Chapter 55

632 109 29
                                    

Nanda benar-benar panik setelah dia mendapat kabar dari Pak Reza kalau ayahnya masuk rumah sakit. Setahu Nanda, walaupun umur ayahnya itu tidak lagi muda tetapi dia masih begitu sehat, bahkan tidak terlihat kalau sang ayah sudah berumur.

Nanda langsung masuk ke ruang rawat sang ayah setibanya ia di sana, mendapati sang ayah terbaring lemah di rumah sakit benar-benar membuat hati Nanda terenyuh. Terlebih, dia melihat ada masker oksigen yang menutupi mulut dan hidung ayahnya.

"Kenapa ayah bisa jadi seperti ini, pak?" tanya Nanda ke Pak Reza yang setia berdiri di dekat pintu.

Pak Reza mengatupkan bibirnya.

"Ini semua karena Bayu dan Natasha, bos. Mereka tadi datang ke kantor dan memporak porandakan perusahaan dan mengambil alih perusahaan dari bos besar."

Nanda mengepalkan kedua tangannya ketika ia mendengar penjelasan Pak Reza.

"Berani-beraninya tikus-tikus itu" geram Nanda, dia benar-benar akan menghabisi Bayu dan Natasha setelah semua masalah ini berakhir.

Dua tikus itu mengambil alih perusahaan dengan mudahnya? Nanda yakin ada campur tangan dari pihak lain yang membuat kedua tikus itu dengan percaya dirinya mengambil alih perusahaan ayahnya dan membuat ayahnya terbaring tidak berdaya di rumah sakit.

"Jamal."

Hanya satu orang itu yang bisa membuat Bayu dan Natasha berbuat nekat tanpa takut kalau Nanda akan melawan mereka dan mengambil kembali perusahaan milik ayahnya yang direnggut paksa. Nanda juga yakin, tidak akan ada sanak saudara yang akan membantu Nanda dan ayahnya karena mereka juga sangat menantikan kehancuran ayah dan anak itu.

Nanda menyugar rambutnya ke belakang, dia mendengus tidak percaya bahwa Jamal benar-benar berbuat sejauh ini hanya untuk menghancurkan hidup Nanda.

Sedendam itu kah Jamal kepada Nanda?

"Pak Hasan?" tanya Nanda ke Pak Reza yang mengatupkan bibirnya.

"Tidak ada kabar, bos."

"Bagus! Permainan yang sangat memacu adrenalin!" seru Nanda sambil bertepuk tangan dengan heboh. Pemuda itu tertawa dengan tawa sarkasnya dan setelah tawa itu reda, Nanda mengatupkan bibirnya rapat-rapat dengan sorot mata berubah menjadi tajam.

Kalau ini yang Jamal inginkan. Maka jangan salahkan Nanda jika nanti Nanda akan membalas perbuatan Jamal beribu-ribu kali lipat dari ini.

Nanda berhasil membuat John babak belur dan berakhir dengan dia diasingkan entah di mana oleh ayahnya Nanda. Usaha restorannya ditutup secara paksa dan hidup John langsung hancur dalam semalam.

"Lo pikir, gue nggak bisa bikin hidup lo sengsara kayak John? Gue bahkan bisa bikin hidup lo lebih mengerikan dari pada di neraka, Jamal. Lo tunggu aja pembalasan gue."

***

"Aw!"

Cakra mengaduh karena ada seseorang yang menabrak bahunya ketika ia berjalan masuk ke halaman rumah dua lantai itu. Cakra mengusap bahunya yang terasa sakit, namun setelahnya kedua matanya terbelalak ketika ia menyadari bahwa seseorang yang menabraknya itu adalah Farhan.

Laki-laki itu berlari lalu masuk ke dalam mobil dan membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Tidak lama setelah itu, Cakra mendengar suara langkah kaki yang merupakan langkah kaki milik Zena, Leo, dan Radit. Ketiga nafas laki-laki itu terengah, Cakra juga melihat wajah Leo dan Radit sedikit babak belur yang menandakan kalau mereka bertiga sempat baku hantam dengan Farhan yang entah kenapa bisa berada di rumah dua lantai ini.

[FF NCT DREAM] TeduhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang