Chapter 13

760 102 3
                                    

"Maaf ya, bu, Mada beneran nggak bisa pulang karena keadaan Renja kayak gitu, takutnya orang-orang yang ngejar dia bakalan nyariin dia lagi" ucap Mada pada sang ibu.

Mada menelfon ibunya itu untuk memberitahu sang ibu kalau dia tidak bisa pulang ke rumah dan mendatangi acara yang diadakan oleh kakeknya.

Mada sebenarnya berencana ingin mengajak keenam temannya, namun, dia tidak bisa melakukannya ketika salah satu dari mereka dalam keadaan terluka.

Walaupun yang lain tidak mempermasalahkan kalau Mada ingin pulang, namun, Mada tidak ingin melakukannya karena dia merasa tidak tenang meninggalkan keenam temannya disituasi seperti ini.

"Nggak pa pa, Mada. Lagian acaranya diundur sama kakek kamu, ibu juga baru mau ngabarin dan ternyata kamu udah nelfon ibu duluan."

Mada menghembuskan nafas lega ketika mengetahui hal itu. Jadi, dia tidak perlu mendapat kabar kalau orang tuanya disindir bibinya karena datang ke acara tanpa membawa Mada.

"Gimana keadaan Renjana? Kenapa dia bisa babak belur gitu?"

Mada mengatupkan bibirnya.

Sebenarnya, Renjana belum menceritakan secara detail siapa sosok yang menyeretnya dan menghajarnya sampai ada luka lebam di perutnya. Bahkan, tulang rusuk Renjana patah karena ditendang dengan kuat dan anak itu malah tidak sadar kalau dia berlari dalam keadaan patah tulang.

Sepertinya, membawa Renjana ke rumah sakit adalah keputusan yang tepat.

"Renja udah baik-baik aja setelah ditangani sama dokter, bu. Tulang rusuknya patah dan dia harus istirahat total kalau mau cepet sembuh" jelas Mada dan tanpa sadar dia menghela nafas lelah.

"Bener-bener deh, kita nggak dikasih jeda buat bernafas lega sama takdir. Ada aja cobaan yang datang" gumam Mada sambil memperhatikan beberapa pasien di rumah sakit yang menikmati udara segar di taman.

"Namanya juga hidup, Mada. Cobaan itu pasti ada. Kita sebagai manusia harus pandai menghadapi cobaan yang Tuhan berikan kepada hambanya."

Mada terdiam, "Berarti Tuhan itu jahat ya bu?"

"Madaa, mana mungkin Tuhan jahat sama hambanya? Justru cobaan itu ada di dalam hidup supaya kamu bisa memetik hikmah di sana. Ada pelajaran berharga yang bisa kamu dapatkan dari hal yang kurang menyenangkan di hidup kamu."

"Rasanya menyakitkan, tapi, kamu tahu kan? Pelangi datang setelah hujan?"

Mada meresapi kata demi kata yang sang ibu berikan kepada Mada.

Dia pun tersenyum setelah mendapatkan makna dari semua yang ibunya katakan kepadanya.

Mada jadi tidak sabar ingin segera melihat pelangi.

***

Mereka semua tidak ada yang pulang.

Walaupun Renjana mengatakan kalau dia tidak masalah ditinggal sendiri. Tetap saja mereka tidak mau meninggalkan Renjana sendirian.

Lebih tepatnya, Mada ingin mereka semua tetap bersama-sama karena sampai detik ini, mereka tidak tahu siapa yang mengejar Renjana dan juga siapa sosok yang suka berdiri di dekat rumah.

Mada hanya tidak mau ada kejadian buruk lagi di antara mereka.

Mada tidak mau kecolongan lagi.

Yang Renjana ini saja dia merasa jantungnya jatuh dan terjun bebas dari tempatnya.

Sebenarnya, mereka semua ingin mendengar penjelasan dari Renjana.

[FF NCT DREAM] TeduhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang