Bab 4

5.3K 280 10
                                    

Rakha berniat untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum menghampiri mala, karena tidak mungkin ia menemui gadis itu dengan keadaan kacau seperti ini. Bisa-bisa mala akan berteriak ketakutan karena melihat banyak nya noda darah yang menempel di baju nya.

Lima belas menit kemudian, setelah tubuh rakha sudah bersih dan wangi. Ia bergegas keluar dari kamar nya untuk menghampiri mala.

" Bagaimana keadaan gadis saya? Apa dia sudah sadar? " Tanya rakha kepada pada ajudan nya. 

" Nona baik-baik saja tuan, namun dia sampai sekarang masih belum tersadar. " Jawab para ajudan dengan wajah menunduk.

Ceklek!

Rakha membuka pintu kamar mala. Pria tampan itu berjalan masuk dan mendekati tubuh mala yang masih setia memejamkan mata nya.

" Kenapa dia belum bangun juga? " Monolog rakha dalam hati. 

Rakha mendudukkan dirinya tepat di samping tempat tidur mala. Tangan nya mengusap lembut rambut dan pipi mala seraya terus menatap lekat-lekat wajah teduh milik gadis cantik ini.

" Cantik! " Cicit rakha pelan, ia sungguh merasa kagum.

" Hei? Bangun yuk? " Ucap rakha sambil menepuk-nepuk pelan pipi mala. 

" Eunghhhh! " Lenguh mala kala merasa ada yang menepuk-nepuk pipi nya. Gadis itu terus mengerjap kan mata nya.

" K-kamu siapa? Aku ada dimana sekarang? Perasaan tadi aku sedang berada di jalan? Kenapa sekarang bisa disini? Apa yang terjadi? " Tanya mala bertubi-tubi, gadis itu sungguh terkejut saat diri nya tersadar sudah berada di tempat yang begitu asing untuk nya.  

Rakha tersenyum simpul, mata nya terus menatap tajam pada gadis yang tengah kebingungan saat ini.

" Apa tidur mu nyenyak sayang? Bagaimana keadaan mu sekarang? Apa ada yang masih sakit? " Ucap rakha membalikkan pertanyaan. Pria itu dengan sengaja memajukan wajah nya ke hadapan wajah mala. 

Mala terkejut dan reflek memundurkan wajah nya guna menghindari rakha, namun dengan cepat rakha menahan tengkuk leher nya. Mata mereka saling bertemu dan mengunci satu sama lain agak lama, membuat mala merasa ketakutan karena rakha yang terus menatap nya dengan tajam seakan-akan ingin menerkam. 

" K-kamu mau apa? " Tanya mala gugup. 

" Kamu tanya saya mau apa? Saya mau menerkam mu sayang. " Jawab rakha dengan suara berat nya, hal itu sontak membuat bulu kuduk mala berdiri.

" Jangan macam-macam! " Gertak mala dengan gurat wajah yang tercetak jelas bahwa saat ini ia tengah ketakutan setengah mati.

" Kalau satu macam boleh? " Bisik rakha lembut tepat di telinga mala. 

" Jangan kurang ajar! Pergi sana! " Usir mala sambil mendorong kuat tubuh kekar rakha. 

Namun nihil, jelas tenaga rakha pasti lebih kuat dari nya. Bahkan tubuh pria tampan ini tak terdorong sedikit pun.

Rakha terus melayangkan tatapan tajam nya kepada mala yang membuat ketakutan gadis itu semakin bertambah besar, tak lama ia menundukan wajah nya, mata nya mulai berkaca-kaca dan akhirnya mala menangis.

" Hiks! Tolong jangan sakiti aku. " Lirih mala memohon.

" Kenapa menangis? Saya tidak akan menyakiti mu! " Tanya rakha bingung.

Mala masih saja terus menangis dan menundukkan wajah nya tanpa berani menatap ke arah rakha. 

" Jangan menunduk ketika ada orang yang sedang bertanya pada mu sayang! " Titah rakha dengan mengangkat dagu mala menggunakan telunjuk agar mala mau menatap nya. 

Gadis Kesayangan Bos MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang