Chapter 22

682 95 8
                                    

Malam itu, Cakra pulang dalam keadaan kacau.

Cakra pikir, semua penghuni di kos sudah terlelap dan masuk ke alam mimpi masing-masing.

Cakra hanya tidak ingin mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari teman-temannya jika mereka melihat keadaan Cakra serta bau rokok yang sangat kuat dari tubuhnya.

Tetapi, malam itu, entah apa yang terjadi, semua penghuni kos masih terjaga walaupun waktu menunjukkan pukul 2 dinihari.

Mereka semua duduk di sofa ruang keluarga dengan wajah cemas. Tidak ada yang tidur bahkan Jiro pun ada di sana dan terlihat luar biasa khawatir, terlebih Mada yang langsung berjalan menghampiri Cakra dengan raut wajah khawatirnya.

"Dari mana aja lo, Cak?" ucap Mada yang langsung menghembuskan nafas lega ketika melihat Cakra sudah tiba di rumah dalam keadaan baik-baik saja.

Detik itu juga, Cakra baru menyadari bahwa dia tidak memberitahu keberadaannya di grup. Dia sudah bisa menduga kalau teman-temannya ini khawatir dan takut terjadi apa-apa pada Cakra karena tidak biasanya Cakra tidak memberitahu mereka ke mana ia pergi.

Seharusnya, Cakra tahu bahwa mereka semua tidak ingin ada kejadian seperti Renjana lagi.

"Dari kos temen bang. Maaf karena lupa ngasih tahu di grup" ucap Cakra sambil menatap satu per satu teman-temannya itu.

"Lo ngerokok?"

Cakra menatap Hadi yang padahal jarak mereka berdua tidak terlalu dekat. Namun, Hadi mampu mencium bau rokok yang kuat dari Cakra. Menandakan bahwa anak itu menghabiskan banyak batang rokok.

Mada yang mendengar ucapan Hadi pun langsung mengendus Cakra dan mengernyit ketika mencium bau rokok di kaos polos hitam yang Cakra kenakan begitu kuat, bahkan Mada mual ketika mencium bau itu.

"Lo habis ngapain di kos temen lo itu?" sekarang, Nanda yang bertanya dengan wajah seriusnya. Dia menatap lekat Cakra yang tiba-tiba merasa disudutkan oleh teman-temannya itu.

"Kalian semua juga merokok!" seru Cakra dengan suara cukup keras, membuat mereka semua berjengit kaget karena sudah cukup lama mereka tidak melihat Cakra seperti itu.

"Santai, bro. Nanda cuma nanya, kenapa lo ngegas gitu dah?" ucap Janu, dia berusaha tidak terpancing emosi karena Cakra yang tiba-tiba saja kesal kepada mereka.

Cakra yang menyadari bahwa responnya terlalu berlebihan hanya bisa menundukkan kepala dengan kedua tangan terkepal kuat.

Mada yang menyadari bahwa ada yang salah dengan Cakra pun hanya bisa menghela nafas lelah lalu ia menepuk pelan pundak Cakra.

"Udah, mending lo mandi dan ganti baju buat ngilangin bau rokok itu. Kayaknya, lo kuat banget ngerokok hari ini. Saran gue, jangan terlalu berlebihan, Cak. Kasihan paru-paru lo" ucap Mada pada Cakra yang menganggukkan kepalanya.

"Maaf, bang kalo tadi gue bentak lo" ucap Cakra pada Nanda sebelum dia berlalu masuk ke dalam kamar.

Mereka semua memperhatikan Cakra yang masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya. Mereka serentak menghembuskan nafas dengan kuat karena gelagat aneh Cakra.

"Kayaknya, Cakra lagi banyak masalah deh, kak. Soalnya, Satria bilang, kalo Cakra jarang masuk kelas dan suka melamun" ucap Jiro dan hal itu cukup menarik perhatian mereka semua yang ada di ruangan tersebut.

Mada mengusap wajahnya dengan frustasi, dia jadi teringat obrolan dia bersama Cakra di rooftop waktu itu. Dia pernah mengatakan kalau ayahnya terkesan tidak peduli dengan keluh kesahnya selama ia kuliah. Ayahnya justru mengatakan kalau Cakra terlalu berlebihan dan tidak seharusnya mengeluh dengan hal kecil seperti itu.

[FF NCT DREAM] TeduhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang