi nya kritis, ia kehilangan banyak darah akibat siksaan yang rakha berikan pada nya." Jawab ebi yang membuat bunda melitha, papa bara dan rakha membulat kan mata tak percaya.

Gadis Kesayangan Bos MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang