Bab 42

3.5K 330 62
                                    

" Awss." Ringis mala memegangi kaki nya yang kini mengalir darah segar yang cukup deras, semua orang disana kaget di buat nya mereka reflek berlari menghampiri mala termasuk rakha yang langsung memeriksa kondisi kaki mala.

" Mampus! Rasain lu! Suruh siapa berani rebut rakha dari gua! Sakit kan jadi nya! " Kekeh anita di dalam hati nya seraya tersenyum penuh kemenangan.

" Yaampun non bibi minta maaf, bibi gak sengaja." Mohon bi ani merasa bersalah.

" Gapapa bi, mala tau bibi gak sengaja, jangan merasa bersalah kayak gitu." Jawab mala menenangkan.

" Ups! Berdarah! Maaf aku gak sengaja nyenggol bi ani." Ucap anita tak merasa bersalah hingga membuat emosi rakha memuncak.

" Lu bisa gak sih jangan ceroboh jadi orang! Kecerobohan lu kaki mala jadi luka bangsat! Mending kalau gak ada keperluan lagi lu pergi deh dari sini! Muak banget liat tingkah lu yang gak masuk akal itu! " Bentak rakha dengan suara berat nya, aura nya kini benar-benar berbeda.

" Tapi rak sumpah aku beneran gak....

" Pergi anjing! Sebelum gua patahin tangan lu! " Bentak rakha mengusir membuat nyali anita menciut sempurna. Bunda melitha yang panik reflek meminta para bodyguard untuk membawa anita keluar sebelum emosi rakha semakin memuncak karena kalau hal itu sampai terjadi siapapun tak akan bisa mengendalikan nya.

" Kamu mending pulang sekarang! " Titah melitha dengan wajah yang sudah panik nya.

" Anter dia pak! " Titah melitha yang di angguki para bodyguard setelah itu dengan paksa mereka menyeret tubuh anita keluar dari mansion.

" Sabar mas tahan emosi kamu." Ucap melitha menenangkan dengan mengelus dada rakha.

" Cewek anjing! Gua bunuh lu! " Teriak rakha dengan membanting barang yang berada di sekitar nya.

" Bos sabar bos." Ucap nio panik.

" Gara-gara cewek sialan itu mala jadi luka arghhh." Teriak rakha dengan mengacak-acak rambut nya.

" Sabar sayang, tolong tahan emosi kamu, dari pada kamu marah-marah kayak gini mending kita fokus obatin luka nya aja." Ucap melitha dengan mengelus punggung rakha.

" Tapi dia udah ngelukain milik rakha bun! Rakha gak terima." Jawab rakha dengan nafas yang memburu.

" Bunda tau sayang kamu pasti marah banget, tapi udah ya? Jangan biarin emosi nguasain diri kamu, tenang tarik nafas dalam-dalam biar gak makin kacau." Balas lembut melitha yang terus menenangkan.

" Ck! Kenapa bunda gak biarin rakha buat bun--

" Kha udah kha. Jangan marah-marah depan bunda melitha! Aku gak suka kamu bersikap kayak gitu cuma gara-gara aku! " Ucap mala memotong pembicaraan yang membuat emosi rakha seketika mereda, pria ini kini kembali menghampiri mala, ia menahan aliran darah tersebut menggunakan kain, seperti nya luka di kaki mala terlalu dalam hingga membuat darah mengalir tak henti hingga mengenai baju rakha dan berceceran di lantai.

" Ke rumah sakit ya? " Tanya rakha dengan gurat wajah khawatir yang tercetak jelas di wajah nya.

" Gak perlu, ini cuma luka kecil kha." Jawab mala.

Gadis Kesayangan Bos MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang