Suasana di ruang keluarga begitu kacau ketika Cakra tiba di kos pagi itu. Terlihat jelas bahwa semua penghuni kos tidak ada yang tidur membuat Cakra merasa ada teman karena dia semalam juga tidak tidur.
Cakra sengaja pulang ke kos pagi-pagi sekali karena ingin membelikan bubur ayam favoritnya untuk keenam pemuda di rumah dua lantai ini.
Namun, ketika Cakra meletakkan kantung kresek yang berisikan tujuh styrofoam bubur ayam ke atas meja, dia baru menyadari bahwa orang-orang yang ada di ruang keluarga itu hanya lima orang.
"Bang Renja masih tidur? Tumben?" sebuah pertanyaan terlontar begitu saja ketika Cakra menyadari yang tidak ada di sana adalah Renjana.
Cakra duduk di sofa dan menyadari kalau raut wajah mereka terlihat mendung ketika mendengar pertanyaan Cakra.
"Renja nggak pulang, Cak. Dia hilang nggak ada kabar" jelas Hadi dengan suara seraknya karena lelah.
Cakra terdiam ketika mendengar penjelasan Hadi itu. Sebuah hal yang tidak pernah Cakra pikirkan akan Renjana lakukan karena selama ini, Renjana tidak pernah menghilang tanpa kabar. Dia lah yang selalu memberi kabar di grup atau paling tidak, dia akan mengirim pesan pada Hadi atau Mada kalau dia pergi keluar atau tidak bisa pulang ke rumah.
"Ditelpon nomornya nggak aktif. Aneh banget tahu nggak, Cak" sahut Mada yang memijit pangkal hidungnya karena dia sudah pusing sekali dengan hilangnya temannya ini.
"Kita lapor polisi nih?" celetuk Janu yang sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa.
"Lapor aja kak, takutnya kalau kita telat lapor, malah terjadi apa-apa sama Kak Renja" sahut Jiro.
"Jangan dulu, nggak ada gunanya lapor polisi, mereka nggak bakal gerak cepat kalau hilangnya belum 24 jam. Gue minta tolong suruhan bokap aja buat nyariin Renja" ucap Nanda yang sedang mencari keberadaan ponselnya.
"Ponsel gue ke mana dah?" gerutu Nanda karena tidak kunjung menemukan keberadaan ponselnya.
Cakra yang sejak tadi hanya diam menyimak penjelasan kelima penghuni kos ini, tiba-tiba saja teringat dengan pesan yang Satria kirimkan kepadanya. Jantungnya berdegup kencang ketika Satria mengatakan korban begal itu adalah seorang driver ojol dan pekerja kantoran.
Fokus Cakra langsung ke pekerja kantoran itu.
"Nggak mungkin.." gumam Cakra namun didengar oleh Hadi yang memang duduk di samping Cakra.
"Apanya yang nggak mungkin, Cak?" tanya Hadi membuat Cakra menoleh menatap Hadi dengan wajah pias.
"Semalam, Satria ngirim pesan ke gue bang.., dia bilang, dia ngeliat korban begal di depan indoapril. Korbannya pekerja kantoran dan katanya perut dia ditusuk berkali-kali sampai ngeluarin banyak darah..."
Penjelasan Cakra membuat pikiran mereka semua semakin kacau.
"Nggak nggak nggak, pekerja kantoran itu banyak, nggak cuma Renja doang" ucap Janu berusaha menenangkan semua orang yang ada di sana termasuk dirinya sendiri.
"PONSEL GUE MANA?! OH IYA DI MOBIL!"
Nanda langsung berlari keluar rumah untuk mengambil ponselnya yang ia taruh di dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] Teduh
Fanfiction*Lanjutan dari cerita Tempat Untuk Pulang* Tujuh pemuda yang melanjutkan hidup mereka dengan tenang di rumah dua lantai. Namun, namanya hidup, walaupun kita ingin hidup bahagia, tentu saja akan ada cobaan yang menyertai. 1. Mark Lee as Mada Cazim 2...